Sebagai perbandingan, berikut ini diuraikan dua ideologi lain, yaitu ideologi liberalisme dan komunisme.
1. Liberalisme
Pada intinya ajaran liberalisme bertitik tolak dari paham individualisme yang mentitikberatkan pada kebebasan perseorangan atau individu.
Paham demikian ini tidak sesuai dengan pancasila, yang memandang manusia sebagai makhluk individu (pribadi) sekaligus sebagai makhluk sosial.
Oleh sebab itu, pancasila memandang bahwa dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadi dengan kewajibanya terhadap masyarakat.
Selain itu, paham liberalisme menganut paham sekuler, yaitu paham yang memisahkan masalah agama dari urusan Negara dan pemerintahan.
Hal ini juga tidak sesuai dengan pancasila. Yaitu Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Di sini dijelaskan bahwa Negara wajib untuk ikut menciptakan kondisi yang dapat mendorong berkembangnya kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Komunisme
Ajaran komunisme bersifat atheis (anti tuhan dan tidak percaya adanya tuhan). Hal ini bertentangan dengan pancasila, khususnya Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada dasarnya, masyarakat komunis adalah masyarakat dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional. Komunis bersifat internasional dan menolak nasionalisme. Hal ini bertentangan dengan pancasila yang menghendaki nasionalisme yang kuat yang sesuai dengan Sila Ketiga Peratuan Indonesia.
Komunisme membangun Negara berdasarkan kelas (kelompok, golongan). Hal ini bertentangan dengan pancasila yang memandang Negara bukan untuk kelompok atau kelas tertentu, melainkan untuk seluruh rakyat.
Secara ringkas, Heru Santoso dalam bukunya Sari Pendidikan Pancasila menggambarkan perbandingan ideologi-ideologi tersebut sebagai berikut.
Komunisme, (Pancasila), Liberalisme
1. Atheis, (Monotheisme), Sekuler
2. HAM diabaikan, (HAM dilindungi tanpa Melupakan kewajiban asasi), HAM dijunjung secara mutlak
3. Nasionalisme ditolak, (Nasionalisme dijunjung tinggi), Nasionalisme diabaikan
4. Keputusan ditangan Pimpinan partai, (Keputusan melalui musyawarah), Mufakat dan pungutan suara Keputusan melalui voting
5. Dominasi partai, (Tidak ada dominasi), Dominasi mayoritas
6. Tidak ada oposisi, (Ada oposisi dengan alasan), Ada oposisi
7. Tidak ada perbedaan, (Ada perbedaan pendapat), Ada perbedaan pendapat
8. Kepentingan Negara, (Kepentingan seluruh rakyat), Kepentingan mayoritas
Jika melihat perbandingan tersebut, tampak jelas bahwa ideologi pancasila mencerminkan adanya keseimbangan dan keserasian dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa, mulai dari pemimpin sampai rakyatnya, harus mampu memahami, menghayati, mengamalkan, dan mempertahankan ideologi nasional Pancasila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H