Perlu ditambahkan lagi, dengan kehadiran sosok Jokowi sebagai capres tahun 2019, sanggup menurunkan angka golput atau menaikan jumlah partisipasi pemilu. Jumlah Golput menurun hingga 18,03% di Tahun 2019. Tak jauh dari perkiraan hitung cepat LSI dengan 100% sampel, data golput pada Pilpres 2019 mencapai 19,24%. Namun perlu dicatat pada pilpres 2019, sempat diprediksi golput dari kelompok milenial dapat mencapai 40% menurut perdiksi Jeune & Raccord Communication pada sat itu.Â
Jika bertolak dari pemilih pemula atau kelompok milenial yang diprediksi tinggi di pilpres 2019, dapat saya yakini untuk 2024, kelompok ini cendrerung akan menurun bila Capresnya adalah Ganjar.
Saatnya kembali kepada Ibu Megawati di dalam menentukan Ganjar sebagai calon Presiden atau tidak? Karena partai lainnyapun telah melirik dan menjagokannya. Jangan sampai poros koalisi baru yang menjadikan Ganjar sebagai Capres dan Cawapres yang tepat mengakomodir kolisi berbagai partai. Sekalipun kemungkinan besar Ganjar akan tetap tunduk pada keputusan Megawati, namun politik dapat saja berubah apalagi didukung oleh jokowi dan para pendukung dan simpatisannya, demi Indonesia hal ini dapat saja terjadi.
Jadi karena semuanya "urusan gue" Megawati Soekarno Putri, kita tunggu saja manuvernya di penghujung batas waktu pencalonan. Sementara itu, Ganjar harus menahan diri untuk dipinang oleh partai lain kecuali Megawati sendiri terlalu lama memainkan kartu politiknya, maka demi Indonesia Ganjar memiliki hak penuh sebagai warga negara untuk dipilih demi masa depan Indonesia dengan mengambil sikap yang berbeda dan saya yakin akan didukung oleh Jokowi.
Selanjutnya, esuk dele sore tempe. Â Wallahualam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H