Ochronosis terjadi pada penggunaan hidrokuinon konsentrasi 5% dan juga pada konsentrasi rendah sekitar 1-2%. Code of Federal Regulations (CFR) 21 part 310 yang dikeluarkan oleh Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa penggunaan hidrokuinon sebagai pemutih dalam produk yang dijual secara bebas, tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Tingginya risiko efek samping yang dimiliki, membuat penggunaan hidrokuinon sebagai pemutih hanya terbatas pada permintaan melalui resep dan di bawah pengawasan dokter. Hidrokuinon dapat digunakan pada area kecil di kulit dan untuk indikasi spot hitam akibat penuaan atau sengatan matahari.
Merkuri sangat poten digunakan sebagai pemutih dalam kosmetik, karena memberikan efek yang cepat. Hal ini tak lepas dari cara kerja merkuri yang menghambat langsung pada enzim tyrosinase. Merkuri dapat terserap dengan cepat baik melalui kulit, saluran pernafasan aau pencernaan. Efek samping merkuri banyak dilaporkan oleh jurnal-jurnal ilmiah.
Penggunaan merkuri jangka panjang menyebabkan warna kulit dan kuku menjadi lebih gelap, akibat penumpukan merkuri di lapisan kulit bagian epidermis dan folikel rambut. Keracunan merkuri mengakibatkan toksisitas akut maupun kronik seperti kerusakan saraf dan ginjal yang ditandai dengan warna tangan dan kaki yang berubah menjadi merah muda, muncul sifat lekas marah, photophobia (ketakutan terhadap cahaya) dan polyneuritis (radang pada banyak bagian saraf).
Merkuri sendiri telah dilarang penggunaannya dalam produk kosmetik di berbagai negara. Sayangnya, banyak praktik ilegal masih menggunakan merkuri untuk meraup keuntungan besar karena banyak konsumen akan berminat pada pemutih kulit yang cepat berefek. Hal ini banyak ditemui khususnya pada negara berkembang.
Code of Federal Regulations (CFR) 21 FDA sendiri tidak merekomendasikan penggunaan merkuri atas dasar efektivitas yang dipertanyakan dan tingginya efek samping yang dihasilkan. FDA hanya memberikan batasan kandungan merkuri dalam kosmetik yaitu tidak lebih dari 0,0001% yang dianggap sebagai batasan kandungan logam.
Kortikosteroid topikal biasa digunakan sebagai antiinflamasi, tetapi ternyata ada efek lain yang dimanfaatkan yaitu sebagai pemutih kulit. Mekanisme kerjanya adalah memperlambat pergantian sel kulit sehingga menurunkan jumlah dan aktivitas melanosit dan mengurangi produksi melanocyte stimulating hormone. Tak jarang jika produk pemutih kulit tidak menyatakan secara tertulis adanya deksametason pada label produk.
Efek samping deksametason terhadap kulit salah satunya ialah penipisan lapisan epidermis, yang dimulasi sejak haru ke-3 -- ke-14 setelah penggunaan. Efek samping lain dari kortikosteroid lokal antara lain penyebaran dan memburuknya infeksi yang tak diobati; dermatitis kontak, jerawat.
Itulah tadi ketiga bahan yang perlu kita waspadai ketika menggunakan skin care pemutih kulit. Kenali tanda-tanda efek samping bahan berisiko tersebut.Â
Jadilah konsumen yang cerdas!
Sumber:Â