Judul film apa yang terlintas di pikiran kamu, jika pemeran utamanya adalah Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra? Kamu mungkin akan mengira jawabannya adalah 'Ada Apa dengan Cinta? (2002)'.
Pada tahun 2018, rumah produksi Palari Films kembali mempertemukan Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra pada sebuah film. Untuk kali ini, mereka tidak membintangi film dengan tema percintaan. Film ini bertema kuliner dan berjudul 'Aruna dan Lidahnya (2018)'.
Kehadiran dua pemeran utama ini tentunya menjadi nilai tambah untuk menarik minat masyarakat. Artikel ini tidak akan membahas panjang lebar tentang cerita yang ada pada film. Kamu akan melihat bagaimana usaha film Aruna dan Lidahnya (2018) mendatangkan penonton.
Spasialisasi dalam Film Aruna dan Lidahnya (2018)
Vincent Mosco (1996) mendefinisikan spasialisasi sebagai sebuah proses untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Dalam konteks film, spasialisasi merujuk pada proses pengenalan film kepada masyarakat.Â
Secara sederhana, spasialisasi dapat disebut sebagai upaya untuk mendatangkan penonton. Biasanya, pihak rumah produksi film akan melakukan banyak hal untuk menyebarkan produk kepada audiens.
Sama seperti banyak film yang lain, Aruna dan Lidahnya (2018) melakukan perilisan trailer sebelum penayangan film. Trailer film Aruna dan Lidahnya (2018) dirilis sebulan sebelum tayang di bioskop melalui akun resmi Palari Films di Youtube.
Pada trailer film, cerita tidak akan diperlihatkan secara gamblang. Hal ini tentunya akan memunculkan rasa penasaran dari masyarakat. Penggunaan platform Youtube tidak memerlukan biaya dan jangkauannya akan lebih luas.
Praktik spasialisasi yang lain dapat dilihat dari acara Cooking with Bono yang diunggah melalui akun resmi Palari Films di Youtube. Acara ini terdiri dari empat episode. Cooking With Bono menampilkan Bono (Nicholas Saputra) yang memasak bersama beberapa artis.
Pemilihan Bono sebagai pemandu acara memasak Cooking with Bono berkaitan dengan perannya di film. Bono yang diperankan oleh Nicholas Saputra merupakan seorang teman dari Aruna (Dian Sastrowardoyo) yang berprofesi sebagai juru masak.
Menu yang dimasak oleh Bono pada acara Cooking with Bono adalah menu yang hadir pada film. Salah satunya yaitu hidangan nasi goreng si mbok. Bagi kamu yang sudah menonton film Aruna dan Lidahnya (2018), kamu akan mengerti betapa spesialnya menu ini.
Hampir sama dengan film yang lain, Aruna dan Lidahnya (2018) mengadakan Gala Premiere. Acara ini menandai penayangan film di bioskop yang semakin dekat. Hampir seluruh pemeran dari film ini hadir pada acara Gala Premiere.
Para kru dan pemeran dari film ini melakukan roadshow ke beberapa kota yang dibarengi dengan acara nonton bareng dengan beberapa pemeran. Hal ini tentunya menjadi kesempatan langka bagi beberapa orang. Kapan lagi kamu dapat menonton film bersama Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra?
Acara roadshow tersebut mengundang animo masyarakat. Hal ini juga berpengaruh kepada peningkatan penjualan tiket. Mereka yang mengikuti acara nonton bareng diharuskan membeli tiket film Aruna dan Lidahnya (2018).
Praktik spasialisasi pada film Aruna dan Lidahnya (2018) tidak berhenti sampai di situ. Kamu dapat membuka akun instagram milik Palari Films dan menemukan beberapa praktik spasialisasi yang lain. Hasil dokumentasi dari acara roadshow diunggah melalui akun instagram Palari Films. Hal ini tentunya menggugah minat masyarakat di kota lainnya.
Akun instagram Palari Films juga berisi konten interaktif yang mengundang komentar dari para pengguna instagram. Mereka juga membuka kesempatan bertanya di Instagram. Pertanyaan tersebut nantinya akan dijawab langsung oleh para pemerannya. Meskipun cara ini tidak terlalu terlihat sebagai strategi spasialisasi, namun jawaban pemeran akan dibatasi sehingga meninggalkan rasa penasaran.
Selain itu, Palari Films juga membuat sejumlah template story instagram yang dapat digunakan siapapun. Template itu mengajak para followers untuk ikut mengisi beberapa perintah yang tertera. Pada bagian bawah template dituliskan tanggal penayangan dari Aruna dan Lidahnya (2018). Ada beberapa template juga yang mengajak para followers untuk me-mention temannya.
Aruna dan Lidahnya (2018) diangkat dari sebuah novel karya Laksmi Pamuntjak dengan judul yang sama. Pada penayangan film ini, cover dari novel yang dijual di pasaran berganti dan disesuaikan dengan film. Hal ini dapat menarik minat penonton untuk membeli novel Aruna dan Lidahnya dan menarik minat pembaca novel untuk menikmati versi filmnya.
Film Kuliner Produksi Anak Bangsa
Aruna dan Lidahnya (2018) merupakan film kuliner yang diproduksi anak bangsa. Film ini tentunya menambah koleksi film Indonesia dengan tema kuliner. Kehadiran Aruna dan Lidahnya (2018) membawa angin segar bagi genre perfilman Indonesia.
Sayangnya, film yang dibintangi oleh dua aktor kondang Indonesia ini hanya mampu bertahan selama dua minggu di bioskop. Hingga akhir penayangannya, Aruna dan Lidahnya (2018) hanya mampu menjaring sekitar 130.000 penonton. Entah hal apa yang memengaruhi kurangnya minat penonton. Namun, praktik spasialisasi pada film ini sudah sangat total untuk dilakukan.
Memperkenalkan sebuah tema baru yang berbeda dari biasanya bukanlah perkara mudah. Semoga kehadiran Aruna dan Lidahnya (2018) menjadi pemicu bagi film-film bertema kuliner selanjutnya.
Untuk kamu yang belum sempat menonton film ini di bioskop, kamu dapat mengaksesnya lewat Netflix. Kehangatan persahabatan Aruna dan Bono, serta petualangan kuliner yang lezat mampu menghibur kamu di masa pandemi ini. Jangan sampai gak nonton ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H