Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Ngeyel, Semua Bisa 'Direkam'!

4 Januari 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:31 2634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini mungkin kasus umum yang banyak terjadi, dimana seseorang atau lebih merekam aktvitas dirinya dan atau bersama orang lain dalam kondisi iseng, nggak disengaja bahkan diluar kontrol diri karena pengaruh emosi, dibawah pengaruh obat atau alkohol  dan faktor lainnya.

Dalam beberapa kasus yang terjadi di kalangan remaja, ada yang menganggap bahwa rekaman video atau foto adalah sebagai bukti jalinan "cinta" dengan janji dan harapan yang muluk-muluk. Dalam kenyataannya, foto atau video dewasa ini justeru dapat menjadi masalah ketika salah seorang dari mereka merasa disakiti  atau cemburu yang berlebihan. Namanya juga remaja, kadang sulit mengontrol emosi, rekaman tersebut dapat dijadikan ancaman atau bukti untuk mempermalukan pasangannya.

Ahh kan disimpen aman dan yang lakuin pasti dijerat hukum! Boleh saja memiliki prinsip seperti itu. Namun jika hal tersebut menjadi masalah, selain si pelaku dapat ditindak secara hukum apabila menyebarkannya, sadar atau nggak korban sendiri akan mengalami sangsi sosial.

Rekaman Video Messenger

Ini mimpi buruk bagi beberapa orang yang terlanjur menggunakannya untuk adegan "dewasa", karena merasa apa yang dilakukanya di depan kamera adalah aman dari rekaman.

Memang benar, hampir semua aplikasi video messenger nggak menyediakan fitur "record", tetapi aplikasi dan peralatan eksternal justeru dapat merekam apa yang tampil pada aplikasi tersebut. Cara gampangnya, menggunakan video hp lalu merekam tampilan web cam lawan bicara.

Lagi-lagi muncul anggapan yang sama, sang pelaku dapat diganjar hukum, tetapi jangan lupa sebagai korban anda bisa mendapat sangsi sosial yang dalam beberapa kasus justeru korban yang lebih menderita secara psikologis hingga ada yang nekat melukai dirinya sendiri.

Rekaman Chat Messenger

Ini mungkin kedengarannya sepeleh, namun dalam beberapa kasus, hal ini dapat dijadikan barang bukti di pengadilan, misalnya kasus Engie dengan rekaman BMM-nya.

Walau pembicaraan secara privat (japri) seperti ini nggak boleh dipertunjukan ke depan publik karena dapat menyangkut maslah privasi dan terkait nama baik seseorang, namun apabila isinya mengandung ancaman dan merugikan personal secara psikologis dapat dibawa ke depan hukum.

Gak usah jauh-jauh dalam masalah hukum. Dalam masalah sederhana saja, beberapa orang yang menceritakan pengalamannya ketika hal tersebut mempengaruhi hubungan rumah tangga mereka.  Seperti yang dialami oleh seorang ibu pada pertengahan tahun 2011 yang lalu. Beliau merasa terpukul, ketika melihat print out hasil percakapanya dengan seseorang di Facebook messenger di beberkan oleh suaminya. Isi pembicaraan tersebut megandung hal yang sangat sensitif dan dapat menganggu hubungan rumah tangganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun