Anehnya, ada perselisihan mengenai apakah manusia percaya bahwa cinta dan kepemilikan harus lebih tinggi dari kebutuhan fisiologis. Namun, teori asli Maslow tetap teguh meskipun banyak upaya mendiskreditkan. Menurut Maslow (Griffin, 1991, hal. 129), urutan fisiologis, keamanan, cinta, diikuti oleh harga diri, adalah norma bagi kebanyakan individu.
Media Sosial dan Kebutuhan Cinta dan Kepemilikan
Sebelum kemajuan teknologi saat ini, pasangan mengembangkan persahabatan dan koneksi tatap muka. Dengan tingginya penggunaan komputer dan smartphone sekarang, hubungan terbentuk, diperbaiki, dan diakhiri melalui platform media sosial.Â
Menurut Rianne C. Farrugia (2013), "situs jejaring sosial online (SNS) telah mencoba untuk menciptakan kembali interaksi tatap muka di web dengan memungkinkan orang untuk berinteraksi secara publik atau pribadi."Â
Salah satu kelemahan metode ini adalah kurangnya keterampilan interpersonal yang diasah yang berasal dari kontak manusia yang sebenarnya.Â
Rasanya bahwa teknologi tidak boleh menggantikan platform interaksi asli. Komunikasi diencerkan, dan sinyal umumnya disilangkan. Ini menghasilkan sinyal dan asumsi campuran yang dibuat karena perasaan yang sebenarnya hilang dalam kata-kata dan emotikon yang diketik.Â
Saya percaya bahwa orang harus menjauhi platform media sosial ketika mengejar persahabatan atau bahkan cinta. Boleh berbeda pendapat. Karena perasaan yang sebenarnya tidak bisa dirasakan atau dibangun melalui layar laptop atau speaker smartphone.
Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan akan penghargaan ada dua. Jenis pertama adalah harga diri, yang merupakan hasil dari penguasaan keterampilan tertentu. David McClelland (1961) mengidentifikasi bahwa kebutuhan untuk berprestasi adalah salah satu dari tiga motivator yang dimiliki manusia.Â
Dua motivator lainnya adalah kebutuhan akan afiliasi dan kekuasaan. Jenis kebutuhan penghargaan yang kedua adalah perhatian dan penghargaan yang diterima dari orang lain.
Maslow (1943) berpendapat bahwa "pemuasan kebutuhan harga diri mengarah pada perasaan percaya diri, nilai, kekuatan, kemampuan, dan kecukupan menjadi berguna dan diperlukan di dunia." Selain itu, tidak adanya kebutuhan ini mengarah pada kebalikan total; kerendahan hati dan perasaan menyedihkan dan tidak memadai.