Para kru dan pemeran dari film ini melakukan roadshow ke beberapa kota yang dibarengi dengan acara nonton bareng dengan beberapa pemeran. Hal ini tentunya menjadi kesempatan langka bagi beberapa orang. Kapan lagi kamu dapat menonton film bersama Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra?
Acara roadshow tersebut mengundang animo masyarakat. Hal ini juga berpengaruh kepada peningkatan penjualan tiket. Mereka yang mengikuti acara nonton bareng diharuskan membeli tiket film Aruna dan Lidahnya (2018).
Praktik spasialisasi pada film Aruna dan Lidahnya (2018) tidak berhenti sampai di situ. Kamu dapat membuka akun instagram milik Palari Films dan menemukan beberapa praktik spasialisasi yang lain. Hasil dokumentasi dari acara roadshow diunggah melalui akun instagram Palari Films. Hal ini tentunya menggugah minat masyarakat di kota lainnya.
Akun instagram Palari Films juga berisi konten interaktif yang mengundang komentar dari para pengguna instagram. Mereka juga membuka kesempatan bertanya di Instagram. Pertanyaan tersebut nantinya akan dijawab langsung oleh para pemerannya. Meskipun cara ini tidak terlalu terlihat sebagai strategi spasialisasi, namun jawaban pemeran akan dibatasi sehingga meninggalkan rasa penasaran.
Selain itu, Palari Films juga membuat sejumlah template story instagram yang dapat digunakan siapapun. Template itu mengajak para followers untuk ikut mengisi beberapa perintah yang tertera. Pada bagian bawah template dituliskan tanggal penayangan dari Aruna dan Lidahnya (2018). Ada beberapa template juga yang mengajak para followers untuk me-mention temannya.
Film Kuliner Produksi Anak Bangsa
Aruna dan Lidahnya (2018) merupakan film kuliner yang diproduksi anak bangsa. Film ini tentunya menambah koleksi film Indonesia dengan tema kuliner. Kehadiran Aruna dan Lidahnya (2018) membawa angin segar bagi genre perfilman Indonesia.
Sayangnya, film yang dibintangi oleh dua aktor kondang Indonesia ini hanya mampu bertahan selama dua minggu di bioskop. Hingga akhir penayangannya, Aruna dan Lidahnya (2018) hanya mampu menjaring sekitar 130.000 penonton. Entah hal apa yang memengaruhi kurangnya minat penonton. Namun, praktik spasialisasi pada film ini sudah sangat total untuk dilakukan.
Memperkenalkan sebuah tema baru yang berbeda dari biasanya bukanlah perkara mudah. Semoga kehadiran Aruna dan Lidahnya (2018) menjadi pemicu bagi film-film bertema kuliner selanjutnya.
Untuk kamu yang belum sempat menonton film ini di bioskop, kamu dapat mengaksesnya lewat Netflix. Kehangatan persahabatan Aruna dan Bono, serta petualangan kuliner yang lezat mampu menghibur kamu di masa pandemi ini. Jangan sampai gak nonton ya!