Mohon tunggu...
Valencia Yuniarti S.
Valencia Yuniarti S. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Interested in media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Media Analog dan Media Digital sebagai Media Penulisan, Inilah Perbedaannya!

14 September 2020   15:36 Diperbarui: 14 September 2020   15:38 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Min An from Pexels 

Media digital memiliki beberapa poin pembeda dengan media analog, yaitu: interaktivitas, pengunaan tautan serta kata kunci, dan berlakunya three-second rule.

Media Analog dan Media Digital

Brian Carroll dalam bukunya yang berjudul "Writing for Digital Media" membahas media digital dalam konteks penulisan digital. Media digital yang dibahas oleh Carroll pada bukunya merujuk pada penulisan konten di Website. 

Sedangkan, media analog yang dibahas oleh Carroll, yaitu penulisan pada media cetak. Penulisan pada media cetak disebut juga sebagai cara atau konsep tradisional.

Dalam konteks penulisan pada sebuah media tertentu, Anda pasti akan mulai mengajukan pertanyaan mengenai perbedaannya. Lalu, apakah perubahan hanya terjadi pada media dan sistemnya saja? Oleh karena itu, mari simak berbagai penjelasan di bawah ini.

Perbedaan dan perubahan yang terjadi antara media analog dan media digital

Pada praktiknya, media analog maupun media digital memiliki eksistensi pada eranya masing-masing. Penemuan dan kehadiran mesin cetak menjadi sebuah terobosan baru pada tahun 1450 oleh Johannes Gutenberg. Saat itu, mesin cetak menjadi sebuah teknologi baru yang memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi.

Pada abad ke-20 muncul sebuah istilah baru, yaitu 'logika media'. Kehadiran televisi analog dan radio analog merupakan bukti dari perkembangan media. Pada abad ke-20, manusia mulai dapat menampilkan gambar dan suara melalui sinyal analog.

Seiring berkembangnya zaman dan peradaban, media analog perlahan digeser oleh kehadiran media digital. Media digital memanfaatkan sistem yang memiliki konsep dasar kode biner. Kode biner tersusun dari angka 0 dan 1 yang digunakan sebagai instruksi pada sistem mesin.

Artikel ini merujuk pada buku yang ditulis oleh Brian Carroll, yaitu "Writing for Digital Media". Media digital akan dibahas dalam konteks penulisan digital. Tentunya, media yang dibahas adalah media digital yang terintegrasi oleh internet. Secara khusus, penulisan pada sebuah website.

Peralihan dari media analog menuju ke media digital tentunya membuat beberapa perbedaan dalam penggunannya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan dari penulisan pada media analog dan digital:

Gambar oleh Pixabay
Gambar oleh Pixabay

1. Interaktivitas

Penulisan pada media digital sangat memungkinkan terjadinya interaktivitas antara penulis dan pembaca. Pemberian informasi yang menggunakan media digital memiliki pola komunikasi dua arah. Hal ini berbeda dengan media analog, yang hanya memiliki pola komunikasi satu arah.

Interaktivitas ini diwujudkan melalui berbagai fitur yang terintegrasi oleh internet. Multimedia menjadi sarana atau jalan untuk menciptakan interaktivitas dalam penulisan digital. Para media digital, para pembaca dapat mengakses foto, video, musik, dan tulisan pada satu halaman website yang sama.

Selain itu, kolom komentar atau obrolan pada sebuah website juga turut menciptakan komunikasi dua arah.

Gambar oleh Pixabay
Gambar oleh Pixabay

2. Tautan

Penulisan pada media analog lekat dengan penggunaan body note dan penulisan sumber referensi atau daftar pustaka. Pembaca harus mencari rujukan informasi melalui buku yang digunakan oleh penulis. Pembaca harus melewati proses yang cukup panjang untuk menemukan rujukan asli dari tulisan tersebut.

Pada media analog, pembaca harus menemukan buku yang dituliskan pada daftar pustaka. Pencarian ini akan berakhir pada dua kemungkinan, yaitu bukunya ditemukan dan tidak ditemukan. Pembaca harus pergi ke toko buku atau perpustakaan untuk mencari rujukan tersebut.

Media digital hadir untuk mempersingkat proses tersebut. Hyperlink atau hypertext merupakan sebuah fitur dari sistem tautan yang digunakan untuk mepersingkat pencarian terhadap sumber rujukan.

Pada media digital, penulis dapat menautkan sumber-sumber rujukan pada tulisannya. Beberapa halaman website dapat diakses melalui sebuah artikel. Tautan yang diletakan pada sebuah artikel digital akan langsung mengarahkan pembaca kepada sumber rujukan asli.

Sistem tautan ini hanya dapat ditemukan pada media digital.

Gambar oleh Pixabay
Gambar oleh Pixabay

3. Kata kunci

Penulisan pada media digital sangat mementingkan penggunaan kata kunci. Kata kunci digunakan untuk mencari berbagai informasi pada mesin pencarian seperti Google. 

Penggunaan kata kunci tentunya tidak menjadi sorotan ketika menulis di media analog. Hal ini dikarenakan pembaca masih mencari informasi secara manual pada media analog. 

Berbeda dengan media analog, para pembaca media digital akan lebih mudah menemukan informasi berdasarkan kata kunci. Mesin pencarian seperti Google akan melakukan proses penyaringan dan menampilkan tulisan dengan kata kunci yang sesuai.

Semakin tepat kata kunci yang digunakan pada sebuah artikel, maka semakin banyak pembaca yang berkunjung pada website Anda.

Gambar oleh Pixabay
Gambar oleh Pixabay

4. Three-second rule

Penulisan pada media digital, terutama melalui website menuntut penulis untuk menghadirkan sesuatu yang menarik. Dale Dougherty (Carroll, 2010) menuliskan bahwa sebuah website membutuhkan waktu sekitar tiga detik untuk menampilkan dirinya secara utuh.

Pernyataan ini menyiratkan bahwa pembaca akan memberikan impresi di tiga detik pertama. Jika tampilan awal dari sebuah tulisan di website membosankan, maka semakin kecil kemungkinan tulisan tersebut dibaca secara keseluruhan.

Three-second rule tidak berlaku untuk penulisan pada media analog. Impresi pertama seseorang terhadap sebuah tulisan tetap berlaku. Namun, pada media analog, impresi yang diberikan tidak berlangsung lebih lama. Para pembaca akan melihat sinopsis sebuah buku terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membacanya.

Peran penting seorang penulis di media digital

Dalam penulisan pada media digital, para penulis memiliki peran penting. Adapun peran penting seorang penulis di media digital, yaitu (Carroll, 2010):

1. Komunikator pesan

Peran utama seorang penulis adalah sebagai seorang komunikator. Penulis harus dapat menyampaikan gagasannya dengan baik melalui tulisannya. Seorang penulis di media digital harus memiliki keterampilan menyampaikan pesan. Hal ini bertujuan agar tulisan tersebut dapat dipahami secara mendalam.

2. Penyampai informasi

Seorang penulis harus dapat memilah informasi yang ingin ditulisnya. Dirinya harus mengetahui karakteristik pembacanya, sehingga dapat membedakan penting tidaknya sebuah informasi.

3. Penerjemah

Medium merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh penulis. Penulis harus menyampaikan pesan yang tepat dengan mediumnya. Misalnya, penulisan riset pada website ilmiah tentunya akan berbeda dengan penulisan caption di Instagram.

Ternyata, cukup banyak perbedaan antar media analog dan digital. Sisi kredibilitas dari sebuah media tetap menjadi poin penting sebelum mulai menulis di media digital. Jangan lupa untuk selalu memastikan kebenaran dari sebuah informasi sebelum mencantumkannya pada tulisan Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun