Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) adalah kuliah intrakurikuler yang diselenggarakan oleh akademik di seluruh perguruan tinggi yang wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan wawasan mahasiswa sebagai bekal hidup di masyarakat setelah lulus nanti. Dalam kesempatan KKN-T yang diselenggarakan UNESA kali ini, sejumlah mahasiswa yang melaksanakan KKN-T dengan tema kewirausahaan di Desa Medalem Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan telah membuat sebuah inovasi produk baru yaitu "Keripik Ireng-Ireng" sebagai solusi untuk menambah nilai jual ireng-ireng, meningkatkan kreativitas pelaku UMKM Desa Medalem dalam mengolah produk yang bernilai ekonomis serta menghasilkan keuntungan. Â Â
Kelompok KKN-T Kewirausahaan Lamongan 6 di Desa Medalem ini diketuai oleh Qadadad Nazer Ali, yang beranggotakan Dinah Roidah Khoirunnisa, Anis Safitri, Mey Maulidya, Rista Ninda Silfiana, Kusnul Khotimah, Habib Sholeh, Trera Nabilah Oktaviani, Alfina Nida'ul Ummah, Izzatul Muhida, Zahrotus Syifa', Fityatun Sariyah, Muhammad Galang A.I, Inka Puspita, Rahma Citra Dinda Firdana, dan di bimbing langsung oleh Bapak Ahmad Bashri, S.Pd., M,Si.
Ketua KKN-T Lamongan 6, Qadadad Nazer Ali menjelaskan bahwa banyak pelaku UMKM di salah satu dusun yaitu Dusun Kelor. Pelaku UMKM ini mempunyai potensi untuk ditingkatkan kreativitasnya dalam mengolah produk.
"Sebagian besar Dusun Kelor terdapat UMKM makanan tradisional sedangkan pada dusun lainnya hanya UMKM toko-toko kecil. Agar UMKM tersebut berkembang maka program-program yang akan kami laksanakan harus tepat sasaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada" ujarnya. Rabu, (2/3/2022).
Kue ireng-ireng adalah salah satu produk yang dihasilkan UMKM di Desa Medalem. Disebut kue ireng-ireng karena memiliki warna hitam yang terbuat dari klaras yaitu daun pisang yang kering lalu dibakar. Ibu Yuniati, seorang ibu rumah tangga asal Medalem adalah pemilik UMKM kue ireng-ireng. Sehari-hari Ibu Yuniati memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan usaha tersebut di rumahnya yang tepatnya di Dusun Kelor.
"Kue ireng-ireng ini tidak menggunakan bahan pengawet sehingga jajanan ini tidak bertahan lama. Kue ireng-ireng ini bertahan selama 12 jam. Sementara bisa bertahan empat hari jika disimpan dikulkas. Jika terdapat kue ireng-ireng yang tidak laku akan dimakan sendiri, terkadang juga diberikan ke tetangga secara gratis mengingat kue ini tidak bisa bertahan lama," ujar Ibu Yuniati.
Beliau pun menjelaskan bahwa selama ini pelaku UMKM di Desa Medalem masih mempunyai kendala. Salah satu kendala yang dialaminya yaitu kemampuan manajemen dan pemasaran ketika menjalankan usahanya.
Pada kesempatan itu, mahasiswa KKN Lamongan 6 menyelenggarakan pelatihan pembuatan keripik ireng-ireng kepada pelaku UMKM dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jual kue ireng-ireng, menjadi tahan lama, dan menarik minat konsumen. Kelompok KKN Lamongan 6 mengolah kue ireng-ireng menjadi KRINGGG (Keripik Ireng-Ireng). Diharapkan dengan adanya inovasi produk ini bisa meningkatkan perekonomian melalui berwirausaha di Desa Medalem ini.
"Kami membuat inovasi produk yang bernama KRINGGG yaitu keripik ireng-ireng. KRINGGG ini memiliki 4 varian rasa yaitu manis, gurih, pedas, dan jagung manis," ucap ketua KKN Lamongan 6.
Menurutnya, KRINGGG ini sebagai bentuk inovasi produk yang berasal dari kue ireng-ireng yang diiris tipis lalu dikeringkan selama tiga hari kemudian digoreng. KRINGGG ini bisa lebih tahan lama sampai tiga bulan. Produk ini memiliki keunikan yang terdapat dalam salah satu bahan utamanya yakni abu daun pisang kering atau klaras. Biasanya klaras hanya dianggap sebagai sampah namun ternyata klaras memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan salah satunya yaitu memiliki kandungan antiokisidan untuk melawan radikal bebas yang ada dalam tubuh.