Tangan Kimaya menepuk-nepuk tangan Yuda yang ada di meja, seakan mau mengucapkan terima kasih. Adian hanya bisa mengangguk.
"Thanks," lalu Kimaya minum lemon teanya sampai habis.
Adian perlahan berdiri di depan Kimaya. Cewek itu hanya menatap heran.
"Hug?" kata Adian sambil membuka kedua tangannya lebar-lebar. Dia sudah kepalang basah, terlalu ingin memeluk Kimaya di suasana yang menurutnya sangat mendukung ini.
Kimaya membuat senyum yang sama dan menyambut tangan Adian yang terbuka. Mereka berpelukan erat.
Adian lega karena Kimaya tidak menolaknya. Kimaya lega karena akhirnya dia bisa mengubah mindsetnya karena Adian. Mona tidak mungkin membuatnya begini.
Satu jam selanjutnya, mereka mengobrol hal-hal ringan, bukan tentang Yuda lagi. Camilan sedikit demi sedikit habis juga. Setelah tandas, Kimaya mengajak Adian balik ke rumah.
"Sebenarnya dekat, aku jalan aja bisa," Kimaya mengubah ajakannya. Kegiatan jalan di malam yang sepi menginspirasi pikirannya.
"Aku temani," Adian segera ke kasir dan menitipkan mobilnya.
Kimaya sudah mendahului jalan ke pintu keluar tapi berhenti di pinggir jalan. Dia menoleh ke belakang, memastikan Adian mengikutinya. Adian tersenyum melihat sikap Kimaya ini. Eh, Kimaya membalas senyumnya. Hati cowok itu menjadi ringan, bahkan ingin melompat-lompat menuju ke arah Kimaya berdiri.
"Dingin," kata Kimaya sambil memasukkan tangannya ke saku jaket.