1:12 Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas 1 . 1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian  itu ada seorang serupa Anak Manusia 2 ,  berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki,  dan dadanya  berlilitkan ikat pinggang dari emas. 1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. 1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian;  suara-Nya bagaikan desau air bah. Â
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang b  tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. 1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya d  sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut!  Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir
Ungkapan Paus dalam suratnya, bahwa , Meskipun, ketika saya melihat kembali umur panjang saya, saya dapat memiliki alasan yang kuat untuk takut dan gentar, saya tetap gembira, karena saya percaya dengan teguh bahwa Tuhan bukan hanya hakim yang adil, tetapi juga teman dan saudara, sekalipun ada ayat lain juga yang paralel dengan maksud ini, namun diantaranya Sabda  dan Perintah langsung Yesus kepada murid-muridnya/rasul-nya  (yang dapat ditafsir secara luas melalui kuasa Roh Kudus) dalam Injill Yohanes pasal yang ke 15 paling tidak penekanan ya pada ayat 12 hingga 15 dapat dibaca sebagai berikut,Â
15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.  15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan  kepadamu. 15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku
Hal inilah yang dalam pemahaman saya, Paus dalam menghadapi kematiannya, ia tidak gentar, justeru gembira karena iman percayanya.
Bagi saya, sebagai orang percaya, surat Paus yang terakhir ini selain inti sarinya dapat dibaca dan ditafsirkan berdasarkan banyak pasal/ayat yang paralel di dalam Alkitab. Jika diimani melalui kuasa Roh Kudus oleh siapa saja. Ketegasannya dapat dibaca kembali pada surat terakhir Paus Benediktus XVI tersebut terkait keteguhan iman percayanya yang dapat menjadi perenungan para pengikut Kristus, umat krstiani di seluruh dunia.
Oleh sebab itu dunia telah ditinggalkannya dan menangisi kepergiannya, namun melalui iman percayanya, kini ia telah bersama sahabat dan temannya, hakim yang adil dalam sukacita dan kegembiraan.
Selamat jalan Joseph Alois Ratzinger!  Requiem aeternam dona eis (ei), Domine, et lux perpetua luceat eis (ei). Requiescant (-at) in pace. Amen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H