Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Di Balik Metaverse: Mulai dari Isu Sekarat, Perubahan Nama Perusahaan, dan Ambisi Zuckerberg

24 Desember 2021   08:11 Diperbarui: 25 Desember 2021   09:04 6154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zuckerberg , Sumber: citeia.com

Tidak peduli apakah membuat metaverse akan memakan waktu satu atau beberapa dekade, jelas bahwa perangkat keras yang imersif akan memainkan peran utama dalam membuatnya populer. Itulah mengapa pacuan kuda antara Meta, Apple, Snap, Microsoft dan lainnya untuk membuat kacamata AR sangat penting.

Siapa pun yang menang mungkin tidak  secara otomatis memenangkan metaverse juga, tetapi pasti akan memiliki keuntungan tim tuan rumah yang besar.

Evaluasi (Indonesia)

Bagi kalian atau anak cucu saya kelak, ini adalah peluang yang dapat diambil dan juga tidak  harus. Jelas sekali ini tidak  mendatangkan sesuatu yang lebih bahagia menjalani kehidupan nyata dan bekerja dengan lingkungan baru yang penuh dengan perubahan karena pengaruh teknologi digital atau komunikasi dan informasi.

Sehingga, menurut saya, Metaverse hanya sebuah pilhan dan terobosan perkembangan teknologi digital untuk menyenangkan orang sekaligus untuk beraup keuntungan dari mereka. Sedangkan jaminan informasi atau privasi pengguna tidak  ada jaminannya sama sekali.

Data dan informasi kita selama ini telah dipanen oleh mereka, para perusahaan teknologi digital raksasa ini. Dan kapan saja dengan data dan informasi itu, mereka dapat mengenalisanya untuk membuat terobosan produk teknologi baru yang kita-kita lagi yang senang dengan kesenangan tanpa memperhatikan privasi, menjadi sasaran empuk bagi perusahaan-perusahaan tersebut.

Dengan adanya persoalan ini, bagi bangsa Indonesia, yang masih jauh dari Menciptakan sebuah inovasi teknologi digital yang bersaing di kancah dunia, alias sebagian besar adalah pengguna dan pemakai aktif. Pemerintah harus melihat hal ini sebagai suatu ancaman bagi privasi warga negaranya, hingga sumber-sumber informasi vital negara.

Sehingga saran saya, kumpulkan berbagai ahli dalam bidang teknologi (berbagai cabang ilmu), ilmuan dan profesional lainnya untuk duduk bersama, melihat Indonesia ke depan akan seperti apa? Paling tidak  kita harus dapat memproteksi diri kita terhadap ancaman cyber, kebocoran data vital negara, privasi warga negara dan informasi lainnya yang sudah lama meraka "panen".

Regulasi perlu dibuat seketat mungkin, karena kita adalah pasar potensial. Sehingga produk dan layanan teknologi digital terasuk tentunya teknologi informasi dan komunikasi yang masuk dan berasal dari luar, perlu dibatasi dan harus memenuhi ketentuan yang cukup ketat bagi perlindungan warga negara dan terlebih lagi bangsa dan negara,

Perlu dicatat, negara kita ini adalah karya Tuhan terindah dan terkaya di dunia ini. Kekayaan dan berbagai keraneka ragaman yang tak terukur nilainya, selama ini tanpa sadar dijajah oleh bangsa lain sekalipun kemerdekaan sudah kita kumandangkan.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, secara geo politik dan geo strategis, letak geografis negara ini sangat luar bisa dan tentu menjadi incaran negara yang sejatinya tak memiliki apa yang kita miliki. Ini adalah merupakan tantangan yang cukup berat untuk dapat memproteksi wilayah ini dan melindungi rakyatnya serta menyesejahterakan mereka secara adil dan merata di segala bidang.

Oleh sebab itu sambil berbenah diri di segala bidang, meningkatkan kualitas generasi bangsa secara menyeluruh. Sejalan dengan itu wasapadalah terhadap semua pengaruh dan upa untuk dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki kekayaan dan kepemilikan teknologi terkemuka di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun