Mohon tunggu...
Syahnanto Noerdin
Syahnanto Noerdin Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Media Televisi yang suka jalan-jalan

Nothing special just journalist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pembicara Webinar, Cara Produktif dan Kreatif di Tengah Pandemi Covid-19

1 Maret 2021   17:04 Diperbarui: 1 Maret 2021   17:20 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi Kelas Webinar | dokpri

COVID-19 belumlah berakhir. Masa pandemi COVID-19 tentu menjadi tantangan baru bagi setiap orang. Banyak hal yang harus diadaptasi untuk menyesuaikan diri dengan situasi.

Tak dapat dipungkiri, pandemi ini telah mempengaruhi aktivitas banyak orang. Ada yang mendapatkan pengaruh positif maupun sebaliknya. Salah satu rintangan yang seringkali dihadapi adalah mencari cara agar tetap produktif dan kreatif di masa pandemi.

Kendati, kini telah ada kebijakan new normal, setiap orang tetap diwajibkan menjaga jarak dan mengikuti sejumlah protokol kesehatan. Bagi kamu yang masih beraktivitas di rumah, ada beragam cara untuk menyiasati persoalan tersebut. Salah cara agar tetap produktif dan kreatif di tengah pandemi yang bisa kita lakukan dengan berbagi ilmu dan sharing kemampuan kita melalui web seminar atau webinar.

Dampak pandemi telah mengubah tatanan kehidupan. Awalnya, seminar dilakukan di sebuah tempat dengan situasi formal maupun informal. Namun, kini dengan fasilitas internet, laptop, dan buku kamu sudah bisa mengikut seminar berbasis web atau yang lebih akrab dikenal dengan webinar.

Istilah webinar memang cukup familiar akhir-akhir ini. Pasalnya webinar jadi sarana efektif dan produktif di masa pandemi Covid-19. Dengan webinar, maka kita dapat melakukan pertemuan atau menyelenggarakan seminar maupun diskusi antar sesama walaupun saling berada di lokasi yang jauh.

Webinar adalah singkatan dari web seminar, yaitu seminar atau presentasi, pengajaran atau workshop yang dilakukan secara online atau melalui situs web atau aplikasi berbasis internet. Misalnya, pertemuan atau meeting tatap muka secara online yang disampaikan melalui media internet yang dapat dihadiri oleh anyak orang yang berada di lokasi berbeda-beda. Tekniknya, dalam seminar memungkinkan pembicara membagikan materi melalui media elektronik maupun internet. Sederhananya, melalui webinar ini, kita bisa dengan berinteraksi langsung melalui gambar (video) ataupun text (chat).

Kelas webinar ini menjadi pilihan saya saat Kognisi KG memberikan kesempatan untuk berbagi dalam elective class Kognisi "Citizen Journalism" atau jurnalisme warga. Kelas ini terbagi menjadi dua sesi pelaksanaannya yaitu hari Selasa dan Rabu, Tanggal 9 dan 10 Februari 2021 Mulai Pukul 19:00 hingga Pukul 20:30 WIB.

Pada Elective Class persembahan Kognisi kali ini, kita akan membahas mengenai bagaimana cara menjadi citizen journalist yang menerapkan etika pers serta cara memonetisasi berita dari sisi perspektif citizen journalist.

Citizen Journalism atau yang kerap disebut jurnalisme warga, akhir-akhir ini kerap menjadi perbincangan hangat karena di beberapa negara, citizen journalism memiliki kemampuan menjadi media alternatif bagi warga untuk mengakses informasi. 

Citizen journalism terus berkembang dan bisa dikatakan, kini menjadi pihak pertama yang memberikan informasi kepada masyarakat. Pada beberapa kasus, citizen journalism juga telah menyaingi eksistensi jurnalisme profesional televisi, surat kabar, dan radio hingga tidak jarang, konten berita dari citizen journalism banyak mengisi berita-berita di media-media berita televisi nasional.

Di sisi lain, saat ini semua individu memiliki kesempatan untuk menjadi citizen journalist dan banyak dari mereka yang memanfaatkan media sosial untuk memberitakan informasi-informasi terkini. 

Melalui profesi ini, individu bisa memonetisasi berita yang mereka punya ke beberapa pihak tertentu dan menjadi pendapatan bagi mereka. Citizen journalist turut memberikan banyak informasi penting seperti kondisi terkini saat terjadi bencana alam, demo, dan masih banyak lagi. Contohnya pada saat tsunami di Aceh, citizen journalist dengan blogger dan gambar video amatir yang diunggah di kanal Youtube, berhasil memberikan data multimedia sebagai informasi terkini kondisi di Aceh. 

Di sisi lain, ternyata para citizen journalist ini berhasil membantu menggalang dana besar dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia bagi para korban di Aceh.

Flyer / dok. Kognisi KG
Flyer / dok. Kognisi KG

Mengapa Citizen Journalism:

KECANGGIHAN teknologi komunikasi dan informasi, didukung kemudahan menulis berita dan menyebarkannya via internet. Dengan "sedikit" keterampilan menulis berita, edit foto dan video, semua orang bisa menjadi reporter, melaporkan setiap peristiwa yang mereka lihat dan dengar --sebagaimana layaknya wartawan profesional.

Peluang Citizen Journalism:

Kehadiran internet atau media online terutama media sosial blog, twitter, dan facebook, menjadikan era internet sebagai era "semua orang bisa menjadi wartawan" (everybody can be journalist).

Kini semua orang juga bisa memiliki media sendiri secara online Blog, Facebook, Twitter, Youtube, bahkan bisa membuat Radio Online dan TV Online sendiri. Setiap komunitas, perkumpulan, forum, juga bisa membuat media sendiri.

Jadi, intinya banyak cara yang efekif untuk kita tetap bisa produktif di masa pandemi ini. Manakah yang menarik bagi kalian menyelenggarakan webinar atau lebih fokus untuk menulis menghasilkan karya ilmiah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun