Mohon tunggu...
Valeriana Adam
Valeriana Adam Mohon Tunggu... Lainnya - Just an ordinary human

I have dream, I have passion and i wanna share it to others

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai Tiga Bahan ini dalam Produk Pemutih Kulit

15 Desember 2019   07:00 Diperbarui: 15 Desember 2019   07:04 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagian besar wanita pasti mendambakan kulit putih, mulus, dan bersih untuk mendapatkan label "CANTIK". Usaha apapun dilakukan demi mendapatkan kulit putih. Dari sekian banyak produk pemutih, penting bagi kita -- para konsumen- untuk selalu memperhatikan bahan-bahan apa saja yang terkandung dalamnya. Pada umumnya, bahan-bahan tersebut akan tertulis pada label produk. Tetapi bagaimana kalau ada produk yang tanpa label nama-nama bahan? Apakah yakin produk tersebut aman?

Sekarang, kita akan mencoba mulai mengenal masing-masing karakter bahan-bahan yang berkhasiat sebagai pemutih tersebut. Untuk itu, mari kita pelajari dulu bagaimana prinsip kerja proses terbentuknya pigmen/ warna kulit.

Kulit berwarna, apakah itu kuning langsat dan coklat, muncul dengan adanya pigmen yang disebut melanin. Melanin ini sebenarnya masih terdapat dalam 2 macam yaitu pheomelanin (kuning atau merah) dan eomelanin (coklat atau hitam). Produksi melanin terjadi di dalam sel yang disebut melanosit. Enzim tyrosinase memiliki peran esensial dalam pembentukan melanin.

Enzim tersebut mengubah tyrosin melalui serangkaian proses sehingga terbentuk melanin. Pembentukan melanin dipicu dari radiasi sinar matahari, yang dapat berpengaruh secara langsung pada melanosit atau secara tidak langsung melalui pelepasan -melanocyte stimulating hormone (MSH).

Semakin sedikit pigmen melanin yang dimiliki, warna kulit akan cenderung mengarah lebih pucat/putih. Sebaliknya, penumpukan pigmen melanin akan mengakibatkan hiperpigmentasi atau bintik hitam di kulit.

Pemutih umumnya bekerja dengan menghambat terbentuknya melanin. Salah satunya ialah menghambat aktivitas enzim tyrosinase secara langsung. Asam askorbat (vitamin C), tretinoin dan azelaic acid adalah beberapa contoh bahan yang menghambat enzim tyrosinase.

Besarnya permintaan pasar terhadap produk pemutih mendorong banyak produsen berlomba-lomba membuat dan mengiklankan produknya. Adanya janji memutihkan kulit lebih cepat, kalau bisa hanya dalam hitungan hari,  akan sangat menarik minat banyak konsumen.

Di sinilah terdapat celah bagi beberapa praktek produksi kosmetik ilegal untuk menggunakan bahan-bahan pemutih kulit yang cepat berefek tapi dipertanyakan keamanannya.

Hidrokuinon, merkuri dan deksametason adalah tiga bahan yang banyak digunakan dalam produk pemutih kulit. Tiga bahan ini banyak diulas dalam laporan-laporan penelitian, khususnya mengenai efek samping yang dimiliki. Penggunaan jangka panjang dan atau dosis yang berlebihan dapat berakibat pada kesehatan kulit atau berdampak pada bagian tubuh lain.

  1. Hidrokuinon

Hidrokuinon bekerja sebagai pemutih dengan cara menghambat enzim tyrosinase sehingga menekan produksi melanin. Selain itu, hidrokuinon juga menghambat sintesis DNA atau RNA dalam melanosit. Hidrokuinon ini bersifat toksik terhadap melanosit dan menyebabkan mutasi pada sel mamalia. Efek samping penggunaan hidrokuinon antara lain iritasi, kemerahan, rasa terbakar, serta ochronosis.

Tanda terjadinya ochronosis ialah gangguan pada kulit sehingga warnanya menjadi keabuan atau kebiruan. Ochronosis dapat menyebabkan hilangnya elastisitas kulit dan lambatnya penyembuhan luka.

Ochronosis terjadi pada penggunaan hidrokuinon konsentrasi 5% dan juga pada konsentrasi rendah sekitar 1-2%. Code of Federal Regulations (CFR) 21 part 310 yang dikeluarkan oleh Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa penggunaan hidrokuinon sebagai pemutih dalam produk yang dijual secara bebas, tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Tingginya risiko efek samping yang dimiliki, membuat penggunaan hidrokuinon sebagai pemutih hanya terbatas pada permintaan melalui resep dan di bawah pengawasan dokter. Hidrokuinon dapat digunakan pada area kecil di kulit dan untuk indikasi spot hitam akibat penuaan atau sengatan matahari.

  1. Merkuri

Merkuri sangat poten digunakan sebagai pemutih dalam kosmetik, karena memberikan efek yang cepat. Hal ini tak lepas dari cara kerja merkuri yang menghambat langsung pada enzim tyrosinase. Merkuri dapat terserap dengan cepat baik melalui kulit, saluran pernafasan aau pencernaan. Efek samping merkuri banyak dilaporkan oleh jurnal-jurnal ilmiah.

Penggunaan merkuri jangka panjang menyebabkan warna kulit dan kuku menjadi lebih gelap, akibat penumpukan merkuri di lapisan kulit bagian epidermis dan folikel rambut. Keracunan merkuri mengakibatkan toksisitas akut maupun kronik seperti kerusakan saraf dan ginjal yang ditandai dengan warna tangan dan kaki yang berubah menjadi merah muda, muncul sifat lekas marah, photophobia (ketakutan terhadap cahaya) dan polyneuritis (radang pada banyak bagian saraf).

Merkuri sendiri telah dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik di berbagai negara. Sayangnya, banyak praktik ilegal masih menggunakan merkuri untuk meraup keuntungan besar karena banyak konsumen akan berminat pada pemutih kulit yang cepat berefek. Hal ini banyak ditemui khususnya pada negara berkembang.

Code of Federal Regulations (CFR) 21 FDA sendiri tidak merekomendasikan penggunaan merkuri atas dasar efektivitas yang dipertanyakan dan tingginya efek samping yang dihasilkan. FDA hanya memberikan batasan kandungan merkuri dalam kosmetik yaitu tidak lebih dari 0,0001% yang dianggap sebagai batasan kandungan logam.

  1. Deksametason

Kortikosteroid topikal biasa digunakan sebagai antiinflamasi, tetapi ternyata ada efek lain yang dimanfaatkan yaitu sebagai pemutih kulit. Mekanisme kerjanya adalah memperlambat pergantian sel kulit sehingga menurunkan jumlah dan aktivitas melanosit dan mengurangi produksi melanocyte stimulating hormone. Tak jarang jika produk pemutih kulit tidak menyatakan secara tertulis adanya deksametason pada label produk.

Efek samping deksametason terhadap kulit salah satunya ialah penipisan lapisan epidermis, yang dimulasi sejak haru ke-3 -- ke-14 setelah penggunaan. Efek samping lain dari kortikosteroid lokal antara lain penyebaran dan memburuknya infeksi yang tak diobati; dermatitis kontak, jerawat.

Itulah tadi ketiga bahan yang perlu kita waspadai ketika menggunakan skin care pemutih kulit. Kenali tanda-tanda efek samping bahan berisiko tersebut. 

Jadilah konsumen yang cerdas!

Sumber: 

1. Code of Federal Regulations (CFR) 21 FDA

2. Al-Saleh,I,  Elkhatib,R, Al-Rouqi,R, Al-Enazi,S,Shinwari,N. 2012. The dangers of skin-lightening creams. In: Toxicological & Environmental
Chemistry. 94:1, pp. 195-219.

3.Cristaudo,A, D'Ilio,S, Gallinella,B, et.al. 2013. Use of Potentially Harmful Skin-Lightening Products among Immigrant Women in Rome,
Italy: A Pilot Study. In : Dermatology 226:200-206

4. Arbab, AH, and Eltahir, MM. 2010. Review on Skin Whitening Agents. In: Khartoum Pharmacy Journal Vol 13. No.1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun