Mohon tunggu...
Vanessa Devara Ardine
Vanessa Devara Ardine Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sering Dihantui Rasa Bersalah karena Hal Sepele, Kepikiran, Terbebani Sepanjang Hari, Ada Apa?

7 Desember 2020   09:27 Diperbarui: 19 Februari 2022   11:29 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun ada beberapa jalan untuk mengatasi hal tersebut yaitu,

Yang pertama, tentukan prioritas, kita bisa menentukan priority atau sircle mana sih orang yang perlu kita pikirkan, mana sih omongan orang yang bisa kita bawa ke hati dan omongan yang sama sekali gaperlu untuk dibawa ke hati, hal ini bukan hanya hubungan manusia ke manusia atau sircle kita, tapi prioritas tentang mana yang perlu kita pikirkan banget seperti pekerjaan yang harus menjadi point prioritas atau relasi dengan orang-orang yang kita sayang. Jadi tentukan prioritas mana yang menurut kamu penting dan yang nggak pening sama sekali.

Yang kedua, fokus pada solusi, manusia itu mempunyai amigdala yang fungsinya itu membantu mengkoordinasikan tanggapan terhadap hal-hal di lingkungan yang memicu respon emosional jadi wajar ketika kita mempunyai sensitivitas tinggi karena apa yang kita tangkap secara visual itu akan ditangkap oleh si amigdala tadi kemudian disebarkan kepada fungsi korteks yang lain artinya orang dengan hiper sensitivitas atau HSP (orang yang sensitifnya tinggi) mungkin kemampuan dia merespon si amigdala tadi tidak terlalu baik atau mengelolanya dengan tidak bijak, artinya dia fokus pada emosinya terlalu berlebih dan solusi itu mengkuti emosi yang hadir padahal tentang pendewasaan seseorang ketika kita merasa sedang tidak baik-baik saja kita wajar merasakan itu tapi kita melakukan sebuah reaksi terhadap emosi yang tidak baik dan tidak membuat solusi yang mengikuti emosi yang hadir.

Jadi, untuk bisa fokus pada solusi, kita harus aware pada emosi yang hadir. Setelah aware kita jangan berlaru-larut tapi kita langsung memahami diri sendiri, solusinya apa si? Tapi bukan berarti semuanya harus selesai saat itu juga tapi secara bertahap kita melakukan improvement, tenang saja semua masalah ada penyelesaiannya.

orang yang sedang berada pada fase tersebut yang memiliki sensitifnya tinggi itu bukan mutlak tidak bisa dirubah, hal tersebut sangat bisa kita rubah seiring dengan usaha kita untuk improving diri memilah milah apa yang harus dimasukan ke hati mana yang tidak perlu, mana yang harus dipikirkan mana yang tidak perlu dan berusaha untuk terus positif thingking usahakan hal-hal sepele jangan langsung dimasukan ke hati.

Ketika mendapat masalah segera temukan solusi cari tahu apa yang terjadi, permasalahannya dimana dan usahakan jangan mengambil solusi yang mengikuti emosi yang hadir seperti yang saya sebutkan tadi, semoga bisa membantu teman-teman saya juga masih belajar untuk lebih dewasa menghadapi segala sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun