Mohon tunggu...
Vanessa Everly
Vanessa Everly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jahe sebagai Obat Penyakit Lemah Otot?! Bener Gak Sih?

17 November 2022   16:09 Diperbarui: 17 November 2022   16:22 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1  Zebrafish (Magyary 2018).

Teman-teman tau ga sih, ada ikan yang bernama Zebrafish? Mungkin dari kalian ada yang bertanya-tanya, ikan tersebut ikan apa? Apakah ikan tersebut seperti zebra yang memiliki belang hitam-putih?

Zebrafish, atau nama Latinnya Danio rerio, ini merupakan tipe ikan hias karena tubuhnya memiliki garis-garis seperti pada zebra, ukurannya kecil, dan harganya murah sehingga diminati oleh banyak orang. Selain itu, dalam dunia sains, Zebrafish sendiri sering dipakai dalam riset, terutama untuk mencari obat-obatan baru. Sangat menarik bukan?

Alasan mengapa zebrafish dipakai adalah karena harganya murah, memiliki tubuh yang transparan sehingga mudah untuk proses riset, dan perubahan fenotip dari proses identifikasi efek suatu senyawa dapat terlihat lebih cepat. Fenotip sendiri merupakan suatu karakteristik yang dapat diamati secara langsung dimana karakteristik yang terlihat ketika menggunakan Zebrafish dapat terlihat 3 hari setelah proses fertilisasi. Cepat sekali bukan? Hal ini tentu akan membantu dalam proses riset, salah satunya adalah riset untuk mengamati efek pemakaian jahe dalam mengatasi Duchenne muscular dystrophy (DMD), yang dilakukan oleh Marchese et al. (2021).

Apa itu DMD?

Nah, kira-kira dari kalian pernah dengar ga sih mengenai penyakit DMD? DMD dengan singkatan Duchenne muscular dystrophy merupakan salah satu penyakit genetik yang disebabkan akibat adanya mutasi pada gen dystrophin sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan saraf motorik dalam pergerakan. Secara sederhana, penyakit ini terjadi ketika DNA yang ada dalam tubuh kita mengalami mutasi atau perubahan, dimana perubahan yang terjadi menyebabkan munculnya penyakit DMD sehingga seseorang akan memiliki kelemahan otot.

Ngomong-ngomong, kalian pada tau nggak sih apa itu DNA dan mutasi? Ini semua merupakan aspek-aspek yang berkaitan dengan “nutrigenomika”. Nutrigenomika itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bagaimana makanan yang kita konsumsi bisa memberikan pengaruh terhadap genetika makhluk hidup.

Kalian semua tentunya tau bahwa semua makhluk hidup mempunyai DNA yang berbeda-beda. DNA aku dan DNA kamu membuat kita mempunyai karakteristik yang berbeda! Tapi gimana sih, DNA itu bisa memengaruhi karakteristik tubuh kita? Itu semua terjadi melalui “sentral dogma”. Sentral dogma ini bisa mengubah DNA kita menjadi protein.

Jadi, pada sentral dogma, DNA diubah menjadi RNA melalui proses yang kita sebut sebagai “transkripsi”. Setelah itu, RNA diubah menjadi protein melalui “translasi”. Nah, ketika suatu gen yang terdiri dari DNA tersebut menjadi protein (setelah melewati proses central dogma), maka gen tersebut dapat dikatakan telah diekspresikan. Maksud dari diekspresikan adalah dimana gen tersebut menghasilkan suatu sifat tertentu. Kalau kalian pada bingung, lihat gambar di bawah ini yaa!

Gambar 2  Sentral dogma (wikipedia.com).
Gambar 2  Sentral dogma (wikipedia.com).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun