Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tetap Berusaha, Membebaskan Remaja Putri dari Pergaulan Bebas

14 Desember 2021   00:02 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:23 2615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Being called promiscuous is sometimes just a way to excuse the behavior of others. Photograph: Josh Reynolds / AP Photograph: JOSH REYNOLDS/AP

Langsung saja, sekalipun dikaji banyak aspek yang dapat dibahas.  Saya membukanya dengan pengalaman hidup saya pribadi saja, sebagai kesaksian hidup dari pengalaman saya pribadi

Jujur saja, dahulu semasa remaja hingga kuliah, saya bukan anak mami, alias bukan anak alim dan baik dalam konteks pergaulan ya. Selain nakal juga sempat nyoba nyandu. Sehingga keseharian lebih suka bergaul dengan sesama teman pria, bukan berarti gak punya pacar hehe. Semua ini banyak dipengaruhi oleh pergaulan juga,

Hampir saban sore hingga jelang malam, kami yang dinamain anak gang ini, kesehariannya kerjaanya ngumpul aja, negak minuman keras, balapan,  yang parahnaya kelahi antar gang atau sekolah.

Di dalam gang pria, jelas kami terpengaruh dari sesama teman dan harus diakui ikut terjerumus dalam pergaulan bebas juga.

Di dalam gang sekalipun mayoritasnya pria, tapi kami biasanya didatangi oeleh para gadis, baik satu sekolahan maupun dari sekolah lainnya. Mereka ini ikut nongkrong, bahkan kalo bolospun janjian. Anak gadis yang polos, bukan yang garang. Mayoritas anak mami yang centil dan imut, dan alim disekolahan.  Biasanya bermodal kendara roda 4 kalau datang rombongan per rombongan.

Harus saya akui, diantara para gadis yang sering nongkrong bersama kami, ada diantaranya yang kita istilahkan "piala bergilir". Yang artinya mungkin anda juga sudah tau artinya.  Bisa "dipake" oleh kawan-kawan saya, secara bergantian.

Salah satu contoh yang saya kemukakan ini adalah anak mami lho ya, yang alim kalo di nilai secara kasat mata. Baik di sekolah dan berperilaku di rumah.  Dan saya pikir gak kurang perhatian orang tua, dicukupkan kebutuhannya hingga pemenuhan pengethaua rohani. Cukup Pinter lagi! Masuk 5 Besar di sekolahan.

Nah beda dengan, ada teman satu sekolah yang kadang kita ngerumpi di kantin sekolah. Dia jujur, selain sebagai pelajar, dia juga menjajakan dirinya kepada om-om atau yang berduit. Dia jelasin kenapa dia harus melakukan hal tersebut. Memang persoalan ekonomi keluarga dan persoalan lainya yang Cukup complicated membuat dia harus berprofesi ganda.

Anak ini cukup cerdas, selalu masuk 3 besar di kelasnya.

Ya karena sering ngerumpi, jadi teman ngobrol kalo pas jam istirahat. Gak pernah bertemu di luar jam sekolah.

Selain dapat mengerti permasalahannya, ikut prihatin juga. Tapi selalu saya tanya, kapan kamu berhenti? Dia hanya tersenyum. Semua ada waktunya mas katanya.

Ok, kasus pertama saya sebut si A, kasus kedua saya sebut si B dan kasus ke 3 saya sebut si C.

Si C ini, saya nilai memiliki kelainan seksual. Dia bukan satu sekolah dengan saya. Tapi namanya dalam rumpian teman-teman cowok.  Si C ini memang cantik, sekalipun cantik kata orang relatif. Tapi khusus untuk si C ini saya nilai Cantik.

Siapa saja, lelaki yang mengajaknya keluar untuk "begituan", atau dilakuin di kost. Pasti dilayaninya. Dia bukan pekerja seks seperti si B, dia juga bukan si A, yang hanya melampiaskan napsu seksualnya namun gak sembarang orang.

O ya, yang saya ceritain ini. Di salah satu kota pelajar yang terkenal di Indonesia. Dan memang sebagian besar, kami kost, ngontrak berkelompok. Kebetulan saya sudah dibeliin rumah untuk tinggal bersama adik-adik, dan sebagai kakak tertua, harus memperhatikan mereka. Jadi nakal ya nakal tapi berusaha menunjukan contoh yang baik di depan mereka.

Kalau anda pernah membaca hasil survey dan penilitian tentang keperawanan dan pergaulan bebas di kota pelajar ini, saya lupa terbitannya. Memang benar hasil penelitian tersebut. Paling gak dapat disimpulkan sebagian besar adalah benar, dari sudut pandang saya lho, yang keshariannya gaul bukan saja jadi kutu buku di rumah dan harus perhatikan adik-adik.

Kembali ke si C ini, coba anda mikir. Kalao dia memiliki kecantikan yang luar biasa, bukan orang kebanyakan alias berada, kenapa coba dia berperilaku seperti itu? Saat itu saya jadi bingung juga.. Saat dikenalin ke dia, anaknya sopan dan ramah. Tapi entah lah, saya gak bisa menduga-duga. Yang bisa saya simpulkan saat itu, si C ini memiliki kelainan perlikaku seksual, atau mengalami penyimpangan seksual.  

Singkat kata dari cerita saya di atas, pergaulan bebas pada remaja gak mengenal batasan, siapapun bisa mengalami pergaulan bebas.  Maaf, sekalipun sering beribadah. Tapi saya gak mau menghubungkan hal ini, karena masuk ke ranah yang sensitif. Namun yang pasti dari pengalaman saya, sekali lagi, anak gadis siapa saja, berpeluang untuk untuk berperilaku seks bebas (Sexually Promiscuous Behavior)

**

Perilaku seks bebas dari beberapa refrensi yang saya baca, tentu oleh pakarnya. Menjelaskan bahwa subjek yang sulit untuk dipertimbangkan, apalagi didiskusikan dengan anak remaja. Sementara menangani dugaan pergaulan bebas seorang putri remaja mungkin tidak nyaman, tapi itu jika gak di bicarakan, pergaulan Seksual itu adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

Kegagalan untuk mengatasi masalah ini dapat memiliki berbagai dampak negatif yang dapat berdampak pada putri kita dan keluarga kita seumur hidup. Seringkali, pergaulan bebas pada remaja putri merupakan indikasi adanya masalah yang lebih dalam dan serius. Jika anda mengatasi masalah yang mendasarinya, hasilnya akan lebih positif bagi semua orang, dan memungkinkan dia menikmati kehidupan yang penuh dan bahagia.

Apa itu Promiscuous   atau pergaulan bebas pada Remaja

Promiscuous  ditandai dengan hubungan seksual kasual yang sembarangan dengan sejumlah pasangan. Seks dengan cara ini sering menjadi pelampiasan frustrasi, kontrol, dan mungkin masalah psikologis lainnya seperti depresi.

Menurut Havenwood Academy, beberapa tanda bahwa anak remaja anda aktif secara seksual termasuk menjadi tertutup tentang kegiatan dengan pacar, tiba-tiba menjadi tertarik untuk mencuci pakaian mereka sendiri, memiliki kondom atau alat kontrasepsi lain yang mereka miliki dan adanya infeksi kandung kemih yang sering atau berulang, nyeri di bagian bawah. perut atau penyakit menular seksual.

Penyebab Perilaku Hyper Seksual

Penting untuk diketahui bahwa pergaulan bebas pada gadis remaja sering kali merupakan perilaku yang berasal dari masalah mendasar yang lebih dalam. Sebelum Anda mendekatinya tentang perilakunya, terapkan pola pikir keingintahuan tentang faktor-faktor apa dalam hidupnya yang dapat menuntunnya untuk membuat pilihan-pilihan ini. Apa yang terjadi di rumah? Di sekolah? Apakah dia baru-baru ini mengalami pengalaman yang intens secara emosional?

Ingat, pergaulan bebas seringkali merupakan bentuk perilaku mengambil risiko. Dalam beberapa kasus, itu ada hubungannya dengan pemberontakan dan di lain waktu itu adalah jalan keluar untuk perasaan negatif atau keyakinan yang mengalahkan diri sendiri.

Mari kita bicara tentang bagaimana membantu seorang gadis remaja promiscuous.

Masih menurut Havenwood Academy,  untuk beberapa gadis remaja, perilaku ini bisa menjadi teriakan minta tolong. Mereka mungkin menggunakan perilaku tersebut sebagai kamuflase untuk menghadapi isu-isu penting yang tersembunyi di bawah permukaan.

Profesional setuju bahwa perilaku promiscuous adalah masalah serius yang menuntut perhatian segera. Ini bisa menjadi tanda pelecehan seksual, masalah harga diri atau bahkan tanda depresi.

Remaja juga dapat menggunakan seksualitas mereka sebagai sarana pembangkangan ketika mereka tidak bergau dengan orang tua atau keluarga. Seksualitas yang terang-terangan mungkin hanya merupakan cara untuk diperhatikan, atau metode untuk menyatakan kemandirian mereka secara simbolis.

Seorang anak gadis mungkin melihatnya sebagai cara untuk membuktikan bahwa dia cukup dewasa untuk melakukan apa yang dia inginkan. Namun, pada akhirnya, ini adalah perilaku yang merusak diri sendiri dan tidak dewasa.

Remaja yang melanjutkan perilaku ini hingga dewasa membahayakan hubungan intim di masa depan serta kesehatan mereka secara keseluruhan. Gadis-gadis yang melakukan seks bebas secara signifikan lebih mungkin untuk dilecehkan atau menderita penyakit mental sebagai orang dewasa, dan memiliki kemungkinan kehamilan remaja yang sangat meningkat.

Pentingnya Kejujuran dan Dialog Terbuka

Dari berbagai refrensi yang saya baca, karena saya bukanlah psikolog. Hanya bermodal pengalaman hidup, Hal terbaik untuk dilakukan, tidak peduli seberapa sulitnya, adalah berbicara dengan putri kita tentang perilaku yang menurut kita mengkhawatirkan. Kita tidak akan tahu mengapa putri kita melakukan perilaku seks bebas jika kita tidak menanyakannya.

Jangan takut untuk mengajukan pertanyaan yang sulit juga. Penting untuk tidak membuat tuduhan tentang perilakunya, terlihat seperti menghakimi, atau mencoba melarangnya bertindak dengan cara tertentu.

Pada akhirnya, Kita tidak dapat mencegah anak remaja melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, tidak peduli seberapa keras kita berusaha. Yang dapat kita lakukan adalah membantunya untuk memahami mengapa dia melakukannya sejak awal dan apa konsekuensi yang mungkin terjadi.

Itu harus menjadi pilihannya untuk menghentikan perilaku dan mencari bantuan untuk masalah mendasar di sekitarnya.

Membangun harga diri yang kuat pada putri kita adalah cara terbaik baginya untuk mendapatkan perhatian positif. Jika kita memerlukan dukungan tambahan dalam membantu anak remaja kita dengan perilaku seks bebasnya, profesional kesehatan mental yang penuh kasih dapat membantu.

Para psikolog yang memilik latar belakang pendidikan khusus sebagai terapis, mereka dapat membantu anak gadis mengatasi akar penyebab perilakunya dan memberikan terapi intervensi yang tepat dalam pengaturan perawatan residensial yang menarik.

Bagaimana Membantu Gadis Remaja "Promiscuous"

Ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu seorang gadis remaja yang bebas memilih yang tidak akan mengakibatkan pertengkaran atau kehilangan kepercayaan mereka. Berikut adalah beberapa tindakan yang perlu dipertimbangkan (dari berbagai sumber):

  • Dekati melalui percakapan tentang hubungan anak remaja Anda dengan sikap ingin tahu dan kasih sayang. Cobalah untuk tidak berdebat, menyalahkan, atau mempermalukan apa pun yang dia bagikan dengan Anda dan dengarkan dengan tulus.
  • Tanyakan padanya tentang kesehatan mentalnya. Studi terbaru menunjukkan hubungan antara pergaulan bebas dan depresi.
  • Jangan menghindar dari mendiskusikan topik yang sulit. Perilaku promiscuous dapat memiliki konsekuensi fisik yang berbahaya. Sebagai orang tua, pastikan anak remaja Anda memahami risiko fisik yang terkait dengan perilaku promiscuous.
  • Terakhir, mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi apakah dia membutuhkan fasilitas sosial yang lebih positif dan keterlibatan dalam hidupnya. Seperti apa grup pertemanannya? Siapa mentor dalam hidupnya?

Jangan menyalahkan diri sendiri. Setiap orang tua akan melalui tantangan apa saja bersama anak mereka. Jika prioritas orang tua tetap pada keselamatan anak dan kesehatan hubungan  orang tua dengan mereka, maka orang tua dapat menyelesaikan percakapan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu mereka.

Menghadapi Putri Remaja yang Suka Memilih

Ada keadaan tertentu dengan perilaku promiscuous yang mungkin memerlukan solusi dan respons yang lebih ekstrem. Dalam kasus ketergantungan bersama atau jika anak remaja bertemu orang asing secara online tanpa sepengetahuan kita, perubahan total dalam lingkungan mungkin diperlukan untuk menjaga masa depan dan keselamatannya.

Jika kita memiliki remaja yang lebih menjadi-jadi perilakunya membawa perilaku pergaulan bebas ke tingkat yang berbahaya, hubungi para rohaniawan, keluarga yang paling dekat dengannya, terapis atau psikolog.

Mungkin di Indonesia, diperlukan juga sekolah atau pusat rehabilitasi khusus seperti asrama untuk terapi bagi untuk anak perempuan dan menawarkan dukungan secara komprehensif untuk pemasalahan pergaulan bebas pada remaja perempuan. Dengan tujuan antara lain membantunya membangun harga dirinya, merenungkan perilaku masa lalunya, dan menciptakan fondasi dukungan yang akan mempersiapkannya untuk melangkah ke dunia dengan percaya diri, dengan kepala di pundaknya.

**

Saya pernah melaku penelitian dan survey mandiri, didukung oleh beberapa rekan secara khusus di tahun 1998 dengan responden 80 mahasiswi  dari 4 kampus yang berbeda. Hal ini dipicu karena salah satu mahasiswi bimbingan saya meninggal karena HIV/AIDS.

Sayangnya, saya belum dapat merangkumkannya, karena pada saat itu sedang menyelesaikan tugas sebagai tenaga pengajar atau instruktur  di salah satu BUMN terbesar di Indonesia.   Namun secara garis besar, cukup memprihatinkan, pergaulan bebas dapat saya simpulkan sebagai hal yang sudah biasa mereka lakukan dalam kesehariannya.

Bagi orang tua yang memiliki anak gadis, seperti saya juga. Marilah, jangan acuh tak acuh, kita membuka percakapan yang kondusif dan nyaman di waktu yang tepat untuk mendiskusikan pemasalahan dan pergaulan mereka (termasuk pacar mereka), dan tentu termasuk juga pendidikan mereka atau pekerjaan mereka.

Mari kita senantiasa berdoa selalu, kiranya Tuhan senantiasa memimbing mereka di jalan yang benar dan menjaga mereka dari segala mara bahaya.

Bagi angota keluarga lainnya, bkhususnya seorang kakak. Anda juga dapat terlibat dalam diskusi yang sama.

Demikian catatan saya yang tercecer, jika di ceritakan banyak aspek yang dapat digali bersama-sama terkait dengan pergaulan bebas remaja putri.

Semoga bermanfaat

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun