Mohon tunggu...
Valen Laila
Valen Laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya Valen Laila Febriandini biasa dipanggil Valen merupakan seorang mahasiswa baru di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Worklife

The Secret Life of Gen Z: Mengapa Second Account Menjadi Tren FOMO di Kalangan Gen Z?

7 Januari 2025   19:34 Diperbarui: 7 Januari 2025   19:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pinterest 

Di era digital yang serba terhubung, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari terutama bagi Generasi Z (Gen Z). Menurut Gen z, media sosial tidak hanya menjadi sarana berinteraksi dan berbagi momen, melainkan juga berperan dalam membentuk citra diri. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktif di media sosial seperti platform Instragram, Tiktok, X, WhatsApp, dan lainnya. Hingga kini muncul tren yang menarik yaitu memiliki akun kedua atau sering disebut dengan second account. Hal ini sangat mencerminkan Gen Z dalam penggunaan akun media sosial untuk berinteraksi. Akun kedua bukan hanya sekadar "cadangan" dari akun utama, tetapi merupakan ruang pribadi yang memungkinkan mereka berekspresi lebih bebas tanpa memikirkan berbagai ekspektasi, tuntutan sosial, dan tekanan yang datang dari dunia maya. Tapi, kenapa akun kedua ini menjadi populer? Apa yang membuat mereka merasa perlu memiliki lebih dari satu akun media sosial? Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial serta psikologis mereka? Mari kita bahas lebih dalam alasan dan pengaruhnya!

Mengapa Second Account Jadi Tren di Kalangan Gen Z?

1. Kebutuhan Ruang Privasi di Dunia Maya

Di era media sosial, banyak orang merasa cemas dengan privasi. Gen Z menyadari betapa besar data pribadi mereka yang tersebar di internet. Alasan mengapa Gen Z membuat akun kedua ialah untuk mendapatkan ruang yang lebih aman. Biasanya, akun utama digunakan untuk membangun personal branding mereka atau interaksi dengan jejaring yang luas. Selain itu, akun utama seringkali di akses oleh keluarga, teman, rekan kerja, sehingga membuat kurang nyaman ketika berbagi hal-hal tertentu. Sementara, di akun kedua mereka lebih leluasa membagikan momen pribadi akan penilaian orang lain, karena mereka cenderung lebih berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi di media sosial. Dengan begitu mereka dapat memisahkan antara konten publik dan pribadinya.

2. FOMO (Fear of Missing Out) 

Gen Z sering kali merasa FOMO ketika ada tren yang baru muncul, salah satunya yaitu membuat akun kedua atau biasa disebut second account. Mereka membuat akun kedua sebagai suatu upaya untuk tetap terhubung mengikuti tren dan peristiwa yang sedang terjadi. Akun kedua digunakan untuk menjelajah konten-konten viral, sehinngga mereka tetap up-to-date dengan tren terkini. Di akun kedua, mereka bisa mengikuti atau berpartisipasi dalam tren yang mungkin tidak ingin mereka tampilkan di akun utama. Dengan begitu, mereka tetap bisa ikut serta dalam membuat tren.

3. Bebas Mengeksplorasi Ekspresi Diri 

Media sosial memberikan panggung bagi Gen Z dalam mengekspresikan diri, namun terkadang tekanan untuk selalu tampil "sempurna" atau sesuai dengan standar tertentu itu sangat besar. Oleh karena itu, yang awalnya media sosial bisa digunakan untuk kebebasan berekspresi kini sifatnya kurang fleksibel. Dengan memiliki akun kedua, Gen Z bisa lebih bebas bereksperimen dengan berbagai identitas, kegiatan, atau minat yang mereka inginkan tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi orang lain. Akun kedua biasanya sering digunakan untuk mengunggah meme lucu, menjelajah hobi, dan kegiatan lainnya yang bersifat pribadi. Terkadang mereka juga berbagi konten yang tidak teratur, kegiatan yang tidak selalu menyenangkan, atau bahkan kegagalan yang mereka alami, pengalaman relatable bagi diri mereka sendiri dan pengikut mereka.

4. Kreativitas dalam Penggunaan Sosial Media 

Akun kedua juga menjadi ruang untuk lebih bebas berkreasi tanpa harus khawatir tentang penilaian orang lain. Mereka bisa menggunakan akun kedua untuk berbagi karya seni, menulis, atau bereksperimen dengan berbagai ide kreatif yang mungkin belum sepenuhnya matang atau siap untuk diposting di akun utama mereka. Dengan demikian, mereka bisa lebih kreatif tanpa takut kehilangan kredibilitas atau branding yang sudah mereka bangun, sehingga akun kedua menjadi tempat yang lebih santai dan ekspresif.

5. Menghindari Tekanan Sosial 

Banyak penelitian dan pengamatan yang mengatakan bahwa Gen Z adalah generasi mudah tertekan secara sosial akibat penggunaan media sosial. Gen Z merasa terdorong untuk menyajikan versi terbaik atau tipe ideal dari diri mereka di media sosial, sehingga memunculkan perasaan kurang puas terhadap diri sendiri apabila mereka tidak sesuai dengan standar sosial media. Mereka merasa cemas tentang apa yang mereka bagikan dan apakah bisa mempengaruhi persepsi orang lain terhadap dirinya. Adanya media sosial membuat seseorang harus tampil sempurna dan semenarik mungkin, seperti pencapaian akademik, kehidupan sosial yang aktif, penampilan fisik yang sempurna, atau gaya hidup yang mewah mengakibatkan dorongan tekanan yang sangat berat. Dengan demikian, mereka harus memperhatikan kesehatan mental sebab banyak yang merasa bahwa eksposur berlebihan di media sosial bisa menambah kecemasan atau stres.

6. Mengatur Batasan Berbagi Konten 

Gen Z memilih untuk mengatur batasan konten untuk privasi diri, kontrol sosial, dan kenyamanan pribadi. Akun kedua memberi kebebasan untuk Gen Z dalam membatasi siapa yang bisa melihat jenis konten tertentu. Misalnya, seorang Gen Z  ingin membagikani foto liburan atau cerita pribadi dengan teman-temannya, tetapi tidak ingin hal tersebut dilihat oleh orang tua atau bos mereka, sehingnga mereka bebas mengunggah apapun tanpa rasa khawatir. Hal ini memberi mereka kontrol lebih besar atas siapa yang dapat melihat sisi-sisi berbeda dari kehidupan mereka, sebab mereka sadar akan dampak jejak digital. Dengan memiliki akun kedua, mereka bisa lebih selektif tentang siapa yang dapat melihat konten pribadi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun