Paguyuban ini di era tahun 1982 hingga paruh awal 1990 an berturut-turut dipimpin Petrus Balle (Ketua Pertama), berlanjut ke Matheus Nato hingga Yoseph Djori Jobi. Pada tahun 1997-2003 Wuamesu Bali dinahkodai Agus Dei Segu dan Nurdin Nuwa Nanggo (Sekum). Di era ini lahir AD/ART, penetapan unit-unit penyangga, beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa berprestasi, serta mengadakan leadership training.
Pada tahun 2003-2005, dipimpin Wilhelmus Memu dan Nico Hakim (Sekum). Sebelum mengakhiri jabatannya, Wilhelmus Memu menghembuskan nafas terakhir karena sakit. Pada tahun 2005-2007 Wuamesu Bali dipimpin Nico Hakim dan Abdul Gafur (Sekum). Pada era ini, Turnamen Kelimutu Cup diselenggarakan untuk pertama kali dari tanggal 22 Juli hingga 05 Agustus 2007 dan mengirim tiga relawan untuk bencana gempa bumi di Jokyakarta.
Pada tahun 2007-2009, Wuamesu dipimpin Nico Hakim dan Valerian Libert Wangge (Sekum). Pada era ini untuk kali pertama diadakan perayaan dies natalis Wuamesu Bali, terbitnya Tabloid Wuamesu, aktif di Sosmed Facebook, serta terlibat aktif dalam KTT Perubahan Iklim Dunia melalui Pentas Duc In Altum di Gereja FX Kuta.
Pada tahun 2009-2012, Wuamesu Bali dipimpin Peter Paka dan Franky Tani (Sekum), pada era ini Wuamesu mewakili Kabupaten Ende memeriahkan Pentas Budaya Nusantara di Jembrana, mengadakan Sekolah Kepemimpinan Berbagi Aksi (SpeAks), serta kembali menggelar Turnamen Kelimutu Cup II tanggal 11-30 Desember 2011. Berlanjut tahun 2012-2014 Wuamesu Bali dipimpin Yosep Yuvenal dan Marcel Paga (Sekum) dan kini Wuamesu Bali dipimpin Marcel Paga dan Vincen Pustardon Luka (Sekum).
Warga Wuamesu Bali umumnya menetap di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, selain memang ada yang menetap di Kabupaten Buleleng, Karangasem maupun Gianyar. Warga Wuamesu memiliki beragam profesi antara lain Akademisi (Dosen/Guru), Pekerja Swasta, PNS/TNI/Polri, Rohaniawan hingga Pelajar dan Mahasiswa. Hingga saat ini diperkirakan jumlah warga Wuamesu Bali sekitar 800 KK dengan jumlah warga mencapai 2000 orang.
Secara tersurat IKB Wuamesu Bali memayungi 6 unit duka suka yakni Wuamesu Tuban, Wuamesu Ende Barat, Pama Imu, Kale Tau Mbale, Rukun Keluarga Muslim Ende serta Komunitas Muda Mudi Tukesani. Sebagai rumah besar warga Ende Lio di Bali, sejak dahulu hingga saat ini Wuamesu Bali bernaung di bawah payung IKB Flobamora Bali.
Perjalanan paguyuban ini sejak era Nua Sa’o Ria Tenda Bewa hingga Wuamesu Bali selalu ingin mengedepankan sikap berbela rasa pada sesama warga Wuamesu yang tengah mengalami kesusahan. Inilah yang menjadi spirit utama dari alasan keberadaannya. Kini dengan semakin banyaknya kaum Diaspora NTT di Bali, maka Wuamesu Bali ingin menjadi bagian dari perekat relasi dalam semangat Wuamesu Iwa Du’u atau Kasih yang Tak Berkesudahan. *** (Diulas Valerian Libert Wangge, mantan Sekum WUAMESU Bali)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H