Mohon tunggu...
Valeska Cheryl
Valeska Cheryl Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - hi :)

mau isi apa ya

Selanjutnya

Tutup

Film

Asmaraloka Satu Malam yang Penuh Arti: Resensi Film "One Night Stand"

25 Maret 2024   16:00 Diperbarui: 25 Maret 2024   16:05 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal rilis: 26 November 2021 (Bioskop Online)

Durasi: 80 menit

Negara: Indonesia

Bahasa: Bahasa Indonesia

Apakah kalian percaya bahwa cinta itu kebetulan? Hubungan satu malam, apakah itu kebetulan? Melihat dari judulnya, sudah terlihat jelas isi dari film ini. Isi yang mampu mengajak penontonnya turut menikmati kesenangan panas yang hanya berlangsung satu malam. Namun, selalu ada hal yang melatarbelakangi perbuatan tersebut. Hal ini digambarkan secara nyata pada film drama romantis berjudul “One Night Stand” yang menelusuri seluk beluk kisah kehidupan dan chemistry antara dua orang dalam wujud hubungan seks di malam pertama mereka bertemu. Mereka adalah Baskara/Ara dan Lea. Aktris pemeran Lea, Putri Marino, berhasil meraih penghargaan kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Bioskop di Festival Film Bandung pada tahun 2022. Sementara itu, aktor pemeran Ara yang bernama Jourdy Pranata, sempat menjadi nominasi kategori Piala Maya untuk Aktor Utama Terpilih di penghargaan Piala Maya pada tahun 2021 (Wikipedia, 2023).

“One Night Stand” adalah salah satu film Putri Marino pada tahun 2021. Lahir di tahun 1993, perempuan berdarah Italia-Bali ini telah memainkan peran juga di sejumlah film seperti Losmen Bu Broto dan Cinta Pertama, Kedua & Ketiga. Di sisi lain, Jourdy Pranata juga pernah memainkan peran utama dalam film Kukira Kau Rumah dan Dear Jo. Uniknya, film ini mempertemukan Jourdy dan Putri untuk pertama kalinya, tetapi mereka mampu tampil dengan baik setelah mereka mengatasi kecanggungan dengan mengelilingi Jogja menggunakan sepeda motor, sebelum proses syuting. Selain itu, Jourdy sempat meminta izin kepada suami Putri, Chicco Jerikho, agar dapat berakting bersama Putri. Jerikho tidak menerapkan batasan akting, maka Jourdy pun dapat mendalami karakter Ara dan kebersamaannya bersama Lea (Lova & Setiawan, 2021).

Kisah asmara ini bermulai ketika Ara harus pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri pemakaman Mia, istri dari tetangga lamanya, Rendra. Setibanya di Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Ara disambut oleh Lea yang akan mengantarnya ke rumah Tante Mia untuk mengikuti proses pemakaman. Selama perjalanan, mereka mengisi waktunya di mobil dengan saling berkenalan dan berbincang. Hubungan ini terus berkembang sembari mereka berbagi cerita dan beradu pandang mengenai kehidupan, bahkan di saat mereka tengah melayat dan menghadiri pemakaman Mia. Hingga pada akhirnya, Ara memberanikan diri untuk mengajak Lea mengikuti pernikahan Ruth dengan Edo, yang diadakan pada hari yang sama dengan pemakaman tersebut. Dari sinilah, kedua tokoh ini terlihat semakin akrab dan menunjukkan ketertarikan mereka sesama lain.

Adriyanto Dewo sebagai sutradara dan penulis, membalut kisah ini dengan tema yang jelas, yaitu percintaan sesaat tapi penuh makna. “Pertemuan walau singkat tapi berkesan, jadi sebuah memori yang akan mengubah satu individu untuk berubah di langkah selanjutnya,” ucap Dewo dalam konferensi pers virtual, sebagaimana yang telah diberitakan pada situs gorontalo.antaranews.com (Khaerunnisa, 2021). Berlatar tempat di Yogyakarta, film berdurasi 1 jam 20 menit ini hanya terfokus pada satu hari dari kehidupan Baskara dan Lea. Satu hari yang mengubah jalan cerita hidup mereka. Alur maju yang memaparkan kunjungan Ara ke pemakaman dan pernikahan di hari yang sama, mampu menciptakan kekontrasan yang dalam antara kepedihan dan kebahagiaan, begitu pula perjumpaan dan perpisahan. Pepat dengan plot yang berbasis dialog, penonton dapat mengeksplorasi pendalaman karakter Ara dan Lea yang terkesan nyata dengan kisah permasalahan hidup masing-masing.

Di balik tampang cantik dengan senyuman manisnya, Lea merupakan seseorang yang kesulitan berdamai dengan masa lalu. Saat umurnya masih menapaki belasan tahun, kejadian traumatis yang melibatkan kekaburan ayahnya membuat Lea tidak pernah meneteskan satupun air mata. Bahkan hingga waktu dalam film tersebut, ayahnya tidak pernah kembali. Ia sempat berani pergi ke Sumba sendirian selama dua tahun, tanpa teman maupun keluarga, hanya karena Lea penasaran.

Gue sebenarnya nggak nyari apa-apa, gue cuma penasaran. Bapak gue pergi karena pengen hidup sendiri, ya gue penasaran rasanya hidup sendiri itu kayak gimana. Jadi, gue menganggap perjalanan itu kayak, apa ya, itu perjalanan gue untuk menenangkan diri,” ujar Lea dalam curhatnya bersama Ara.

Lain halnya dengan Lea, Ara harus berkutat menghadapi sang pacar, Ayu, yang tengah berada di luar negeri, dipeluk oleh orang lain setelah setahun Ayu berpisah dengan Ara. Tanpa tedeng aling-aling, di acara pernikahan Ruth, Ayu berpesan melalui telepon bahwa ia ingin bertemu kembali dengan Ara di Jakarta. “Ngapain kamu ngajakin aku ketemu lagi?” tanya Ara. “Ya gapapa, aku cuma kangen kamu,” jawab Ayu dalam telepon. Ara adalah pria yang segan berkata “tidak” dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya, maka ia menuruti permintaan Ayu agar segera pulang. “Nanti aku jelasin ke kamu. Please, Ra, please,” pesan Ayu. Sejak saat itu, Ara dan Lea menghabiskan waktunya bersama-sama sebelum Ara berangkat pulang ke Jakarta keesokan harinya.

Melalui “One Night Stand”, penonton dapat merasakan banyak suasana dalam satu film. Panasnya hubungan Ara dan Ayu dapat disaksikan pada adegan paling pertama dari film ini, ditambah dengan adegan one night stand Ara dan Lea menjelang akhir cerita. Suasana pedih dan muram terasa nyata pada pemakaman Mia, didukung oleh baju hitam yang dikenakan para pelayat dan backsound tangisan mereka. Sebaliknya, adegan saat pesta pernikahan menyoroti lampu-lampu dan tamu yang berdansa mengikuti alunan musik romantis. Percakapan Ara dan Lea menunjukkan keterbukaan mereka sesama lain yang mampu membuat cengar cengir para penonton, dibumbui oleh kalimat-kalimat filosofis. “Cinta, yang katanya Ruth safe placelo masih percaya ga?” tanya Lea, ketika mereka sedang duduk di pasir pantai, dekat tempat pernikahan Ruth. Ara menjawab, “Masih.” Mereka kemudian saling tertawa, membuat suasana menjadi cair dan romantis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun