Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Februari untuk Kimaya

17 Desember 2023   14:00 Diperbarui: 17 Desember 2023   14:00 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyum cerah merekah di wajah Kimaya. Sahabat barunya di tempat magang, Tommy, mengingatkan semua kehidupan di dunia nyata. Magang selesai tapi relasi dengan atasan dan rekan di kantor perlu dijaga. Mereka aset penting untuk masa depan. Itu kata-kata Tommy yang langsung dia iyakan.

Pintu dia buka dan melihat pemandangan yang mengagumkan. Tadi memang Tommy terdengar berteriak brutal, sangat tidak sopan. Tapi saat ini mata Kimaya melihat cowok elegan dengan kacamata hitam, berpakaian kemeja rapi biru muda dan jeans, bersender di mobil SUV hitam. Maskulin dan bertanggung jawab. Pemakai kacamata hitam itu tersenyum manis.

"Tidak usah ganti baju, ayo berangkat!" muncul perintah yang Kimaya butuhkan dalam suasana galau antara Yuda dan Adian tadi. Tommy membuat mereka terlupakan.

"Hey, kamu ingat warna kesukaan mereka?" di mobil, Tommy langsung memberondong Kimaya dengan pertanyaan-pertanyaan teknis seputar rekan mereka yang akan dibelikan kenang-kenangan. "Atau mereka pernah bilang butuh apa? Tumbler? Kayaknya mereka jenis yang setia pada satu tumbler, ya? Pouch? Ah, nope! Mousepad dengan nama mereka? That would be nice!"

"Kamu ini pidato atau presentasi, sih, Tom?" Kimaya geli, dengan Tommy dia tidak perlu berpikir. Cowok ini sudah mengatur setiap detik yang mereka habiskan bersama. Lucunya, Kimaya cocok dengan cara pemikiran orang unik ini.

"Kamu udah ada ide apa, emangnya?" Tommy menoleh ke arah Kimaya yang terkesiap diserang tatapan elang cowok itu.

"Mousepad aku setuju, hanya kita perlu bikin desain dan waktunya butuh beberapa hari. Tadinya aku mau kasih mereka plakat ..." Kimaya langsung terbahak ketika Tommy tiba-tiba kaget dan mengerem mobil mendadak. Untung tidak ada kendaraan di belakang mereka.

"Gila kamu, Kim! Ah kamu emang gila," Tommy melanjutkan menginjak gas sambil mengelengkan kepala. "Bilang aja kamu belum mikirin hal ini. Sibuk mikirin apaan sih?"

Kimaya menikmati wajah kesal Tommy. Temannya ini paling enak dilihat ketika tidak ada senyuman di mukanya. Dia punya wajah playboy, tampan dan manis, tersenyum sedikit bikin cewek-cewek meleleh, menyerah di hadapannya. Kimaya tidak suka personality itu pada Tommy. Lebih baik dia pasang muka sedih, marah atau kecewa. Lebih berkelas.

Mereka tiba di toko pemesanan suvenir. Dengan sigap, Tommy membukakan pintu mobil Kimaya. Dia suka berlagak gentleman. Kimaya sangat tahu candaan ini jadi dia tidak pernah berpikir yang lain akan tindakan Tommy yang kadang diimpikan cewek-cewek. 

"Aku terima telpon dulu, kamu masuklah sana," suara deringan HP terdengar di saku kemeja Tommy. "Halo, ada apa? Aku sudah pergi sama Kimaya. Sorry."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun