Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Bedanya Guru Zaman Now dengan Guru Jadul?

26 November 2021   14:33 Diperbarui: 27 November 2021   14:50 2984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di asal daerah saya, ketika SD hingga SMP. Latar belakang budaya dan karakter masyarakatnya memang kelihatannya keras, baik dalam turur bahasanya, apalagi kalo pas marah. Waduh, seakan langit mau rutuh. Guru Killer boo .

Tapi menurut saya itulah ekspresi karakter dari pengaruh budaya yang sebenarnya oleh masyarakat setempat dapat dikatakan, wajar-wajar saja.

Nah ketika melanjutkan studi sekolah menegah atas, di daerah lain yang kultur budayanya sangat berbeda jauh dari asal saya. Contoh kecil dari cara bertutur/ngajar dan  nada bicaranya saja berbeda. 

Penyampaian materi kadang bikin  rasa "kantuk".  Akhirnya beberapa kali ketiduran di kelas. Hukuman yang diberikan beebeda pula. Di dua kondisi budaya saya menemukan  jenis kesalahan yang membuat guru harus marah (menegur halusnya) yang berbeda.

Saya gak kebayang ketika dulu saya SMA, kalo bosen sama beberapa pelajaran apalagi cara mengajar gurunya. Saya mengambil posisi duduk di pojok paling belakang. Dan anda udah pasti menduga, yang saya kerjakan, corat coret gak karuan di buku khusus, atau yang parahnya lagi ketiduran. Hehehe

Nah soal ketiduran ini, jika di asal daerah saya, saya gak kebayang bakal di hukum yang jujur kadang membuat diri sendiri malu di depan teman-teman, ditambah dengan kata-kata yang tewrlontar dari ucapan gurunya. Tapi ketika di SMA, yaitu di daerah yang berbeda. Saya ketiduran gak dimarahin tuh. Malah dikerjain sama gurunya.

Kata-kata "goblok", "bodoh", "mending gak sekolah di sini". Adalah beberapa ungkapan yang ada di dua daerah yang berbeda diamana saya menempuh pendidikan. 

Entah bagi penilain orang, tapi ada guru yang emang latah suka banget ngeluarin kalimat-kalimat begituan, jika muridnya ditanya gak tau, apalagi seisi kelas. Mungkin gurunya kesal kali ya, apa yang dia ajarkan, gak dipelajri di rumah. Sehingga dia gak mendapat feed back untuk mengevaluasi dirinya. Ya wajar sih, tapi kata-kata yang terlonyar itu kelihatanya agak sedikit berlebihan.

Suatu ketika, bahkan sering, ketika SMA, saya biasanya dikerumunin siswa sekelas. Entah pokoknya saya harus duduk di deretan paling depan, biar membantu mereka mengerjakan tugasnya. "mbisikin" kalo dia macet mengerjakan jawaban di papan tulus berkapur itu.  

Nah pada saat itu, ada teman sekelas. Cantik deh pokoknya, cuman entah agak lemah di pelajaran matematika. Ketika dia gak bisa ngerjain tugasnya di depan, dikatain "Cantik-cantik bodoh lagi" dan blab bla bla.  Prihatin saya kalo udah gini.

Saya gak berpanjang lebar deh kali ini, padahal dari kemaren-kemaren pengen nulis singkat, eh terlanjur panjang juga. Ya  emang kalo nulis ngalir aja, kecuali sesuatu yang serius yang membutuhkan referensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun