"Aku Adian, dari Jogja," katanya sambil mengulurkan tangan. Harus dimulai dengan cara yang benar untuk mendapatkan informasi yang berharga.
"Aku Rema," dia membalas salam Adian. "Mau apa kamu ke sini?"
"Sebenarnya aku mencari Kimaya, eh malah dengar yang enggak-enggak tentang dia. Sorry, bro," Adian mengalah.
"Kamu kenal Mona, kan? Tanya saja ke dia," kata Rema ringan.
"Aku nggak punya kontaknya," akhirnya Adian mengaku dengan malu.
"Kasih kontak kamu, nanti aku kasihkan ke Mona," Rema sangat diplomatis, pikir Adian, dia main aman, tidak mau memberi informasi langsung.
Adian memberikan kartu nama yang baru saja dia buat karena proyek lapangan ini. Semua nomor telpon dan alamat emailnya serta posisi dia sekarang sebagai ketua proyek ada di situ. Dia ingin Kimaya tahu semuanya tentang dia.
"Hmm," kata Rema sambil membolak-balik kartu nama tersebut. Keren, pikirnya, atau sombong? Tapi Rema tidak peduli, misinya hanya ingin membuat kesan baik saja tentang mahasiswa Udayana.
"Oke, bro, aku janji kasih ini ke Mona, tapi apa dia mau kontak ke kamu atau tidak, bukan urusanku, ya?" pungkas Rema, lalu kembali ke warung tadi.
Adian merasa usahanya sudah cukup untuk saat ini. Dia tinggal menunggu telpon, entah dari Mona atau Kimaya.
---