Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Benar Megawati Mempertimbangkan Pasangan Prabowo-Ganjar, Wajar!

14 Januari 2023   09:58 Diperbarui: 14 Januari 2023   10:23 13364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pernyataan tersebut, yang dalam terjemahan saya adalah calon  Nasionalis, dari Kader PDI-P sendiri atau terbuka dari partai Nasionalis lain dan memiliki visi dan misi serta cita-cita serta garis perjuangan yang sama baik dilihat dari petokohan Presiden terdahulu termasuk dirinya, dan tentunya sesuai dengan garis perjuangan Partai yang dipimpinya. Sekalipun Megawati dalam pidatonya pada HUT PDI-Pdi JIExpo, (10/01/2023) membantah akan mencalonkan dari luar PDI-P, namun sempat diwacanakan oleh  anaknya sendiri, Puan Maharani.  

Kedua. Perhitungan politik tekait koalisi di parlemen (DPR) menjadi pertimbangan penting, sehingga dapat dipastikan salah satu pasangan calon berasal dari hasil perolehan kursi di DPR RI, pemilu 2019. Dimana PDI-P memperoleh 128 kursi dengan Jumlah suara 27.503.961 (19,33 persen), urutan kedua adalah Golkar yang memperoleh  85 kursi dengan Jumlah suara 17.229.789 (12,31 persen),  sedangkan urutan ketiga adalah Gerindra yang memperoleh  78 kursi dengan Jumlah suara: 17.596.839 (12,57 persen).
Dari analisis kedua kolisi ini, tanpa mengesampingkan dukungan dan peluang partai koalisi lainnya. Wajar jika pilihan salah satu pasangan calon salah satunya berasal dari dua partai yang saya sebutkan di atas, yang kebetulan adalah partai politik dengan haluan Nasionalis.

Selanjutnya kita analisis atau berspekulasi saja, siapa calon yang tepat kader partai Golkar atau Gerindra yang memiliki elektabilitas memadai dan tentu saja perolehan kursi di DPR RI proyeksi hasil pemilu 2019, sekalipun dapat berubah dalam pemilu 2024 nanti.

Saya pribadi belum mendapat sosok yang tepat dari kader Golkar sebagai salah satu pasangan calon yang akan diakomodir oleh Megawati. Namun untuk Gerindra, bagi saya sudah jelas adalah Ketua Umum Partai Gerindra yang telah menyatakan diri siap untuk maju dalam kopetisi pemilihan Presiden nanti. Bahkan partai ini, dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas). Dimana kegiatan tersebut digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Jumat-Sabtu, 12-13 Agustus 2022 telah mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024.

Lalu bagaimana dengan Sadiaga Uno? Sekalipun memiliki keinginan dan dukungan untuk berkopetisi dalam Pemilu 2024. Telah menyatakan diri, dan telah diberitakan luas, bahwa dirinya akan mematuhi keputusan partai dan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024. Sampai di sini, jika Sandi tetap ingin maju berkompetisi, ia harus menanggalkan keanggotaannya sebagai kader partai. Namun saya tidak yakin, karena bukan karakter Sandi, dan ia sangat menghormati Prabowo Subianto.

Ketiga, setelah spekulasi hingga partai dan sosok telah dipaparkan di atas. Kuat dugaan saya, Prabowo Subianto adalah calon kuat yang dapat dipilih oleh Megawati didampingi salah satu calon terbaik dari kader PDI-P.

Pertanyaan kritisnya, sebagai partai pemenang pemilu (entah nani) adalah PDI-P, minimal hasil pemilu 2014 dan 2019. Dan biasanya, sikap partai sebagai Partai pememang pemilu adalah berhak untuk mengusung calon presiden dari partainya, bukan dari partai lain. 

Nah ini mungkin akan menjadi ganjalan jika Megawati memilih Prabowo sebagai calon Presiden. Namun bagi saya dapat saja dimungkinkan jika pertimbangan Megawati dengan melihat berbagai faktor, sekalipun masukan dan pertimbangan dari pimpinan dan lingkaran atau orang terdekat Megawati berbeda.


Mengapa harus Prabowo?
Sekalipun sosok Prabowo dimata sebagian orang memiliki rekam jejak yang belum tentu benar banyak melakukan pelanggaran HAM bahkan dugaan masalah lainnya dan dikait-kaitkan dengan "Cendana". Perlu diingat bahwa, ada "beban" pribadi Megawati sebagai Negarawan dan pemimpin bangsa yang baik dan menjaga nama besar keluarga Proklamator, (trah) Soekarno adalah janinya yang dibuat secara tertulis yang disebut oleh Rocky Gerung adalah janji suci Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tertulis dalam Perjanjian Batu Tulis.

Latar belakang Perjanjian Batu Tulis yang ditandatangani Megawati Soekarnoputri dan Prabowo pada 16 Mei 2009 dengan tujuh poin kesepakatan. Prabowo awalnya ingin peran wakil presiden dikuatkan seperti perdana menteri. Mega menolak usul itu karena dianggap melawan konstitusi. Prabowo menerima kesepakatan karena diberi janji bakal disokong menjadi presiden pada Pemilu 2014 seperti ditulis pada poin ketujuh Perjanjian Batu Tulis.

Isi point ke tujuh tersebut berbunyi, bahwa Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun