Mohon tunggu...
Syahnanto Noerdin
Syahnanto Noerdin Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Media Televisi yang suka jalan-jalan

Nothing special just journalist

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

New Media di Era Pandemi dan Jurnalistik Era New Normal

15 Juli 2020   13:13 Diperbarui: 15 Juli 2020   13:15 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu 15 Juli 2020 selama satu jam lebih, saya diminta untuk menjadi pembicara bersama jurnalis Kompas ID Mba Ayu Sulistyowati di Program Ngopie (Ngobrol Hapie) Siang di Sonora Bali 98.9 FM membahas New Media di Era Pandemi & Jurnalistik Era New Normal. Program yang dipandu Annoncher, Joni Putra ini juga disiarkan langsung melalui facebook Sonora Bali 98.9 FM dan www.sonorabali.com

Era "New Normal" Lahirkan Percepatan Disrupsi Media

Disrupsi tidak hanya sekedar perubahan, tetapi perubahan besar yang mengubah tatanan.

Sejatinya, pola penulisan jurnalistik maupun kode etik tidak boleh berubah, justru yang berubah hanya pola peliputan wartawan.

Perusahan pers di era pandemi ini bisa menerapkan semua protokol kesehatan, seperti menyiapkan masker, hand sanitizer, jaga jarak, dan lainnya. Kondisi finansial perusahaan pers yang sudah sulit menjadi alasan bahwa jurnalis dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya harus waspada.

Opsi kepada jurnalis dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya:

1. Spiritual Empowering. Artinya, tetap semangat dan berdoa melakukan kegitan jurnalistik, dan ini diperlukan sebagai awal dalam memulai kerja

2. Perlunya implementasi Physical Distancing/Face Distancing. Artinya, tetap jaga jarak tubuh maupun wajah dengan orang lain, termasuk dengan narasumber. Hindari dahulu wawancara tatap muka, kecuali urgent yang terpaksa. Maksimalkan perangkat penunjang kegiatan tugas jurnalistik dengan wawancara lewat telepon, WA ataupun lainnya.

3. Lakukan Social Connecting. Artinya, tetap melakukan koordinasi dengan teman kantor dalam menunjang tugas jurnalistik. Terutama dengan reporter, redaktur, redpel, pemred maupun lay out. Begitu juga harus menjaga hubungan baik dengan narasumber.

4. Digital Applying. Artinya, manfaatkan aplikasi digital dalam menunjang tugas peliputan dalam menggali berita yang diperlukan. Maksimalkan wawancara teleconfrence lewat zoom, google meet, hangouts, WA, Instagram dan lainnya.

Apalagi, di era pandemi sekarang layanan aplikasi digital paling populer bagi kerja dunia jurnalis.

Era Pandemi Covid-19 telah mengangkat popularitas sejumlah media sosial atau new media, seperti Facebook, Instagram, dan Youtube, dan lainnya. "Era pandemi Covid-19 dan PSBB ini, penggunaan media sosial meningkat signifikan.

New media itu sendiri, merupakan terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi dan terhubung dalam jaringan.

Secara sederhana, new media tercipta akibat ada interaksi masyarakat dengan komputer atau smartphone dan internet. Muara itu semua adalah terjadinya pertukaran informasi. Selain juga dimanfaatkan sebagai media hiburan, media sharing, dan media sosialisasi.

Besarnya kebutuhan untuk mendapatkan layanan internet yang mumpuni menjadi fenomena baru dalam tatanan kehidupan. Melalui media sosial, warganet menyampaikan keluh-kesah yang sedang dirasakan.

Sebuah perubahan hidup dasar masyarakat saat ini. Masyarakat disuguhkan kemudahan dengan adanya kebutuhan baru yaitu internet.

Data yang dihimpun Nielsen di semester awal tahun 2020, penetrasi penggunaan media sosial mencapai 80 persen, sedangkan media mainstream seperti televisi di peringkat dua dengan 77 persen.

Peran media di tengah proses adaptasi ke tatanan normal baru sangat vital. Pemerintah dalam hal ini tidak bisa bekerja sendiri untuk menyosialisasikan tahapan adaptasi sehingga memerlukan edukasi dari sebuah keakuratan informasi.

Media dalam new normal saat ini menjadi penting, paling utama adalah media wajib memberikan asupan informasi yang bersifat edukasi dan ajakan menyesuaikan diri sehingga media diharapkan dapat mendistribusikan informasi yang sesuai dengan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan.

Peran media memberikan edukasi bagaimana sikap masyarakat di era new normal serta mengajak masyarakat menyesuaikan diri di era new normal.

Media wajib memiliki peran dan fungsinya sebagai wahana informasi terkait protokol kesehatan. Ini dirasa perlu dengan harapan media dapat menekan rasa panik masyarakat terhadap wabah Covid-19.

Informasi yang membangkitkan kesadaran sosial, pemberitaan yang meningkatkan rasa optimisme sehingga menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat.

Sejak Covid-19 muncul di Indonesia, terjadi peningkatan jumlah penonton televisi. Hampir sebagian besar masyarakat ingin mengetahui informasi tentang perkembangan Covid-19 dari hari ke hari.

Kondisi ini berbanding terbalik, di mana sebelum pandemi Covid-19, media televisi tidak begitu banyak ditonton.

Hal Ini perubahan yang terjadi. Jika sebelumnya televisi tidak begitu diminati, kini sejak pandemi Covid-19, televisi menjadi perhatian masyarakat. Selain televisi, juga terjadi kenaikan penggunaan aplikasi streaming di dunia.

New normal adalah sebuah kebijakan. Artinya ada keadaan tertentu yang memang harus diputuskan oleh pemerintah untuk memberlakukan kebijakan new normal.

Disinilah media harus berperan. Yakni menyosialisasikan kepada masyarakat tentang apa itu new normal. Bukan hanya menarasikan, tapi tugas media juga memperjelas sesuatu yang masih remang-remang atau menyingkap sesuatu yang masih tersembunyi.

Pers sekarang selalu dibayang-bayangi oleh media sosial. Bahkan banyak pihak yang ingin menggunakan media sosial untuk melakukan kebijakan atau memang menggerakkan sesuatu yang berlawanan dengan kondisi dan fakta yang sebenarnya sehingga terjadi saling serang para netizen.

Ketika kondisi saling bantah antara para netizen itu, menurutnya, media massa akan menjadi penengah yang bisa menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi.

Pers itu nanti yang bisa menjelaskan kepada msyarakat tentang sesuatu yang masih tersembunyi itu. Misalnya soal kebijakan pemerintah yang belum tersampaikan secara transparan.

Masyarakat harus paham tujuan new normal. Media harus mengungkap tujuan ini. Kemudian media dapat mengambil sikap apakah mendukungnya atau justru menolaknya.

Ada tiga fungsi media di era new normal ini:

  1. Menarasikan sebuah kebijakan
  2. Mengkritik kebijakan tersebut dengan kritik yang membangun.
  3. Mempersuasi atau mengajak masyarakat untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Media perlu memberikan contoh.

Tiga periode yang terjadi selama pandemi Covid-19.

  1. Periode adaptasi, bagimana tim media harus menjaga jarak dan bekerja dengan pola baru yakni protokol kesehatan
  2. Periode inovasi. Di sini media melakukan perubahan program dan harus terbiasa menggunakan teknologi untuk urusan wawancara dan siaran.
  3. Periode edukasi, apa yang didapatkan media disampaikan kepada masyarakat. Terutama tentang panduan kesehatan, kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan berita-berita yang memberikan informasi yang positif kepada masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun