Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inti Ajaran Kasih Kristus Tidak Hanya "Dimonopoli" Penganut Agama Kristiani Saja, Agama Lain Juga!

24 Desember 2021   19:28 Diperbarui: 25 Desember 2021   06:40 4902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber : mancode.id

Begitu juga karena penjabaran tentang Hukum Kasih di atas, maka saya meyakini. Semua mahluk Tuhan sekalipun memiliki latar belakang yang berbeda. Bukan hanya Agama, namun Suku, Ras, Golongan dan sebagainya, pasti memiliki Toleransi yang diaplikasikan sesuai dengan caranya masing-masing.

Di luar itu, filosuf Aristoteles, dengan istilah atau teori Zoon Politicon ia gunakan untuk menyebut manusia itu adalah makhluk sosial. Dan secara harfiah Zoon Politicon dalam pendapanya, menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.

Hal yang sama juga dikemukakan Adam Smith, ia menyebut istilah manusia itu adalah mahkluk sosial dengan istilah Homo Homini socius, yang berarti manusia menjadi sahabat bagi manusia lainnya.

Maka melalui artikel pendek ini, maka semua yang diuraikan sejalan dengan tema Natal tahun 2021 oleh PGI maupun KWI yaitu, "Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan". Dimana pengeyewantahannya dapat dilakukan bahkan pun bisa saja gak, sesuai dengan kemauan dan  pemahaman umat secara bebas.

dapun perbedaan pemahaman, biarlah dihormati dan dihargai dan gak perlu untuk diperdebatkan secara berlebihan.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, sebagai konstitusi dasar negara. Dalam amandemen ke 2, pada pasal 28 E, khususnya pasal 1 dan 2 menyebutkan bahwa

  1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
  2. Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Sejalan dengan itu bunyi pasal asli dari Konstitusi kita khususnya pada pasal  Pasal 29 juga menyebutkan

  1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Harapan saya, mari kita saling bergandengan tangan, perbedaan itu harus kita terima sebagai sebuah keniscayaan, agar kita dapat saling mengenal, menghormati dan mengasihi satu dengan yang lainnya. Bangsa ini harus tetap kokoh berdiri tak teramakan zaman, sekalipun banyak ujian yang datang sulih berganti yang mengancam keutuhan kita sebagai satu bangsa, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saya pribadi, secara turun menurun dari nenek moyang. Minimal terdeteksi pada kakek-nenek dari ayah dan ibu, termasuk ibu dan ayah sendiri. Memiliki latar belakang suku, agama, kebangsaan yang beraneka ragam. Saya memiliki campuran arab juga, namun di sisi lain darah yang mengalir dalam diri saya, adalah darah penjajah juga. Bagi saya, darah gak menentukan sikap baik dan buruknya sifat manusia. Namun saya berusaha menjadi orang yang baik dimata Tuhan dan sesama, minimal sesuai norma dan etika yang berlaku. Sedangkan dalam masalah kepercayaan saya, adalah menjadi urusan saya pribadi langsung dengan Tuhan yang saya yakini.

Hari ini, keluarga kami yang berlatar belakang campuran, khususnya agama. Bersama-sama merayakan malam Natal secara khusuk di dukung oleh keluarga lain yang dapat menempatkan diri sebaik mungkin. Kami dan  termasuk bersama tetangga dan tamu, merayakan malam nanti dengan penuh ucap syukur dan suka cita.

Selamat Natal untuk saudara-saudaraku yang beragama Kristen, dan salam sejahtera penuh cinta kasih untuk semua handai taulan dimanapun berada.

Salam Kasih Natal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun