1. Aksesibilitas teknologi: Tidak semua mahasiswa memiliki akses teknologi yang sama untuk melaksanakan pembelajaran online. Diperlukan pula upaya untuk memastikan bahwa semua mahasiswa memiliki akses yang setara terhadap teknologi.
2. Keterbatasan interaksi sosial: Pembelajaran secara daring dapat mengurangi interaksi sosial antar mahasiswa. Hal ini tentunya mempengaruhi aspek sosial dan emosional dari apa yang dialami oleh mahasiswa. Pentingnya juga menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi sosial dalam pembelajaran secara online.
3. Kekhawatiran akan terjadinya perpindahan pekerjaan oleh teknologi: Masa ini juga memberikan rasa khawatir tentang perpindahan pekerjaan oleh teknologi. Mahasiswa tentunya perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan di dunia kerja.
Dalam rangka transformasi pasca pandemi ini, perguruan tinggi dan juga lembaga pendidikan perlu ikut berpartisipasi dalam mengembangkan strategi yang relevan. Hal ini juga dapat memperkuat infrastruktur dalam teknologi, meningkatkan pelatihan serta pemahaman mengenai keterampilan digital, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan kolaboratif.
Kesimpulannya, transformasi mahasiswa pada pasca masa pandemi ini ialah menuju proses dengan tantangan dan juga peluang. Mahasiswa perlu menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan dan mengembangkan yang relevan dengan era yang semakin terhubung secara digital. Dengan adanya persiapan yang matang tersebut, mahasiswa dapat berkembang dalam masa pandemi maupun pasca pandemi.
References
Rumahuru, Y. Z., Siahaya, A., Th, M., & Ambarita, J. (2021). Transformasi Budaya Pembelajaran Era Kenormalan Baru Pasca Covid-19. Penerbit Adab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H