Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inti Ajaran Kasih Kristus Tidak Hanya "Dimonopoli" Penganut Agama Kristiani Saja, Agama Lain Juga!

24 Desember 2021   19:28 Diperbarui: 25 Desember 2021   06:40 4902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber : mancode.id

Berabad-abad telah menjadi perdebatan tentang Ketuhanan Kristus atau Nabi Isa, hingga kini gak pernah akan selesai, bahkan mungkin berakhirnya zaman. Dan saya rasa percuma saja untuk saling memaksakan pemahaman tersebut kepada agama lain, apalagi hal ini dijadikan persoalan mendasar yang membuat kita dalam hubungan keseharian solah-olah terdapat sekat pemisah, sehingga gak ada lagi budaya leluhur untuk saling bersilahturahmi diantara umat.

Bagi saya, biarlah pemahaman tersebut menjadi pegangan masing-masing umat beragama menurut kepercayaannya sendiri.
Yang perlu digaris bawahi, sekalipun keberadaan sosok Kristus atau Nabi Isa yang memiliki latar belakangi  kisah yang berbeda. Yang pasti sosok Kristus atau Nabi Isa, berabad-abad adalah merupakan sosok yang dihormati oleh minimal tiga agama terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.

Besok kebetulan, tanggal 25 Desember, setiap tahunnya oleh umat Kristiani (Protestan maupun Katolik) bersama-sama merayakan Natal di seluruh Dunia, yang oleh umatnya dimemperingati sebagai kelahiran sang Juru Selamat, Yesus Kristus, sang Imanuel. Yang oleh umatnya, Dia lahir ke dunia untuk menebus semua dosa umat manusia, tanpa terkecuali, tanpa ada kekhususan tersendiri, untuk suatu bangsa, suku atau kelompok masyarakat tertentu. Dan lain sebagainya.

Dalam merayakan natalpun, masih terjadi perdebatan setiap tahun, terkait pantas dan gaknya mengucapkan selamat natal kepada umat Kristiani oleh umat Islam Khususnya. Perlu diakui, adanya beberapa perbedaan pandangan juga yang saya ketahui, di kalangan pemuka agama islam tentang hal ini. Dan jangan salah, di kalangan Umat dan Pemuka Agama Kristenpun, kadang memiliki pandangan yang berbeda.

Namun bagi saya, inipun sebenarnya gak perlu dipersoalkan dan menjadi masalah yang serius. Biarlah masing-masing dengan pemhamanannya sendiri, tanpa ada paksaan. Umat Kristiani yang saya ketahuipun gak mempermasalahkan hal ini. Semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Sehingga perbedaan inipun sekiranya dapat kita kesampingkan, bukan menjadi masalah besar yang harus dibesar-besarkan dan dibahas setiap tahun.

Dengan begitu, marilah  kita melihat inti dari inti ajaran Yesus Kristus itu sendiri yang Ia kutip dari perjanjian lama yang merupakan pedoman tiga agama terbesar di dunia. Yaitu tentang KASIH.

Kisah tentang Hukum Kasih ini, intinya dapat dilihat dalam Injil  Matius 22:27-40, Namun apabila kita ingin mengetahui latar belakang ucapan Yesus Kristus itu Sendiri, dapat kita lihat dalam satu topik tentang Hukum yang terutama. Yang dapat dibaca mulai Injil Matius 22: 34-40. Kisah yang samapula  dapat dibaca dalam Injil Markus 12:28-34.

Dan sama dengan itu, disertai dengan contoh atau perumpamaan tentang Orang Samaria yang murah hati. Dapat dibaca di dalam injil Lukas pasal 10:24-37. Dimana inti dari pengajaran Yesus Kristus yang dimaksud dengan Hukum KASIH itu, saya ambil saja dalam Injil Matius  22:34-40, Begini firmanNya,

(22:34) Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka (22:35) dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat bertanya untuk mencobai Dia: (22:36) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (22:37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (22:39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia   seperti dirimu sendiri. (22:40) Pada kedua hukum inilah   tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Adapun hukum yang pertama mencakup hubungan dengan Tuhan Allah, sedangkan hukum kedua berhubungan dengan etika timbal balik. Hukum pertama dikutip dari Kitab Ulangan 6:5 dan hukum kedua dikutip dari Kitab Imamat 19:18.

Perlu kita ketahui kitab bahwa Ulangan dan Imamat adalah kitab dari perjanjian lama, yang mana menjadi pegangan 3 agama dari keterunan Abaraham, Bapak segala orang beriman itu. Sehingga pada kesimpulan, minimal pada ajaran ketiga agama terbesar yaitu Yahudi, Kristen dan Islam seharusnya memiliki pegangan pengajaran yang sama.  

Bahkan diluar ketiga Agama besar itupun, misalnya dalam agama Buddha, Kata "Buddha" sendiri berarti "telah sadar", atau "yang terjaga", atau "yang telah cerah. Berbagai literatur menuliskan, selama 45 Tahun, Sang Buddha mengajarkan prinsip-prinsp "Dharma" atau "Kebenaran" dengan mengkedepankan "Cinta Kasih" dan "Kebijaksanaan"

Dengan begitu,  saya sangat yakin Agama apapun, pasti mengajarkan hal yang baik yang juga terkandung didalamnya tentang Cinta Kasih kepada sesama manusia dan saling menghormati dan bertoleransi.

Seperti yang saya kutip dari artikel detik.com (16 Sep 2020) dibawah judul Iman Kepada Kitab Allah SWT yang Harus Kita Amalkan, Dimana disebutkan, bahwa Iman kepada kitab Allah SWT adalah rukun iman yang ketiga. Setiap muslim harus mengimani kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT yakni kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa As dan Al quran kepada Nabi Muhammad SAW.

Jadi dalam pemahaman saya, saling menolong dan menjaga silahturahmi sudah menjadi kewajiban yang dapat diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari oleh umat dari  ketiga pemeluk gama terbesar di Dunia ini, termasuk warga negara Indonesia sesuai dengan caranya masing-masing.

Bahkan di negara lain, yang semakin berkurang yang memeluk Agama dan memilih menjadi Ateis. Masalah kemanusian adalah masalah yang sangat sensitif dan penting. Untuk itu mereka sangat menjaga jangan sampai terjadinya pelanggaran terhadap Hak-Hak asasi Manusia, diantara warga negara sendiri dan pemerintah terhadap warga negaranya. Sekalipun adapula pemerintah yang justru menggunakan kekuasaanya untuk melanggar Hak-Hak tersebut.

Maka inti dari Hukum Kasih yang disebutkan dalam Kitab Imamat (disingkat Imamat; akronim Im.) merupakan kitab ketiga dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani). Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut Kitab Waiyiqra. Sedangkan Kitab Keluaran (disingkat Keluaran; akronim Kel.) merupakan kitab kedua dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani).  Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut Kitab Syemot (bahasa Ibrani: translit. Sefer Syemot?). Juga diimani oleh umat Muslim tentunya. Mohon koreksi jika saya salah.

Kisah tentang Hukum Kasih ini juga diajarkan dengan baik dalam ajaran agama Islam, sepanjang yang saya tahu.  izinkan saya juga mengutip, bila keliru mohon dibenarkan dan dikoreksi. Saya kutip dari situs https://www.risalahislam.com yang berjudul Pengertian Habluminallah dan Habluminannas, yang dimuat pada 4 Desember 2020.

Disebutkan bahwa, Habluminallah dan Habluminannas artinya adalah hubungan baik dengan Allah SWT dan dengan sesama manusia.
Islam mengajarkan, hubungan baik dengan Allah saja gak cukup. Rajin ibadah seperti shalat, zakat, dan puasa gak cukup, namun juga harus diimbangi dengan hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Pengertian  Hablumminannas disebutkan, adalah hubungan baik dengan sesama manusia. Harmoni sosial, dengan tetangga, teman kerja, lingkungan, dll.

Kutipan lainnya, saya ambil dari situs kumparan.id (27/11/2020) dengan judul artikel Isi Surat Al Kafirun, Surat Alquran yang Ajarkan Tentang Toleransi Beragama. Sekalipun  saya dapat mengutipnya di sini, saya segan untuk menuliskannya. Sebab dapat saja memiliki tafsir yang berbeda dari dari Ayat dimaksud baik oleh umat islam itu sendiri atau pemuka agamanya. 

Akan tetapi saya mengambil itinya saja, bahwa di dalam agama Islam juga diajarkan adanya toleransi kepada mereka yang berbeda dengan keyakinan agama Islam itu sendiri.

Begitu juga karena penjabaran tentang Hukum Kasih di atas, maka saya meyakini. Semua mahluk Tuhan sekalipun memiliki latar belakang yang berbeda. Bukan hanya Agama, namun Suku, Ras, Golongan dan sebagainya, pasti memiliki Toleransi yang diaplikasikan sesuai dengan caranya masing-masing.

Di luar itu, filosuf Aristoteles, dengan istilah atau teori Zoon Politicon ia gunakan untuk menyebut manusia itu adalah makhluk sosial. Dan secara harfiah Zoon Politicon dalam pendapanya, menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.

Hal yang sama juga dikemukakan Adam Smith, ia menyebut istilah manusia itu adalah mahkluk sosial dengan istilah Homo Homini socius, yang berarti manusia menjadi sahabat bagi manusia lainnya.

Maka melalui artikel pendek ini, maka semua yang diuraikan sejalan dengan tema Natal tahun 2021 oleh PGI maupun KWI yaitu, "Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan". Dimana pengeyewantahannya dapat dilakukan bahkan pun bisa saja gak, sesuai dengan kemauan dan  pemahaman umat secara bebas.

dapun perbedaan pemahaman, biarlah dihormati dan dihargai dan gak perlu untuk diperdebatkan secara berlebihan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, sebagai konstitusi dasar negara. Dalam amandemen ke 2, pada pasal 28 E, khususnya pasal 1 dan 2 menyebutkan bahwa

  1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
  2. Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Sejalan dengan itu bunyi pasal asli dari Konstitusi kita khususnya pada pasal  Pasal 29 juga menyebutkan

  1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Harapan saya, mari kita saling bergandengan tangan, perbedaan itu harus kita terima sebagai sebuah keniscayaan, agar kita dapat saling mengenal, menghormati dan mengasihi satu dengan yang lainnya. Bangsa ini harus tetap kokoh berdiri tak teramakan zaman, sekalipun banyak ujian yang datang sulih berganti yang mengancam keutuhan kita sebagai satu bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saya pribadi, secara turun menurun dari nenek moyang. Minimal terdeteksi pada kakek-nenek dari ayah dan ibu, termasuk ibu dan ayah sendiri. Memiliki latar belakang suku, agama, kebangsaan yang beraneka ragam. Saya memiliki campuran arab juga, namun di sisi lain darah yang mengalir dalam diri saya, adalah darah penjajah juga. Bagi saya, darah gak menentukan sikap baik dan buruknya sifat manusia. Namun saya berusaha menjadi orang yang baik dimata Tuhan dan sesama, minimal sesuai norma dan etika yang berlaku. Sedangkan dalam masalah kepercayaan saya, adalah menjadi urusan saya pribadi langsung dengan Tuhan yang saya yakini.

Hari ini, keluarga kami yang berlatar belakang campuran, khususnya agama. Bersama-sama merayakan malam Natal secara khusuk di dukung oleh keluarga lain yang dapat menempatkan diri sebaik mungkin. Kami dan  termasuk bersama tetangga dan tamu, merayakan malam nanti dengan penuh ucap syukur dan suka cita.

Selamat Natal untuk saudara-saudaraku yang beragama Kristen, dan salam sejahtera penuh cinta kasih untuk semua handai taulan dimanapun berada.

Salam Kasih Natal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun