"Boleh," dengan ringan Kimaya menjawab. Toh nanti aku bisa bilang sibuk konsultasi skripsi, pikirnya.
Walau agak ragu dengan jawaban cewek itu, Tommy tetap membiarkan hatinya senang.Â
---
Di acara farewell anak magang dan staff perusahaan, Sally menempel terus pada Tommy. Setiap kali cowok itu duduk, di sebelahnya selalu hinggap Sally, dan tidak ada kursi kosong tersisa. Ketika pergi ke bar untuk menambah pesan minuman, Sally sudah siap di sampingnya, mengambil pesanannya.
"Kamu kok kayak tukang parkir malam ini, Sal?" Tommy mulai terganggu. Dari awal acara, Kimaya tidak terlihat sendirian, selalu di tengah kumpulan teman-temannya. Dia perlu memastikan sesuatu padanya.
"Tukang parkir?" Sally kaget dan tidak paham dengan kode itu.
"Tiba-tiba muncul di manapun aku berada," kata Tommy sambil melenggang pergi menjauh, mencari cowok-cowok intern satu timnya sebelumnya. Didengarnya Sally mendengus kesal. Tommy mengulum senyum. Paling tidak, ada beberapa menit tanpa Sally yang kesal.
"Hey, Tom, Kimaya mana?" Kevin yang ada di ujung meja di mana cowok-cowok berkumpul memanggilnya. Tommy kaget, apa yang mereka pikir tentang aku dan Kimaya, ya? Â
"Ah, Kev, kamu sudah tidak tahan lagi, ya?" seru teman-teman lainnya.
"Tidak tahan apa?" Tommy bertanya.
"Kevin mau nembak Kimaya, dia kan suka sama teman satu tim kamu itu, merasa sangat cocok, hahaha," Brian nyeletuk di sampingnya. Dagu Tommy terasa mengeras, dia tidak mengenali perasaan ini, tapi yang jelas, dia tidak nyaman.