[caption caption="by vala/candygraph"][/caption]Anda tentunya memiliki sanak saudara yang menikmati acara TV ber-genre satu ini. Atau mungkin, Anda sendiri adalah penggemar sinetron? Hal ini memang menjadi salah satu perdebatan. Anda mungkin pada dasarnya sudah mengetahui bahwa menonton sinetron bukanlah aktifitas yang mendidik dan terkesan membuang-buang waktu tetapi Anda tetap menontonnya karena sinetron ternyata sangat menghibur.
Atau pada kenyataannya, Anda juga bukanlah penggemar sinetron? Mungkin Anda juga sudah lelah mengingatkan teman atau saudara Anda untuk berhenti dari hobi satu ini. Namun, meskipun bila Anda berhasil untuk mempengaruhi mereka, Anda sadar bahwa acara satu ini tidak akan henti-hentinya ditayangkan karena masih ada jutaan masyarakat Indonesia yang menggemari tayangan satu ini.
Lalu apakah sebenarnya yang menjadi alasan mengapa acara ini digemari oleh banyak khalayak? Simaklah poin-poin di bawah ini.
1. Kenyamanan
Dengan plot yang mudah dicerna, pemain-pemain yang tampan dan cantik-cantik, atribut pemain yang menarik, serta setting yang gemerlap tentunya membuat sinetron menjadi konsumsi yang menghibur. Apalagi setelah kesibukan di sepanjang hari, Anda tentunya tidak ingin menyaksikan hal yang memusingkan atau memerlukan konsentrasi tinggi. Ditambah lagi, hiburan seperti sinetron sangat mudah diakses dan tidak memerlukan biaya sehingga bisa dinikmati siapa saja.
Pada kenyataannya, fitur grafik yang memanjakan mata dan cerita yang ramah dengan kemampuan otak memang bisa menghipnosis para penontonnya. Hasil riset mengatakan bahwa efek menonton TV ini memberikan sensasi relaksasi yang mirip dihasilkan oleh meditasi. Namun bedanya, relaksasi ini yang ditimbulkan ini cenderung negatif. Peneliti mengatakan bahwa efek yang dihasilkan dari menonton TV, apalagi acara sinetron seperti ini mirip dengan “menatapi tembok berjam-jam”.
Ternyata lagi, cerita yang mudah ditangkap dan efek dari menonton itu sendiri memiliki efek timbal balik. Penelitian neuroscience menyebutkan bahwa ketika kita sedang menonton TV, bagian-bagian otak yang memiliki fungsi logika berhenti bekerja. Jadi, sementara kegiatan menonton TV “mengistirahatkan” fungsi logika otak kita, acara sinetron juga tidak “memperkerjakan” logika kita.
Alasan lain mengapa sinetron adalah tayangan yang nikmat dibandingkan dengan acara TV lain seperti berita tentang ekonomi, sports, atau acara lain adalah karena manusia secara alamiah lebih tertarik dengan cerita dan dinamika sosial. Manusia adalah makhluk sosial dan hal-hal yang dirangkai berupa narasi atau cerita lebih menarik perhatiannya. Seperti yang dikatakan Jonathan Haidt, “otak manusia adalah pengolah cerita, bukan logika.” Hal inilah yang menyebabkan sinetron begitu adiktif; yakni selalu menyajikan narasi yang pada dasarnya lebih menarik.
2. Pelipur Lara
Hal ini memang tak disadari adalah alasan banyak orang menikmati sinetron. Sinetron kebanyakan menyediakan khayalan dan proyeksi mimpi yang tidak terjadi di kehidupan nyata. Sebagai contoh, lihat saja kebanyakan protagonis laki-laki di film sinetron; biasanya mereka adalah laki-laki muda yang tampan, baik, dan pemegang perusahaan. Tokoh seperti itu tentunya sangat jarang muncul di kehidupan nyata, namun ditayangkan sebagai perwujudan impian penontonnya. Di cerita tersebut biasanya lelaki tersebut jatuh cinta kepada perempuan yang biasa saja atau datang dari ekonomi kelas bawah. Kisah seperti ini, kalau bukan mimpi, memang nihil ditemui di realita.
Pada dasarnya orang-orang memiliki empati. Dan empati inilah yang membuat penonton merasakan apa yang tokoh dalam sinetron rasakan dan tergugah emosinya. Dalam kasus ini, perempuan biasa yang dicintai oleh lelaki tersebut bisa mewakilkan penonton yang kebanyakan adalah orang biasa dan mungkin tidak datang dari ekonomi menengah. Melalui menonton kisah tersebut, peononton dapat membayangkan atau merasakan dirinya di posisi perempuan protagonis tersebut; yaitu rasa bahagia dicintai oleh lelaki tampan, baik dan kaya.
Contoh pelipur lara lain adalah ketika penonton menyaksikan adegan tokoh-tokoh ABG yang cantik dan kaya misalnya sedang menghadiri prom atau pesta. Tak banyak orang bisa menikmati kemewahan dan hidup enak seperti yang ditampilkan sinetron. Dengan menonton sinetron, mereka diberi kesempatan untuk ikut merasakan atau menikmati kemewahan tersebut.
3. Emosi
Anda tentunya pernah mendengar bagaimana kejadian yang melibatkan otak kanan akan menghasilkan efek yang lebih menempel, intens dan tahan lama dibandingkan dengan otak kiri. Otak kiri pada dasarnya berhubungan dengan logika sementara otak kanan berhubungan dengan perasaan dan emosi. Itulah sebabnya cerita sinetron yang sering terkesan tidak masuk akal dan tidak intelek pada kenyataannya bisa menggaet banyak penonton. Sebab sinetron tidak bermain di level logika, melainkan emosi dan mood penontonnya.
Sebuah riset yang dilakukan oleh YuMe tentang keterikatan emosi yang dilihat dari sudut neurosains menunjukkan bahwa intensitas tereksposnya penonton ditambah dengan respons penonton yang sinkron akan menghasilkan keterikatan emosi. Dengan kata lain, dengan seringnya penonton menyaksikan sinetron tersebut, ditambah dengan tayangan yang memang cocok dengan penonton, akan menghasilkan keterikatan secara emosi yang membuat penonton akan terus-menerus menyaksikan acara tersebut.
4. Tepat Sasaran
Selain strategi yang jitu untuk menggaet penonton dengan konten daripada tayangan itu sendiri, sinetron diluncurkan pada waktu-waktu yang demokratis, mengikuti jadwal keseharian penontonnya. Dari genre sinetron sendiri, kita bisa menebak-nebak siapa saja target utama acara ini; ibu-ibu, remaja dan atau kalangan muda perempuan. Bagi Anda yang suka menonton sinetron, Anda tentunya tahu waktu-waktu kapan sinetron tayang. Sinetron kebanyakan tayang di pertengahan pagi hari seperti pukul 8-10, dan berlanjut dari pukul 6-11 malam. Kalau kita cermati jadwal tersebut, pagi hari pukul 8-10 biasanya adalah waktu ibu rumah tangga atau asisten rumah tangga selesai berberes-beres atau melakukan pekerjaan rumah di pagi hari. Itulah saatnya mereka duduk santai sejenak untuk menonton TV.
Dilanjutkan pada pukul 6-11 malam, remaja maupun anak SD sudah pulang sekolah dan mereka bisa menghabiskan waktunya menonton TV di rumah. Bagi para ibu, baik ibu rumah tangga ataupun yang bekerja di luar rumah, pada waktu ini, setelah kepenatan seharian, ini adalah saatnya mereka untuk istirahat dan mencari hiburan. Di jadwal inilah mereka bisa santai dan menonton TV.
Jadi, sekarang kalau ditotal-total, lengkaplah alasan mengapa sinetron adalah candu yang begitu digemari banyak orang. Bukan hanya strategi konten, sinetron juga memiliki strategi tayang yang mengikuti keseharian target penontonnya. Menonton sinetron memang bukanlah hal yang Anda harus anti. Boleh saja, menonton sinetron 1-2 jam sehari. Namun, Anda harus cermat dalam mengatur waktu dan kritis dalam mencari hiburan. Banyak alternatif lain yang Anda dapat gunakan untuk mengisi waktu Anda seperti membaca atau melakukan aktifitas fisik lain seperti mengerjakan hobi, baik itu menjahit, menggambar, karaoke, dll. Akan lebih baik jika waktu Anda terbuang untuk hal yang produktif.
REFERENSI
Applied Neuro Technologies, (2015). The Effects of TV on YOUR Brain. [online] Available at: http://appliedneurotec.com/neuroscience/effects-of-tv-on-your-brain/.
Haidt, J. (2012). The righteous mind. New York: Pantheon Books.
Size, F., Size, F. and WIRE, B. (2015). YuMe, Horizon Media and Nielsen’s Neuroscience Research Finds Video Ads Across All Platforms Provide Different and Unique Opportunities to Engage Viewers | Business Wire. [online] Businesswire.com. Available at: http://www.businesswire.com/news/home/20151001005651/en/YuMe-Horizon-Media-Nielsen%E2%80%99s-Neuroscience-Research-Finds.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H