Mohon tunggu...
Vania Gita Gunawan
Vania Gita Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - murid

Aspire to inspire before you expired

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Patah Hati Baik untuk Kesehatan Mental?

11 Februari 2023   15:35 Diperbarui: 11 Februari 2023   16:11 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patah hati adalah sebuah metafora untuk menjelaskan sakit emosional yang dirasakan oleh seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai. Cinta bisa tumbuh maupun hilang (mati) seiring berjalannya waktu. Kata "cinta" sendiri berasal dari kata lubhayati yang dalam bahasa Sanskerta berarti "ia menginginkan". 

Roche dalam Krich (1960:283) mendefinisikan "cinta" sebagai perasaan melekat yang sifatnya kuat dan pribadi yang ditimbulkan oleh rasa pengertian atau oleh ikatan kekerabatan; kasih sayang yang berkobar-kobar. Jatuh cinta adalah hal umum yang dialami oleh setiap manusia, terutama seringkali terjadi pada para remaja.

Para remaja umumnya memiliki kisah romansanya versi masing-masing selama SMA. Seringkali pula banyak pernyataan cinta di masa SMA yang tertolak. Seperti “maaf, aku cuma anggap kamu temen aja” (waduh di friendzone) atau “kamu udah aku anggap kayak adik/kakak aku sendiri” (yang ini kakak adik zone). Lantas apa yang terjadi setelah ditolak? Yup, patah hati.

Banyak orang tidak menyadari,  bahwa sebenarnya jatuh cinta merupakan satu paket dengan patah hati. Jatuh cinta bisa berujung pada sebuah hubungan yang berlangsung dengan baik maupun tidak. Jika sebuah percintaan tidak berlangsung dengan baik, hubungan itu akan berakhir (baik putus secara baik-baik saja maupun secara tidak baik-baik saja) dan seseorang akan mengalami putus cinta setelahnya.

Putus cinta atau patah hati setelahnya dapat menimbulkan reaksi yang berbeda-beda setiap orangnya. Ada yang biasa saja, namun banyak juga yang berakhir tragis sampai memerlukan pertolongan kesehatan mental. Patah hati yang dirasakan bisa dalam bentuk perasaan sesak pada dada, sakit perut, rasa kering pada bibir, dan tidak bertenaga. 

Dampak Baik Patah Hati

Namun ternyata, patah hati yang dirasakan juga dapat berdampak baik pada kesehatan mental kita lho. Dampak baik patah hati diantaranya:

1. Adaptasi dan belajar hal baru

Dengan patah hati (bersedih), tubuh kita mengalami proses alami yang akan membantu otak kita untuk beradaptasi pada kenyataan baru dengan cepat. Banyak pelajaran baru yang bisa didapatkan dari pengalaman patah hati ini (tidak selamanya patah hati itu buruk!). 

Semua pembelajaran tersebut didapat tergantung perspektif dan cara kita menanggapi permasalahan tersebut. Misalnya, dengan patah hati dan putus dari sang pacar, kita jadi memiliki waktu luang bermain bersama teman lain (yang mungkin selama ini tidak bisa bermain bersama), menjadi kembali fokus belajar, maupun kembali fokus dan memiliki waktu untuk diri sendiri.

Ketika kita patah hati, kita akan cenderung lebih banyak berpikir dan mempertanyakan banyak hal. Saat patah hati pula, logika dan pemikiran kita mulai kembali terbuka (jika sedang jatuh cinta kemampuan otak kita untuk berpikir secara rasional cenderung menurun). Dari sinilah akhirnya kita bisa kembali menelaah peristiwa yang telah terjadi secara (lebih) rasional. 

2. Memperkuat mental

Patah hati secara tidak langsung membuat kita jadi menjadi lebih kuat secara mental dan emosional. Saat sedang jatuh hati maupun patah hati, terdapat pengalaman-pengalaman yang hanya bisa dirasakan diri sendiri yang belum tentu orang lain bisa rasakan/dapatkan. 

Orang yang patah hati mendapatkan masalahnya sendiri sekaligus mencari solusi dari permasalahan tersebut. Jika dilihat secara positif, orang tersebut dapat menjadikan patah hati ini sebagai ruang atau kesempatan untuk bertumbuh menjadi lebih baik, memutuskan nilai-nilai baru apa saja yang akan jadi pegangan di masa depan. Nilai apa saja yang perlu dipertahankan sekaligus nilai yang perlu ditinggalkan.

3. Keluar dari zona nyaman

Patah hati membawa kita dalam kemarahan, kesedihan, maupun keputusasaan, sehingga membuat kita mau tidak mau harus melangkah keluar dari zona nyaman dan membuka diri pada banyak kemungkinan. Tidaklah efektif jika seseorang terus bersedih setiap saat. Bersedih setelah patah hati adalah hal yang wajar, pun kita tidak dilarang untuk tidak bersedih setelah patah hati. Hanya saja diusahakan agar tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan dalam jangka waktu yang lama (agar tidak menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang).

Seperti orang yang jatuh berkali-kali ke tanah, memang sakit, namun dibandingkan dengan memikirkan rasa sakitnya, lebih baik memikirkan cara untuk segera bangun ataupun cara untuk mencegah agar tidak terulang kembali.

Cara Menjaga Kesehatan Mental 

Umumnya, jika orang tidak (terlihat) bersedih setelah patah hati, mereka cenderung memilih untuk bangkit dari keterpurukan dengan cara yang berbeda yang cenderung salah, seperti meminum alkohol atau pergi berfoya-foya. Mereka juga cenderung menjauhkan diri dari perkumpulan sosial untuk sementara waktu yang dapat berdampak buruk bagi dirinya sendiri. 

Maka dari itu, meskipun mengalami patah hati, namun kita tetap harus menjaga kesehatan mental dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara: 

  1. Lebih memprioritaskan diri sendiri. 

  2. Tidak menutup diri dari dunia luar.

  3. Mengerjakan hal lain yang bermanfaat untuk menarik perhatian diri. 

  4. Menahan godaan untuk mengecek kabar mantan. 

  5. Tidak terburu-buru untuk menjalin hubungan asmara baru. 

Patah hati adalah hal wajar yang dialami setiap manusia, khusus nya para remaja. Patah hati itu bisa baik atau buruk tergantung cara kita melihat/menanggapi permasalahan. Setiap patah hati memiliki pembelajarannya masing-masing yang membawa diri kita menuju perkembangan diri. 

Meskipun menyakitkan, bukan berarti kita seharusnya terjebak dalam kesedihan itu, kita harus keluar dari zona tersebut. Patah hati ini harus ditanggapi secara positif agar kesehatan mental tetap terjaga dengan baik.

Jika memang dengan semua cara yang telah disebutkan diatas kamu masih tetap merasakan patah hati mendalam yang menurutmu tidak dapat ditolong, segeralah minta bantuan kepada tenaga kesehatan yang lebih profesional (pergi ke psikolog contohnya). Jangan takut untuk patah hati, karena itulah bagian dari kehidupan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun