Menatap penuh tanya
tak satupun yang memahami
berjalan gontai
meringis kerinduan
kapankah ini akan berakhir?
bertanya dalam hening
Tak seburuk itu
sekarang aku mengerti
datang dan pergi adalah hal yang lumrah
begitupun kau, aku dan segala yang hilang
Terheran pada satu masa
kebersamaan yang ada mempererat bukti
canduku padamu mulai memudar
Namun tak bisa kuelakkan bahwa aku bagian darimu
tak banyak, hanya sedikit, sama saja bukan?
Bisakah kau menemaniku lagi?
seperti hari kemarin
Hari dimana aku berlari, tertawa bahagia bersama
bahkan terduduk pilu ku kau selalu ada
Bersama mu kutemukan mereka
Sahabat yang tak akan kulupakan
bila Sang pemilik ingatan mengizinkan
Tulisan ku tak lagi sama
bukan lagi untuk mu
kau bukan kepunyaan ku lagi
kau kepunyaan orang lain
Bait ku selalu tercurahkan dalam sayup-sayup nya malam
Angin malam menyeruak
seolah mendukung kesedihan ku malam itu pada  mu
Aku bermimpi
Ku sebut kau dengan mimpi
Karena mimpi nama mu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H