Kebanyakan selebriti, meskipun memiliki kemampuan berbicara di depan umum dan berinteraksi dengan banyak orang, tidak selalu memiliki pemahaman yang cukup mendalam mengenai isu-isu kebijakan, ekonomi, dan sosial yang menjadi bagian dari pemerintahan. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka lebih tertarik pada popularitas politik semata, bukan pada kontribusi nyata bagi kemajuan negara. Di beberapa kasus, banyak pihak yang khawatir bahwa peran selebriti dalam pemerintahan bisa hanya menjadi "politik kembang gula" yang bertujuan untuk menarik perhatian tanpa memberikan solusi konkret terhadap masalah yang dihadapi negara.
Selain itu, ada potensi risiko jika selebriti lebih fokus pada pencitraan pribadi ketimbang menjalankan tanggung jawab politik yang sesungguhnya. Ketika terlalu banyak selebriti yang masuk dalam struktur pemerintahan, hal ini bisa menurunkan kualitas debat publik dan memperlemah argumen politik yang lebih berbasis pada kompetensi, bukan popularitas.
Solusi dan Harapan
Jika Prabowo Subianto memutuskan untuk menerlibatkan selebriti ke dalam kabinetnya, Beliau dapat mengambil beberapa langkah  untuk memastikan kehadiran mereka berdampak positif. Pertama, tokoh politik harus mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang sesuai agar mereka dapat memahami dengan baik tugas dan tanggung jawabnya dalam pemerintahan. Namun, memilih selebriti yang benar-benar berkomitmen terhadap perubahan sosial, dibandingkan sekadar mencari popularitas, akan berdampak besar pada kemampuan mereka memberikan kontribusi nyata.
Kedua, pemerintah harus memastikan bahwa posisi-posisi strategis  diisi oleh orang-orang yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Meskipun selebriti dapat menjadi duta  untuk isu-isu tertentu seperti pendidikan, seni, dan budaya, posisi yang lebih bersifat teknis atau terkait dengan kebijakan nasional masih memerlukan orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tersebut.
Selebriti yang terjun ke dunia politik, khususnya dalam pemerintahan Prabowo Subianto, bisa menjadi kesempatan untuk membawa perubahan positif dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam politik. Namun, hal ini harus diimbangi dengan pemahaman yang mendalam mengenai tugas dan tanggung jawab pemerintahan. Jika tidak, selebriti-politikus bisa berisiko hanya menjadi simbol politik tanpa memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan negara. Oleh karena itu, seleksi yang hati-hati dan pelatihan yang memadai menjadi kunci agar fenomena ini tidak hanya menjadi ajang pencitraan semata, tetapi benar-benar menjadi langkah strategis untuk kemajuan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H