Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tidak Perlu Menunggu "Signal" Jokowi Segala, Jika Memahami Statusnya sebagai Presiden dan Kader Partai

7 Oktober 2023   00:11 Diperbarui: 7 Oktober 2023   08:51 33367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustras (jambi.tribunnews.com)

Jokowi disebutkan anak idiologis Bung Karno menurut Mas Guntur Soekarno Putra ada benarnya, tidak ada ajaran Seokarno yang ia langgar sebagai kader PDI-P. Bahkan diusulkan sebagai pengganti Megawati nanti sebagai ketua umum partai. Namun apa jawabannya kepada beberapa media? Ia cukup sadar, bahwa mekanisme partai untuk memilih pimpinan PDI-P yang berasal dari "akar rumput" (sesuai struktur partai)  dan tidak tepat dibahas saat ini, dan iapun sadar bahwa generasi muda lebih pantas mengganti Megawati, dimana ia menyadari dan menyepbutkan penganti yang pantas adalah putra dan putri Megawati yang telah digembleng sejak masih muda mewarisi ajaran Bung Karno yaitu Puan Maharani atau  Prananda Prabowo.

Dalam statement tersebut, ia menyadari statusnya sebagai "Wong Deso", orang biasa yang menghormati adat kebiasaan orang jawa, ia bukan kasta priyayi

Jika alasan pensiun dan kembali ke solo, bukan berarti ia tidak akan mengikuti proses pembangunan berkelanjutan yang telah dirintisnya. Oleh karena itu, frasa pensiun ini dapat menandai bahwa ia telah memiliki penerusnya yang akan melanjutkan progam pembangunan yang belum rampung diselesaikannya dan sekaligus mewarisi ajaran bung karno. Kedua orang tersebut adalah Prabowo maupun Ganjar Pranowo.

Sebagai kader PDI-P, Jokowi tidak mungkin melawan keputusan partai yang telah memutuskan Ganjar Pranowo sebagai capres PDI-P, ia tidak mungkin secara terang benderang menentang keputusan Partai. Hanya para pengamat bahkan relawan dan pendukungnya saja yang tidak memahami hal ini.

Namun di sisi lain, sebagai Presiden, ia sadar untuk  menempatkan dirinya secara netral. Memberikan dorongan dan memotivasi kepada putra-putri terbaik bangsa ini, baik sebagai capres maupun cawapres  untuk  memimpin negara ini, sesuai pilihan rakyat. Oleh karena itu dalam berbagai kesempatan, sepertinya Jokowi seolah-olah memberikan dukungan kepada pemimpin partai pendukung pemerintahannya, namun dibalik dukungan tersebut tentu saja ia cukup selektif menilai siapa saja yang dapat melanjutkan program pembangunan yang telah dirintisnya.

Sampai di sini, sebenarnya sudah jelas. Bisa saja Ganjar atau Prabowo yang ia yakini memiliki komitment melanjutkan program pembangunan yang telah dirintisnya. Ia tidak mau merugikan negara yang telah menghabiskan banyak anggaran untuk program-program strategis yang belum tuntas diselesaikannya.

Sehingga siapapun yang sedang menunggu signal Jokowi, sebenarnya sudah jelas siapa yang ia dukung, pasti hanya salah satu diantara dua yang menurutnya terbaik. Tak lain adalah sesama kader partai, yaitu Ganjar Pranowo. Hal ini tidak perlu ia terang-terangan mengemukakannnya kepada  relawan dan pendukungnya dalam status yang melekat pada dirinya sebagai Presiden yang diharapkan netral. Seharusnya mereka telah memahaminya.

Oleh karena itu, sekalipun baik pengamat, politisi, relawan dan pendukungnya masih menunggu bahwa singnal jokowi melalui aktivitas sebagai Presiden sebagai kode pilihannya, dimana bisa saja terdapat pertemuan, audiensi, dengan para elit partai atau koalisi pendukung paslon Capres-Cawapres jelang pemilu 2024. Namun sebenarnya sudah jelas sikapnya. Bagi yang masih menunggu, ya silahkan saja. Namun yang pasti ia sedang fokus pada program pembangunan yang dapat ia tuntaskan sebelum ia "pensiun" atau memastikan program-program kerja yang harus dilanjutkan

Jika judul tulisan dan kesimpulannya, ingin dikait-kaitkan dengan sepak terjang kedua putranya, termasuk menantunya. Banyak spekulasi yang keliru, bahwa ia ingin membangun dinasti kekuasannya. Jika dilihat peranannya sebagai Presiden yang terpilih selama dua periode pemilu demokratis, jokowi tidak mungkin melarang dan ikut campur dalam pilihan mereka, seperti ia menghormati konstitusi dimana semua warga negara yang memunhi syarat memiliki hak untuk dipilih dan memilih termasuk terjun di arena politik. Apa yang salah?

Jika kelak, anak-anaknya berkonsultasi dan membutuhkan arahan ayahandanya, siapa yang bisa melarang? Sebagai orang tua tentu akan memberikan masukan dan nasehat demi kiprah politiknya yang berpihak pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat serta kemajuan bangsa.

Gibran Rakabuming Raka, sebagai walikota solo yang rendah hati, sopan dan merakyat, secara jelas dan berulang kali menegaskan kepatuhannya sebagai kader partai PDI-P, sehingga spekulasi ia akan berpindah ke partai lain atau menerima pinangan sebagai cawapres partai lain, dapat dipastikan secara sopan santun akan menolaknya. Sekalipun banyak pihak yang menginginkannya berkiprah secara nasional dengan mengajukan uji materi ke MK terkait batas usia capres-cawapres. Apakah keinginan atau ambisi Gibran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun