Mohon tunggu...
Irfan Asyhari
Irfan Asyhari Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat Sosial

Mengkaji inspirasi, menelaah motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semangat Belajar, Ya Nak

3 Januari 2021   19:44 Diperbarui: 3 Januari 2021   21:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seusai drama yang berkpanjangan di tahun 2020 lalu, rasanya ingin segera bernjak ke tempat yang lebih sejuk nan nyaman. Tahun lalu serasa berlalu begitu saja, tanpa banyak melakukan aktifitas di luar. Meski demikian, kita kudu tetap kembali belajar, baik dengan keluarga maupun dengan buku. Tepat memang, ini sebuah langah bijak yang kita sepakati bersama untuk saling menjaga kesehatan kita, karena sehat itu mahal.

Pandemi memang datang tiba-tiba, dan menyasar kepada siapa saja, tanpa harus berkompromi dan ngobrol duluan. Entah ini akibat alam, atukah kita dan alam kurang berkompromi dengan baik.

Dan nggak ada yang perlu disalahkan atau menyalahkan, mari kita koreksi diri masing-masing. Alam dan kita itu sahabat sejati, sedari kecil kita dididik untuk mencintai alam, bahkan hingga disekolah kita diperkenalkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tentu ini sebuah bukti bahwa kita harus mencintai, memahami dan menyayangi alam, sebagai teman terbaik kita.

Ngomongin soal alam, tentu kita pernah mendengar lagunya Ebiet G Ade, yang berjudul Berita Kepada Kawan. Dalam lagu tersebut terdengar lirik "Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa, Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang".

Sepenggal lirik lagu mengingatkan kepada kita betapa pentingnya alam sekitar sebagai sahabat sejati, perlu sedikit direnungi apakah selama ini kita sudah memperlakukannya dengan baik atau belum, bahkan perlu ditilik lagi apakha tingkah kita sendiri yang kurang merangkul alam untuk menjadi kawan?

Seperti halnya drama, banyak dari kita yang punya cerita unik masing-masing, mulai dari hal yang menyenangkan hingga kisah haru yang menyedihkan. Iya, kita sama-sama berjuang dengan kehidupan kita. Mau nggak mau perjuangan hidup harus kita lanjutkan dengan optimis, jangan karena satu ataupun sekian masalah, terus kemudian pupus dan loyo, semangat dong!

Kebiasaan baru pun muncul secara perlahan, seiring berkembangnya teknologi internet yang semakin canggih, tentu sangat membantu kita dalam membantu berkomunikasi satu sama lain.

Tak hanya itu, kita pun dengan mudah mengakses berbagai informasi yang terjadi di seluruh Indonesia, bahkan fenomena yang terjadi di seantero dunia. Berkah dunia maya, kita nggak kemana-mana pun dapan melihat kejadian dimana saja.

Hmm, memasuki tahun baru 2021, kita sama-sama berharap ada kejutan baru. Perubahan alam yang semakin aman dan damai dengan segala makhluknya, kita menaruh harapan yang indah dalam skenario Tuhan. Terlebih lagi anak-anak yang sudah sejak tahun lalu mendaftar di sebuah sekolah tertentu.

Mereka yang sudah terbiasa bertemu dengan kawan-kawannya di dunia virtual, tentu mendambakkan untuk bertemu secara langsung, tegur sapa, ngobrol tanpa batas waktu, hingga  bereng-bareng mengikuti kegiatan yang didadakan di sekolah tersebut.

Pertengahan tahun lalu, sekilas ada kabar mengenai sekolah yang akan dilakukan di tahun baru, yakni sekolah akan dibuka/ tatap muka pada awal tahun 2021 mendatang, tentu kabar ini membawa angin segar bagi anak-anak kita, baik mereka yang duduk di sekolah SD, SMP hingga Mahasiswa, bahkan para orang tua pun ikut bergembira. Hmm, serasa ada pelangi harapan di tahun baru ini untuk kembali belajar di sekolah.

Kita tetap sabar menanti, semoga harapan kita bersama untuk saling sapa dan berjumpa akan terwujud di tahun ini. Terlepas dari itu, kita juga sepakat dan mempercayakan kepada kebijakan pemerintah atas apa yang terbaik untuk kita bersama. Sehingga jika nanti memang bakal diselenggarakan sekolah secara tatap muka akan kita laksanakan, maka kudu mempertimbangkan segala hal.

Apakah kondisi saat ini memang benar-benar sudah aman, atau memang langkah ini terbaik untuk mereka anak-anak kita yang akan sekolah. Jangan sampai langkah dan sikap yang diambil pemerintah justru mempersulit anak-anak dalam melengkapi segala atribut sekolahnya. Misalnya mulai dari protokol kesehatan dan segala kebiasan barunya. Alangkah senang dan bahagianya jika nanti sekolah langusung yaah.

Meski demikian, kita nggak perlu berharap lebih. Yang perlu kita harapakan secara penuh adalah amannya negeri ini dari segala marabahaya dan balak. So, seandainya tatap muka atau sekolah secara langusung belum terwujud di bulan awal tahun ini, jangan kecewa.

Lagi-lagi semua hal perlu dipertimbangkan supaya betul-betul matang dan maknyuss. Masih ada kok jalan lain untuk manjadi pintar dan cerdas. Dengan cara bagaimana sih?

Ya, jika masih saja daring dan sekolah dari rumah, kita bisa belajar melalui buku, bertanya kepada bapak, ibu, kakak dan keluarga yang ada dirumah kita. Bisa kita buat forum diskusi keluarga dan tentu mengenai waktu, seragam dan lain sebainya nggak perlu ribet deh.

Banyakin baca buku, dan belajar sesuai kurikulum sekolah. Intinya, jangan pernah berhenti belajar, yuk kembali belajar dengan giat, agar kita tau informasi di seluruh seantero dunia dengan pengetahuan yang kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun