Dalam penampilan ini, para peserta diharuskan mengenakan pakaian hitam-hitam khas tradisional sunda yang dikenal dengan nama baju kampret dan kepala yaitu totopong.Â
Cara kerjanya yaitu, satu orang membawa seeng atau tungku nasi dengan gerakan silat. Kemudian peserta yang lain harus bisa menyentuh tungku nasi tersebut. Jika tungku nasi berhasil disentuh, maka peserta yang lain harus merelakan tungku tersebut berpindah tangan. Kemudian ada pendaringan, padaringan adalah wadah makanan pokok seperti beras yang  terbuat dari tanah liat atau tembikar.Â
Padaringan ini memiliki arti bahwa wanita yang sudah menikah yaitu sebagai isteri harus mampu menjadi pedaringan. Artinya, mampu menjadi tempat menyimpan segala macam rezeki yang diperoleh dari suami. Disini sang istri harus mampu membedakan kebutuhan pokok dengan keinginan agar dapat menyimpan penghasilan suami dengan baik.Â
Selain itu sang istri juga harus mampu membelanjakan untuk hal-hal positif dan berguna bagi kebutuhan rumah tangga dengan penuh kontrol, tidak terkesan boros demi menciptakan ekonomi keluarganya nanti yang stabil. K
emudian selanjutnya ada ngabesan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh keluarga mempelai pria untuk mengantarkan mempelai untuk akad. Pihak pria atau besan mendatangi mempelai perempuan dengan sejumlah sanak-saudaranya dan lainnyaÂ
Pada kegiatan ini, segala macem hal dibawa yang berhubungan untuk hantaran kepada mempelai wanita. Seperti makanan, pakaian, perlengkapan dapur, perlengkapan kamar, perlengkapan mandi bahkan sampai perlengkapan dandan. tradisi ini juga  dianggap sangat bagus karena tujuannya untuk membuat kedua belah pihak lebih jauh saling -mengenal dan memperat tali silaturhami di keluarga baru antara pihak besan dan perempuan.
Dalam era modern ini, pakaian adat pernikahan Karawang tetap menjadi bagian integral dari pernikahan. Meskipun mungkin mengalami inovasi dalam desain dan pemilihan warna, nilai-nilai dan makna tradisional tetap dijunjung tinggi. Pakaian adat Karawang tetap menjadi lambang kebesaran budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.Â
Pakaian adat pernikahan Karawang bukan hanya penanda status pernikahan, tetapi juga sebuah perwujudan dari kekayaan budaya dan tradisi yang mengakar kuat dalam masyarakat setempat.Â
Melalui pakaian adat ini, setiap pernikahan di Karawang menjadi sebuah perayaan yang mempersatukan nilai-nilai lama dan keindahan masa kini. Sebuah persembahan indah yang merayakan kebesaran dan keharmonisan dalam pernikahan tradisional Karawang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H