PERAN MEDIA MASSA SEBAGAI SARANA DIALOG ANTAR BUDAYA DALAM ISLAM
Oleh : vaizalqwer@gmail.com
Indonesia merupakan negara dengan perpaduan berbagai budaya dan suku, serta beberapa agama. Indonesia sangat lengkap dalam segala hal dan berbeda secara lahiriah dengan masyarakat Indonesia kebanyakan, terutama dalam hal budaya.
Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 262 juta jiwa, Â dari Sabang hingga Merauke, dengan beragam suku, bahasa, agama, serta nilai kepercayaan dan dialektika yang berbeda-beda.Â
Keunggulan dari keberagaman etnis  ini terdapat atau terkonsentrasi di India. Populasi terbesar adalah suku Jawa dengan jumlah sekitar 80 juta jiwa dan suku Sunda dengan jumlah sekitar 30 juta jiwa.Â
Oleh karena itu, tidak heran jika Indonesia memiliki banyak kebudayaan.Sebab pulau ini memiliki  banyak segi sehingga pada akhirnya menciptakan keragaman budaya.
Istilah kebudayaan, kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah (jamak dari buddhi). atau budi yang berarti alasan.  Kebudayaan merupakan produk akal budi manusia yang menuntun kita untuk bertindak sesuai dengan akal budi manusia, seperti tidak sewenang-wenang, berbuat baik,  dan berilmu. Ketika kebudayaan dipraktikkan, maka lahirlah kebudayaan, dan  pada akhirnya kebudayaan membentuk peradaban.
Kebudayaan bersifat berkelanjutan dan meresap. Ini mencakup semua penguatan perilaku yang diterima pada setiap tahap kehidupan. Kebudayaan juga menyangkut bentuk fisik, struktur, dan  lingkungan sosial yang mempengaruhi lingkungan manusia.Â
Kebudayaan adalah simbol, makna, ekspresi (gambar), struktur aturan, adat istiadat, nilai, pengolahan informasi, dan  konvensi pemikiran, ucapan, atau perilaku yang dimiliki bersama di antara  anggota suatu sistem sosial dan kelompok sosial di dalamnya didefinisikan sebagai pola penularan secara keseluruhan.Kelompok publik.
Budaya  memberi ruang bagi komunikasi dan menjadikannya lebih mudah  dan efektif. Budaya merupakan elemen fundamental yang sangat penting untuk komunikasi yang berkelanjutan. Kebudayaan tidak lagi mampu berkembang dan mempertahankan dirinya secara inklusif. Oleh karena itu istilah budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya (Edward T.Hall).
Komunikasi antar manusia terjadi melalui pesan verbal atau  nonverbal. Orang yang  berkomunikasi sebenarnya bertindak. Suatu tindakan dapat disebut pesan apabila sebelumnya telah diamati oleh seseorang dan  mengandung makna.Â
Setiap perilaku yang dapat ditafsirkan adalah sebuah pesan. Perilaku komunikasi ini, baik disengaja maupun tidak, terjadi dalam kesadaran individu. Oleh karena itu, mustahil manusia tidak bertindak. Tidak mungkin orang tidak berkomunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses transaksional yang dinamis yang mempengaruhi perilaku, di mana para partisipan secara sadar mengkodekan perilaku mereka untuk menghasilkan pesan-pesan yang dikomunikasikan dengan cara yang merangsang atau mencapai sikap atau perilaku tertentu. Penerima pesan mengenali atau memahami perilaku yang dikodekan, memberikan makna padanya, dan dipengaruhi olehnya.Â
Transaksi ini mencakup semua rangsangan yang disadari dan tidak disadari, disengaja dan tidak disengaja, verbal, nonverbal, dan kontekstual yang berfungsi sebagai sinyal kepada pengirim dan penerima tentang kualitas dan kepercayaan pesan.
Komunikasi tidak hanya terjadi antara orang-orang yang tergabung dalam kelompok budaya yang sama. Komunikasi juga terjadi antara orang-orang  dari latar belakang budaya yang berbeda. Adanya perbedaan  nilai dalam budaya dan negara yang berbeda dapat menimbulkan konflik nilai dan konflik sosial dalam masyarakat. Perbedaan budaya dalam proses komunikasi juga menjadi faktor penting bagi efektivitas komunikasi.Â
Hal ini memunculkan konsep komunikasi antar budaya yang secara sederhana diartikan sebagai proses komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berbeda latar belakang budayanya.
Komunikasi antar budaya sudah lama Di pakai para ilmuwan dan peneliti komunikasi. Konsep ini juga seringkali dibahas di berbagai media massa. Beberapa mata kuliah di jurusan ilmu komunikasi juga membahas mengenai komuniksi antarbudaya.Â
dan ada mata kuliah yang khusus mempelajari tentang komunikasi antar budaya dalam berbagai dimensi, proses, dan pengaruhnya. Salah satu hal penting yang biasa di perbincangkan dalam studi komunikasi, termasuk dalam komunikasi antar budaya yaitu menyangkut penggunaan simbol komunikasi.
Salah satu simbol yang dikenal dalam proses komunikasi adalah bahasa. Dalam komunikasi antarbudaya, penggunaan bahasa sangatlah urgen. Bahasa yang dinilai sebagai simbol yang paling efektif dalam proses komunikasi. Namun faktor kebahasaan seringkali menyebabkan pesan yang disampaikan maknanya tidak merata..
Dewasa ini, komunikasi antarbudaya berkembang  pesat dan intensif.Â
Ada tiga faktor  yang mendorong berkembangnya komunikasi antarbudaya, yaitu: (1) faktor internasional; Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan munculnya jaringan komunikasi global. Perlunya pemahaman terhadap budaya negara lain dan faktor dalam negeri, serta sikap saling pengertian antar negara. Lahirnya kelompok minoritas subkultur baru.Â
Oleh karena itu diperlukan komunikasi antar budaya yang baik dan (3) individu. memerlukan kemampuan beradaptasi dengan budaya lain untuk menghindari kecemasan (culture shock) akibat hilangnya tanda dan simbol dalam interaksi sosial.
Komunikasi antar budaya terjadi ketika penulis pesan adalah anggota suatu budaya dan  penerima pesan adalah anggota  budaya lain (Porter dan Samovar, 1998). Tubbs dan Moss (2000) mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam hal perbedaan ras, etnis, atau sosial ekonomi).Â
Dalam situasi seperti itu, kita menghadapi permasalahan yang ada dalam situasi di mana pesan-pesan dikodekan dalam satu budaya dan perlu dikodekan ulang dalam budaya  lain (Porter dan Samovar, 1998). Budaya dianggap bertanggung jawab atas semua kekayaan perilaku  dan makna komunikatif yang dimiliki semua manusia.
 Oleh karena itu, harta karun yang dimiliki oleh dua orang dari budaya yang berbeda bisa saja berbeda, sehingga menimbulkan berbagai kesulitan. Carley H. Dood (1982) menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya adalah pengiriman dan penerimaan pesan lintas perbedaan budaya yang mempunyai pengaruh berbeda.Â
Di sisi lain, Yongyun Kim (1984) mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai  peristiwa yang berkaitan dengan dimana orang-orang yang terlibat  baik  langsung maupun tidak langsung dalam mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda.
PERAN MEDIA MASSA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Manusia, masyarakat, dan kebudayaan dipandang sebagai tiga hal yang keberadaannya saling  menjelaskan satu sama lain. Kebudayaan dianggap sebagai produk  aktivitas  manusia, dan individu menjadi manusia untuk hidup  dalam budaya dan berpartisipasi dalam penciptaannya.Â
Dalam proses kegiatan produksi kebudayaan, individu bekerjasama dengan individu  lain sehingga membentuk unit sosial yang disebut masyarakat. Individu terutama dipengaruhi oleh tiga hal dalam hubungan budayanya: lingkungan alam (fisik),  lingkungan transendental, dan lingkungan sosial. Ketiga unsur tersebut dinilai penting bagi pengembangan dan penafsiran kebudayaan nasional oleh 4.444 orang.Â
Misalnya, sistem keagamaan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap orang-orang yang memberimakna pada hidupnya yang dianggap normal, rasional, dan etis dalam masyarakat. Lembaga keagamaan, sebagai salah satu aspek keimanan yang berkembang dalam lingkungan transendental masyarakat, merupakan salah  satu faktor penentu kebudayaan manusia.Â
Misalnya, umat Islam percaya bahwa UU mengharuskan menutupi bagian tubuh tertentu perempuan dengan  jilbab, yang menyebabkan berkembangnya industri pakaian yang menutupi bagian pribadi perempuan Muslim. Demikian pula, aturan-aturan sosial, yang dianggap sebagai standar etika dalam  interaksi sosial, dilembagakan dalam berbagai pengaturan formal, seperti lembaga  pendidikan.
Media massa menjadi saluran komunikasi antarbudaya membawa perkembangan konstruktif dalam kehidupan antarbudaya. Lanskap Komunikasi Interpersonal sedang berubah dan  pola serta interaksi sosial antarbudaya cenderung menurun.Â
Kelompok tradisional dalam  komunitas dan masyarakat dicirikan oleh pola  interaksi sosial di antara anggotanya yang mengedepankan pemahaman dan kepentingan bersama serta memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Media massa menyajikan berbagai informasi dan  pengetahuan baru dalam skala yang sangat besar.Â
Hal ini memudahkan pemahaman tentang karakteristik budaya lain (outgroup). Semakin besar pemahaman seseorang terhadap budaya lain, maka semakin besar pula potensi komunikasi lintas budaya yang  lebih efektif.
Media massa memfasilitasi interaksi sosial ketika terdapat kesamaan budaya. Informasi dan orientasi, fakta, dan nilai dapat dirasakan tanpa campur tangan manusia. Keyakinan sekitar 4.444 orang yang dianggap asli dan berharga, kini terpisah dari orang yang mempercayainya dan dapat dikendalikan dari jarak jauh.Â
Media menyampaikan rasa  keragaman budaya dan kemauan untuk hidup bersama dalam perbedaan yang dapat diterima.Â
Hal ini memudahkan  proses komunikasi  dalam hubungan interpersonal, meskipun terjadi dengan orang-orang  dari budaya yang berbeda. Dengan demikian, media massa berperan dalam pengembangan, transmisi, dan pelestarian kebudayaan secara lebih luas dan  terbuka. Melalui media massa, seseorang dapat memahami berbagai aspek dari kelompok masyarakat dan kelompok budaya lainnya.Â
Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan  keterampilan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tingkat faktor budaya yang berbeda-beda memberikan warna yang berbeda pada setiap individu sebagai anggota  kelompok  atau komunitas budaya tertentu. Faktor-faktor ini mempengaruhi proses  komunikasi  antara peserta dari budaya yang berbeda.Â
Seorang individu paling unik pada tataran nilai-nilai budaya  yang dianut dan dimilikinya. Nilai-nilai dasar budaya tersebut dikontraskan dengan hubungan yang dinamis terutama berkaitan dengan faktor status dan peran dalam masing-masing kelompok budaya.Â
Dalam tingkat yang lebih sederhana, aspek norma sosial yang muncul dari interaksi komunikatif dengan lingkungan mempengaruhi nilai-nilai budaya individu. Dan pada tingkat kelompok sosial, banyak aspek perbedaan yang dipertimbangkan oleh anggota kelompok.Â
Pemahaman bersama tentang fakta sosial bertujuan untuk membentuk karakter suatu kelompok sosial tertentu. Perbedaan khas individu  dalam nilai-nilai budaya dimitigasi oleh nilai-nilai kelompok sosial yang lebih besar. Hal ini bertujuan agar perbedaan nilai budaya individu  tidak menjadi kendala besar dalam komunikasi lintas budaya karena banyaknya kesamaan.
 Unsur budaya yang relevan dapat dibedakan menjadi sistem kepercayaan, sistem  pengetahuan, seni, bahasa, dan sistem sosial. Teknologi seperti sistem  dan peralatan ekonomi.
KESIMPULAN
Komunikasi antar budaya itu terjadi ketika dua orang atau lebih dari latar belakang budaya  berbeda berinteraksi. Perbedaan-perbedaan ini mungkin bersifat rasial, etnis, atau  sosio-ekonomi. Tiga faktor yang mendorong berkembangnya komunikasi antarbudaya: faktor internasional, faktor domestik. Dan unik.
 Ada tiga prinsip penting komunikasi antarbudaya: (1)  sistem pengkodean umum yang terdiri dari dua aspek: verbal dan nonverbal; (2) perbedaan keyakinan dan perilaku antar pihak yang berkomunikasi; (3) tingkat pengetahuan dan penerimaan terhadap keyakinan dan tindakan orang lain; Media massa sebagai sarana komunikasi antarbudaya  mendorong  pemahaman tentang kekhasan budaya lain, meningkatkan efektivitas komunikasi antarbudaya, dan memfasilitasi interaksi sosial di mana terdapat kesamaan budaya. Media massa berkontribusi terhadap pengembangan, transmisi, dan pelestarian budaya secara lebih inklusif dan terbuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H