Mohon tunggu...
Vanessa Devara Ardine
Vanessa Devara Ardine Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sering Dihantui Rasa Bersalah karena Hal Sepele, Kepikiran, Terbebani Sepanjang Hari, Ada Apa?

7 Desember 2020   09:27 Diperbarui: 19 Februari 2022   11:29 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Vanessa Devara Ardine

Pernah gak teman-teman  merasakan otak kita itu posisinya diisi dengan pikiran pikiran merasa bersalah kadang sampai berdampak ke susah tidur, atau melakukan aktivitas seperti biasanya itu sering terbebani oleh rasa bersalah yang berlebihan, padahal Cuma masalah sepele gara-gara melakukan kesalahan yang tidak disengaja seperti, typo, lupa mengerjakan tugas, melewati deadline, salah bertanya, salah menyampaikan sesuatu, salah menanggapi sesuatu.

Tapi rasa bersalah itu sepanjang hari terus menerus mengisi pikiran kita sampai kita heran kita seperti tidak menjadi diri kita lagi atau diri kita terasa menjadi seperti tidak biasanya, seperti tidak mempunyai gairah, lemas, tidak berenergi, gelisah, merasa ada yang mengganjal, takut untuk bertanya, menanggapi atau melakukan aktivitas normal sebelum kita melakukan kesalahan, dan ini terjadi sepanjang hari. Tapi ada juga orang setelah melakukan kesalahan meresponnya dengan biasa saja dan bahkan tidak merasa bersalah sedikit pun.

Kali ini saya akan memberi informasi untuk teman-teman hasil pencarian saya melalui beberapa sumber terkait hal ini karena sejujurnya saya sangat amat merasakan hal ini dan sangat relatable dengan pribadi saya jadi setidaknya saya ingin sharing kepada teman-teman semoga bisa membantu yaa. Permasalahannya pada topik ini kenapa si orang ada yang memiliki rasa bersalah yang berlebihan tapi juga ada orang yang merasa itu tidak seperti beban dan tidak mengganggu pikirannya bahkan tidak merasa bersalah sama sekali.

Ada fakta yang menarik mengenai hal ini, berdasarkan hasil penelitian, sebagian orang terlahir dengan sistem syaraf yang memiliki kepekaan tinggi. Dalam psikologi istilah tersebut dikenal dengan Hyper Sensitive Person (HSP) dimana mereka adalah orang-orang yang sangat sensitif yaitu ketika segala sesuatu yang menyentuh emosi itu dianggap berlebihan atau bahkan rasa sakit hati atau sedih ini membuat mereka ga enak untuk berbicara dengan lawan bicaranya.

Orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi, cenderung terlihat emosional sehingga ciri-ciri yang menonjol pada HSP ini adalah mudah terbawa suasana, contohnya ketika kita menonton film atau video atau mendengarkan sesuatu yang menyentuh emosional mereka akan mudah terbawa suasana seperti mudah menangis, mudah marah, ikut kesal dan sebagainya.

Istilah HSP (Hyper Sensitive Person) itu bukan sebuah tanda-tanda atau termasuk klasifikasi dalam gangguan mental jadi orang yang sangat sensitive ini bukan termasuk penyakit mental tapi mereka yang terlahir dengan sensititivitas yang tinggi ini cenderung kedalam hal ketidakmampuan dalam mengelola emosi dengan baik, sehingga inilah yang membuat mereka berlebihan dalam merespon sesuatu.

Apa teman-teman termasuk kedalam ciri-ciri yang saya sebutkan tadi?? Tapi saya juga termasuk kedalam orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi setelah saya mengkolerasikan dengan apa yang terjadi dengan diri saya, sebenarnya orang orang yang tergolong HSP ini memiliki beberapa manfaat atau kelebihan juga, diantaranya,

Pertama, memiliki tingkat empati dan kepedulian yang tinggi mereka akan mendengarkan cerita orang lain dengan empati, mereka juga akan mendengarkan dengan baik atau menjadi pendengar yang baik

Kedua, bisa tahu apa yang dirasakan lawan bicaranya misalnya ketika bercerita atau ngobrol dengannya itu mereka cenderung lebih peka, empatik, dan sangat memahami apa yang kita rasakan meskipun dia tidak berada diposisi yang sama.

Namun berlebihnya sensitivitas ini harus kita waspadai juga walaupun ada sisi baiknya juga namun kita harus mewaspadai terhadap hal-hal tertentu. Seperti menjadi sensitif yang berlebihan ini tidak baik karena orang orang seperti ini (HSP) cenderung menjadikan masalah sepele yang sebenarnya bisa diatasi dengan simple tapi justru yang dirasannya itu cenderung mengganggu produktifitas atau menjadi beban hidup yang tidak semestinya

Namun ada beberapa jalan untuk mengatasi hal tersebut yaitu,

Yang pertama, tentukan prioritas, kita bisa menentukan priority atau sircle mana sih orang yang perlu kita pikirkan, mana sih omongan orang yang bisa kita bawa ke hati dan omongan yang sama sekali gaperlu untuk dibawa ke hati, hal ini bukan hanya hubungan manusia ke manusia atau sircle kita, tapi prioritas tentang mana yang perlu kita pikirkan banget seperti pekerjaan yang harus menjadi point prioritas atau relasi dengan orang-orang yang kita sayang. Jadi tentukan prioritas mana yang menurut kamu penting dan yang nggak pening sama sekali.

Yang kedua, fokus pada solusi, manusia itu mempunyai amigdala yang fungsinya itu membantu mengkoordinasikan tanggapan terhadap hal-hal di lingkungan yang memicu respon emosional jadi wajar ketika kita mempunyai sensitivitas tinggi karena apa yang kita tangkap secara visual itu akan ditangkap oleh si amigdala tadi kemudian disebarkan kepada fungsi korteks yang lain artinya orang dengan hiper sensitivitas atau HSP (orang yang sensitifnya tinggi) mungkin kemampuan dia merespon si amigdala tadi tidak terlalu baik atau mengelolanya dengan tidak bijak, artinya dia fokus pada emosinya terlalu berlebih dan solusi itu mengkuti emosi yang hadir padahal tentang pendewasaan seseorang ketika kita merasa sedang tidak baik-baik saja kita wajar merasakan itu tapi kita melakukan sebuah reaksi terhadap emosi yang tidak baik dan tidak membuat solusi yang mengikuti emosi yang hadir.

Jadi, untuk bisa fokus pada solusi, kita harus aware pada emosi yang hadir. Setelah aware kita jangan berlaru-larut tapi kita langsung memahami diri sendiri, solusinya apa si? Tapi bukan berarti semuanya harus selesai saat itu juga tapi secara bertahap kita melakukan improvement, tenang saja semua masalah ada penyelesaiannya.

orang yang sedang berada pada fase tersebut yang memiliki sensitifnya tinggi itu bukan mutlak tidak bisa dirubah, hal tersebut sangat bisa kita rubah seiring dengan usaha kita untuk improving diri memilah milah apa yang harus dimasukan ke hati mana yang tidak perlu, mana yang harus dipikirkan mana yang tidak perlu dan berusaha untuk terus positif thingking usahakan hal-hal sepele jangan langsung dimasukan ke hati.

Ketika mendapat masalah segera temukan solusi cari tahu apa yang terjadi, permasalahannya dimana dan usahakan jangan mengambil solusi yang mengikuti emosi yang hadir seperti yang saya sebutkan tadi, semoga bisa membantu teman-teman saya juga masih belajar untuk lebih dewasa menghadapi segala sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun