Mohon tunggu...
Valencia Virdiyan Feriosa
Valencia Virdiyan Feriosa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030068

Hai, aku Valen. Aku hanya seorang mahasiswa biasa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Memiliki hobi untuk jalan-jalan, bermain game dan menonton apapun yang ada di aplikasi streaming online menjadi penyemangat di sela-sela dunia perkuliahan. Suka drakor, anime, film-film barat terutama Marvel juga menjadi kebahagiaan tersendiri. Oke, segitu saja dan Happy Reading All!!!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jajanan Pasar, Lupis Mbah Satinem yang Mendunia!

15 Juni 2022   09:24 Diperbarui: 15 Juni 2022   10:26 1815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajanan Pasar, Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri

Hai Kompasianer! Bagaimana kabarnya nih ? Semoga tetap semangat dan sehat selalu ya. Pada artikel kali ini, penulis ingin memperkenalkan jajanan pasar yang sangat terkenal di dalam negeri maupun di luar negeri yang berada di Yogyakarta nih, yaitu Lupis Mbah Satinem. 

Kebetulan penulis yang merupakan perantau di Daerah Istimewa Yogyakarta ini tentunya selain berkuliah, juga sambil menikmati dong ragam wisata di Yogya apalagi kulinernya yang enak dan murah-murah polllll!!!!. 

Kebetulan lewat nih di fyp Tiktok penulis, salah satu jajanan pasar yang terkenal di Yogyakarta yaitu Lupis Mbah Satinem. Tanpa pikir panjang, penulis langsung cusss berniat untuk merasakan Lupis Mbah Satinem ini.

Nah, beberapa waktu lalu penulis berkesempatan untuk mencicipi langsung jajanan pasar, Lupis Mbah Satinem yang terkenal dan melegenda itu. Selepas melaksanakan shalat subuh, penulis langsung bersiap-siap dan tancap gas ke lokasi Mbah Satinem biasa berjualan. Mbah Satinem biasanya menjual lupisnya di depan Optik Yogya, Jalan Bumijo, Kecamatan Jetis, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Jika dari kostan penulis yang berada di Jalan Sorowajan Baru, hanya butuh waktu kurang dari 20 menit untuk sampai ke lokasi Mbah Satinem berjualan. Dari pusat kota Yogyakarta sendiri, penulis rasa kurang dari 10 menit kompasianer sudah bisa mendatangi Lupis Mbah Satinem. Di Google Maps juga ada kok, tinggal kompasianer search saja deh.

Sekitar pukul 05.00 WIB pagi, penulis akhirnya sampai ke lokasi Mbah Satinem berjualan. Penulis sempat merasa terkejut, karena penulis merasa sudah paling pagi untuk datang. Ternyata sudah banyak pembeli yang datang lebih dahulu dari penulis demi mencicipi cita rasa khas jajanan pasar Lupis Mbah Satinem ini. Nah, ketika penulis sampai di lokasi, penulis dan pembeli lainnya tidak serta merta langsung bertemu dengan Mbah Satinem. 

Kami semua harus menunggu lagi hingga Mbah Satinem datang. Sekita pukul 05.45 WIB, suami Mbah Satinem datang terlebih dahulu yang ternyata untuk membagikan nomor antrian. Iyap, ternyata demi menjaga ketertiban antar pembeli, Mbah Satinem menyiapkan nomor antrian untuk itu. Penulis pun mengambil nomor antrian tersebut dan mendapatkan antrian ke-15.

Nomor antrian untuk membeli Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri
Nomor antrian untuk membeli Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri

Tak selang beberapa lama, Mbah Satinem pun datang bersama anak perempuannya membawa lupisnya yang ditunggu-tunggu oleh penulis dan para pembeli lainnya. Mbah Satinem dibantu anaknya langsung menyiapkan berbagai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat lupis. 

Antrian nomor 1 pun mulai dipanggil untuk ditanyakan mau berapa bungkus jajanan pasar lupis yang ingin dibeli. Setelah mendengar jawaban pembeli, Mbah Satinem pun mulai menunjukkan kelihaian tangannya dalam membuat lupisnya. Mbah Satinem mulai mencampur adukkan beberapa bahan yang telah ia dan anaknya siapkan hingga lupis tersebut terlihat sangat enak sekali. 

Ada hal unik yang penulis tangkap ketika melihat proses Mbah Satinem membuat lupisnya. Yaitu ketika ia memotong belahan ketupat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, ia tidak menggunakan benda seperti pisau, melainkan menggunakan benang yang diikatkan di jarinya lalu jarinya yang lain mengatur posisi ketupatnya agar dapat terpotong. Sungguh autentik!

Para pembeli ternyata tidak tanggung-tanggung dalam membeli jajanan pasar Lupis Mbah Satinem. Mereka ada yang membeli dari 5 sampai 10 bungkus setiap satu nomor antriannya. 

Jajanan pasar Lupis Mbah Satinem juga dibanderol dengan harga yang murah. Setiap satu bungkusnya, pembeli hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp. 10.000 per bungkus Lupis Mbah Satinem. Dengan harga segitu, tentunya kompasianer tidak keberatan dong untuk mencicipi Lupis Mbah Satinem yang melegenda ini. 

Seraya menunggu antrian, penulis juga tentunya tidak lupa untuk mengabadikan momen dengan mengambil beberapa foto dan video untuk kenang-kenangan. Selain penulis, pembeli lainnya juga mengeluarkan smartphonenya untuk mengabadikan proses Mbah Satinem dalam membuat jajanan lupisnya. Selain berasal dari warga lokal, pembeli Mbah Satinem juga ada yang merupakan turis yang sedang berlibur di Yogyakarta.

Ramainya pembeli yang rela mengantri untuk mencicipi Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri
Ramainya pembeli yang rela mengantri untuk mencicipi Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri

Salah satu pembeli yang merupakan warga lokal juga memperkenalkan jajanan pasar Lupis Mbah Satinem ini kepada turis tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris. Dari percakapan yang dilakukan mereka, penulis mengetahui bahwa tidak hanya terkenal di Indonesia, jajanan pasar Lupis Mbah Satinem juga telah dikenal orang-orang yang berada di luar negeri karena ternyata lupisnya menjadi salah satu streetfood yang diabadikan di serial dokumenter Netflix, Streetfood Asia, episode ke-4 Yogyakarta yang di dalamnya di dokumentasikan perjalanan Mbah Satinem berjualan jajanan pasar lupis ini dari dulu hingga sekarang. Hal ini membuat Lupis Mbah Satinem semakin dikenal bukan hanya di dalam negeri, bahkan di luar negeri!

"Iya, Lupis Mbah Satinem ini levelnya bukan skala nasional lagi ini, sudah skala internasional. Kalau tidak percaya coba saja cek di Streetfood Asia episode Yogyakarta!" kata salah satu pembeli tersebut berusaha meyakinkan.

Selain itu, salah satu pembeli lainnya juga ditanya mengapa mereka tahan menunggu dari subuh untuk mencicipi Lupis Mbah Satinem ini. Mereka berkata bahwa mereka sangat penasaran dengan rasa dari Lupis Mbah Satinem ini.

"Penasaran banget sama rasanya. Kemarin itu lewat di depan sini, bertanya-tanya kok itu ada rame-rame. Ternyata pada ngantri Lupis Mbah Satinem. Saya jadinya penasaran juga dong dan ingin tau rasanya." Kata salah satu pembeli.

Penulis yang sedang menunggu antrian. Sumber: Dokpri
Penulis yang sedang menunggu antrian. Sumber: Dokpri

Setelah asik mendengarkan percakapan dan ikut nimbrung dengan para pembeli tersebut, penulis pun kembali mengabadikan momen dan menunggu antrian pembeli lainnya. Karena mendapatkan antrian ke-15, penulis harus ekstra menunggu untuk bisa membeli dan merasakan Lupisnya Mbah Satinem. Selang kurang lebih 3 jam dari subuh penulis menunggu, akhirnya penulis mendapatkan giliran untuk membelinya. 

Setelah membeli Lupis Mbah Satinem, penulis langsung bergegas pulang dan sesampainya di kost langsung mencicipi lupisnya. Ketika penulis membuka bungkusannya, Lupis Mbah Satinem ini terlihat sangat menggiurkan. 

Tanpa pikir panjang, penulis langsung menyantapnya dan rasanya sungguh WOW! Cita rasa yang ada di dalamnya memberikan nuansa rasa manisan masa lalu yang sampai sekarang masih khas tidak lenyap oleh zaman. Apalagi gula jawanya yang menurut penulis paling enak dan sangat terasa di lidah penulis ketika memakannya. 3 jam menunggu rasanya tidak sia-sia setelah merasakan nikmatnya jajanan pasar Lupis Mbah Satinem yang mendunia ini.

Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri
Lupis Mbah Satinem. Sumber: Dokpri

Nah, untuk para kompasianer yang ingin membeli jajanan pasar Lupis Mbah Satinem harus siap untuk bersabar ya. Seperti yang penulis ceritakan di atas, jika kompasianer mendapat nomor antrian yang berjumlah belasan siap-siap untuk menunggu berjam-jam hehe. Tapi tidak apa-apa, karena rasa dari jajanan pasar Lupis Mbah Satinem akan membuat lelahnya menunggu itu terasa tidak sia-sia. 

Ah iya, penulis ada satu trik ini nih jika ingin cepat membelinya. Yaitu dengan menitip dengan pembeli yang mendapatkan nomor antrian 1-10. Itupun jika pembeli itu mau dititipin ya kompasianer.

Sekian deh dari penulis. Selamat mencoba jajanan pasar Lupis Mbah Satinem para kompasianer!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun