Tahun 1996, ketika PDI dilanda konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno. Ganjar ikut mendukung Megawati, meskipun ayahnya adalah seorang polisi sedangkan kakaknya seorang hakim yang oleh Orba seluruh pejabat publik dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya.
Karir politiknya sebagai kader PDIP, terpilih menjadi anggota DPR-RI pada 2004 dan 2009. Sehingga kematangannya dalam politik memiliki bekal yang cukup ditambah pengalamannya dalam mereformasi pemerintahan Jawa Tengah lewat kebijakan-kebijakannya, membuahkan banyak pujian.
Sekalipun sempat dikaitkan dengan Kasus Kasus aliran dana BI dan Kasus korupsi E-KTP, dan menjalani serangkaian pemeriksaan dan persidangan sebagai saksi. Ia terbebas dari tuduhan dan jeratan hukum, tak lain karena kebenaran dan kejujurannya.
Nenjadi pengagum Soekarno dan Kader PDI-P, ia cukup patuh pada kebijakan partai yang membesarkannya. Dan diakui ataupun tidak, Â Ia adalah salah satu kader PDI-P terbaik seperti halnya Jokowi sekalipun asam garam dunia politik jauh lebih dalam dibandingkan Jokowi karena sempat melalang buana sebagai anggota DPR dan menduduki posisi penting diberbagai organisasi seperti halnya GMNI. Â
Namun, dilihat dari karakter kedua tokoh ini boleh dikatakan kurang lebih ada kemiripannya. Kedekatan dengan rakyat bahkan hinga menjangkau kaum milenial dalam menyerap aspirasi mereka. Sederhana, tegas dan bersih, santun sebagai orang jawa serta tentu  rekam jejak laiinya yang dapat dinilai sendiri oleh Jokowi, merupakan modal dasar mengapa Jokowi menaruh harapan kepada Ganjar sebagai calon pengantinya untuk dapat melanjutkan visi dan misi serta cita-citanya dalam melanjutkan pembangunan Indonesia yang telah dirintisnya.
Kepercayaan Jokowi kepada Ganjar, dibuktikan pula dengan akumulasi berbagai suveri elektabilitas yang menempatkan dirinya pada urutan teratas. Saya rasa hal ini tak luput dari pandangan dan penilaian rakyat (reponden) sebagai tokoh yang kurang lebih mirip dengan jokowi, yang dimata sebagaian besar masyarakat masih mencintai dan mendukungnya, bila tidak dibatasi konstitusi kemungkinan besar Jokowi akan terpilih lagi dalam periode berikutnya. Nah sebagai rakyat dan pendukung Jokowi yang patuh akan konstitusi dapat menaruh harapan pada Ganjar sebagai kelanjutan kepempimpinan Jokowi.
Sebelum masuk pada akhir dari opini ini, mari kita lihat hasil perolehan suara jokowi dalam dua periode pemilihan presiden dibawah ini, yang mencirikan bahwa pentokohannya dipilih bahkan diluar kantong-kantong loyalitas PDI-P
Hasil pemilu Presiden 2014 memperlihatkan kandidat dengan mayoritas suara di masing-masing 33 provinsi di Indonesia. Prabowo-Hatta: emas tua (Akumulasi Pemilih Nasional dan Luar Negeri  46,85%); Jokowi-JK: merah (Akumulasi Pemilih Nasional dan Luar Negeri 53,15%) sumber: pemilu2019.kpu.go.id
Hasil rekaputilasi penghitungan suara dalam negeri. Pilpres 2019. Jokowi-Amin: merah (Akumulasi Pemilih Nasional dan Luar Negeri  55,5%); Prabowo-Sandi: emas tua (Akumulasi Pemilih Nasional dan Luar Negeri 44,5%). sumber : pemilu2019.kpu.go.id