Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kapitan Jonker vs Sultan Hamid II, dalam Kelayakan Menyandang Gelar Pahlawan

29 September 2021   08:39 Diperbarui: 30 September 2021   03:32 3543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar utama pahlawan indonesia sumber: flickriver.com

Akan tetapi, ada benarnya Jonker berbalik badan. Seperti yang dituliskan dalam Tulisan Ibu Engelina, bahwa roda cepat berputar.  Sebab, ngak sampai satu tahun dari kemenangan itu, Gubernur Jenderal Cornelis Speelman, teman dekat dan sang jagoan belanda itu meninggal pada 11 Januari 1684. Jonker kehilangan pegangan. Ngak cukup di situ, Kapitan F Tack juga segera menyusul Speelman, meninggal dunia.

Situasi berubah drastis, karena Kapitan Jonker dan Pasukan Ambonnya mulai terlupakan. Jasa besar Kapitan Jonker seolah ngak berbekas. Apalagi, pengganti Speelman, Gubernur Jenderal Johannes Champuys ngak memiliki hubunngan dengan Kapitan Jonker dan mungkin ngak mengetahui jasa Kapitan Jonker bagi Kompeni (VOC).

Nama jonker mulai dihilangkan, baik di Pemerintah Tinggi maupun catatan harian Kastil Batavia. Begitu juga pasukan Ambon ngak muncul lagi dalam berbagai dokumen, meski pasukan pribumi lain masih tetap tercatat. Kapitan Jonker ngak pernah lagi muncul, selain selama beberapa tahun ngak ada ekspedisi dari Batavia.

Semua rencana serangan dan detail peta muncul di pusaran kekuasaan, yang mungkin saja Kapitan Jonker ngak tahu-menahu dengan semua itu. Pasukan disiapkan untuk menyerang Kapitan Jonker di Marunda, yang dipimpin Panglima van Sloot dan Wanderpoel.

Kondisi Kapitan Jonker meski datang dengan pasukannya tetapi ngak menunjukkan persiapan untuk berperang. Tetapi, ketika berjumpa Letnan Holscher spontan menyerang Kapitan Jonker. Jonker menghembuskan napas terakhir pada 24 Agustus 1689.

"Tindakan tersebut, yang disebabkan oleh semua rumor yang benar, setengah benar, dan salah tentang Jonker". Begitu tulisan Mr. J.A. van der Chijs setelah memeriksa semua informasi mengenai Kapitan Jonker. Lebih lanjut Ibu Engelina menulis.

Untuk melihat makam Kapitan Jonker masih ada sampai saat ini di Marunda, Jakarta. Pada masa lalu wilayahnya itu dikenal sebagai Kampung Pejonkeran dan juga ada "Soemoer Penjokeran" yang sangat jelas mengacu kepada nama Kapitan Jonker.

Pra Kesimpulan

Jadi sekali lagi, dengan segala keterbatasan saya dalam menilai dan menganalisa sejarah yang tentunya disajikan dalam berbagai versi. Sekalipun akan menjadi cacian dan kritikan pedas oleh teman bahkan rakyat Manipa khususnya dan Maluku pada umumnya, adalah sebuah konsekwensi seorang penulis yang harus saya terima karena seolah-olah meramalkan bahwa Kapitan Jongker bakal bernasib sama dengan Sultan Hamid ke II dalam uapaya menyandang gelar Pahlawan. Ya, jujur, lebih baik apa adanya, daripada dibelakang hari berujung kekecewaan? Boleh kan?  

Apa yang saya paparkan adalah berasal dari berbagai sumber, saya hanya kebagian analisa dan beropini saja. Khususnya memadukan versi sejarah Sultan Hamid II dan Kapitan Jonker, sekali lagi, sekalipun hidup pada waktu dan zaman yang berbeda kondisinya, salah satunya belum dikenall namanya Hindia Belanda pada saat hidup Jonker. Namun keduanya memiliki irisan sejarah yang sama, dan pada ujungnya kemungkinan akan bernasip yang sama, paling ngak bagi warga dan ahli waris yang sedang bersemangat menjadikan tokoh pejuangnya sebagai Pahlawan Nasional. Kecuali dalam keadaan yang extraordinary dianggap penting oleh sang penguasa, hasilnya bisa saja berbeda.  Argumen ini  akan saya sajikan berikut dari kaca mata seorang sejahrawan muda dan memiliki pemikiran terbuka dan kritis, yaitu J.J Rizal dibawah ini.

Carut Marut Anugerah Pahlawan Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun