Mohon tunggu...
Valencia Yuniarti S.
Valencia Yuniarti S. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Interested in media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kritis dalam Menyikapi Kemudahan dari Praktik Jurnalisme Masa Kini

3 Maret 2021   09:54 Diperbarui: 3 Maret 2021   12:44 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Rachel Claire dari Pexels

Foto oleh freestocks.org dari Pexels
Foto oleh freestocks.org dari Pexels
Perilaku pembaca sebagai konsumen konten berita pun telah berubah. Sebelumnya, mereka harus membeli sebuah koran untuk membaca berita. Namun, sekarang kamu dapat membaca berita secara gratis di internet secara real time. Kegiatan menonton berita TV pun tidak harus di jam-jam tertentu saja. Kamu dapat mengakses siaran berita kapan saja dan di mana saja melalui YouTube.

Selain itu, masyarakat pun dapat memberikan tanggapan secara langsung melalui kolom komentar.

Minim Verifikasi

Kecepatan dalam proses produksi sebuah berita adalah sebuah keunggulan. Hal ini tidak mungkin terjadi pada masa lampau. Namun, kecepatan ini dapat menjadi bumerang bagi produsen dan konsumen.

Ada satu tahapan dari proses produksi berita yang sering terlewati, yaitu tahap verifikasi. Padahal, tahapan tersebut merupakan yang paling penting. Sebelum sampai ke tangan pembaca, berita harus dipastikan terlebih dahulu kebenarannya.

Media justru sering menghadirkan misinformasi dan disinformasi kepada publik. Fenomena tidak hanya disebabkan oleh kelalaian proses produksi. Tuntutan pekerjaan jurnalis yang semakin banyak, juga dapat menjadi salah satu penyebabnya. 

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Tuntutan pekerjaan jurnalis tidak lagi hanya untuk menulis berita. Pada era multimedia ini, para jurnalis juga diminta untuk memiliki skill foto, video dan menyuntingnya. Ini juga mengindikasikan bahwa sebenarnya perkembangan jurnalisme juga menuntut perkembangan sumber daya manusianya.

Namun sayangnya, masih banyak media yang tidak punya budget lebih. Hasilnya, sumber daya yang ada dipaksa untuk punya banyak keahlian, namun tidak diiringi oleh imbalan yang setimpal. Kualitas dari sebuah konten berita pun menjadi sangat buruk.

Persaingan antar media yang begitu cepat juga dapat meluputkan proses verifikasi. Banyak media yang ingin selalu menjadi yang tercepat. Mereka tidak terlalu peduli dengan kelengkapan dan korelasi isi berita. Persaingan tersebut membuat proses verifikasi hanya dilakukan ala kadarnya saja.

Jurnalisme Warga

Foto oleh Rachel Claire dari Pexels
Foto oleh Rachel Claire dari Pexels
Kemudahan dalam mengakses berita juga diiringi dengan kemudahan dalam memproduksi berita. Praktik jurnalisme warga diperkirakan telah muncul pada tahun 1988. Namun, trend dari jurnalisme warga baru berkembang sekitar tahun 2010.

Hal ini dapat terjadi karena faktor dari kemunculan perangkat yang punya banyak fungsi. Sehingga, ini memampukan masyarakat untuk dapat memproduksi berita hanya dengan sebuah ponsel pintar.

Permasalahan yang muncul seiring berkembangnya jurnalisme warga, yaitu mengenai status mereka. Sudah jelas bahwa mereka bukanlah seorang jurnalis profesional. Pengetahuan mengenai kode etik jurnalistik mungkin tidak mereka punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun