Dalam situasi seperti itu, kita menghadapi permasalahan yang ada dalam situasi di mana pesan-pesan dikodekan dalam satu budaya dan perlu dikodekan ulang dalam budaya  lain (Porter dan Samovar, 1998). Budaya dianggap bertanggung jawab atas semua kekayaan perilaku  dan makna komunikatif yang dimiliki semua manusia.
 Oleh karena itu, harta karun yang dimiliki oleh dua orang dari budaya yang berbeda bisa saja berbeda, sehingga menimbulkan berbagai kesulitan. Carley H. Dood (1982) menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya adalah pengiriman dan penerimaan pesan lintas perbedaan budaya yang mempunyai pengaruh berbeda.Â
Di sisi lain, Yongyun Kim (1984) mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai  peristiwa yang berkaitan dengan dimana orang-orang yang terlibat  baik  langsung maupun tidak langsung dalam mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda.
PERAN MEDIA MASSA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Manusia, masyarakat, dan kebudayaan dipandang sebagai tiga hal yang keberadaannya saling  menjelaskan satu sama lain. Kebudayaan dianggap sebagai produk  aktivitas  manusia, dan individu menjadi manusia untuk hidup  dalam budaya dan berpartisipasi dalam penciptaannya.Â
Dalam proses kegiatan produksi kebudayaan, individu bekerjasama dengan individu  lain sehingga membentuk unit sosial yang disebut masyarakat. Individu terutama dipengaruhi oleh tiga hal dalam hubungan budayanya: lingkungan alam (fisik),  lingkungan transendental, dan lingkungan sosial. Ketiga unsur tersebut dinilai penting bagi pengembangan dan penafsiran kebudayaan nasional oleh 4.444 orang.Â
Misalnya, sistem keagamaan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap orang-orang yang memberimakna pada hidupnya yang dianggap normal, rasional, dan etis dalam masyarakat. Lembaga keagamaan, sebagai salah satu aspek keimanan yang berkembang dalam lingkungan transendental masyarakat, merupakan salah  satu faktor penentu kebudayaan manusia.Â
Misalnya, umat Islam percaya bahwa UU mengharuskan menutupi bagian tubuh tertentu perempuan dengan  jilbab, yang menyebabkan berkembangnya industri pakaian yang menutupi bagian pribadi perempuan Muslim. Demikian pula, aturan-aturan sosial, yang dianggap sebagai standar etika dalam  interaksi sosial, dilembagakan dalam berbagai pengaturan formal, seperti lembaga  pendidikan.
Media massa menjadi saluran komunikasi antarbudaya membawa perkembangan konstruktif dalam kehidupan antarbudaya. Lanskap Komunikasi Interpersonal sedang berubah dan  pola serta interaksi sosial antarbudaya cenderung menurun.Â
Kelompok tradisional dalam  komunitas dan masyarakat dicirikan oleh pola  interaksi sosial di antara anggotanya yang mengedepankan pemahaman dan kepentingan bersama serta memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Media massa menyajikan berbagai informasi dan  pengetahuan baru dalam skala yang sangat besar.Â
Hal ini memudahkan pemahaman tentang karakteristik budaya lain (outgroup). Semakin besar pemahaman seseorang terhadap budaya lain, maka semakin besar pula potensi komunikasi lintas budaya yang  lebih efektif.