Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengenal Budaya Korea dengan "Hospital Playlist"

28 November 2022   18:22 Diperbarui: 28 November 2022   18:35 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima Sahabat, sumber: koreabyme.com

Drama Korea Serial "Hospital Playlist" tentang 5 dokter spesialis ini terdiri dari 2 season yang rilis tahun 2020 dan 2021. Keduanya masing-masing hanya 12 episode namun durasinya bisa 1,5-2 jam. Kelihatan lama ya, tapi tidak melelahkan karena banyak cerita tentang pasien dan keahlian para dokter tersebut. 

Persahabatan antara (sesuai urutan foto di atas) Yang Seok-Hyeong, Lee Ik-Joon, Ahn Jeong-Won, Chae Song-Hwa dan Kim Jun-Wan dimulai sejak kuliah angkatan 1999. Lalu mereka punya ambil spesialis berbeda, sesuai urutan: obsgyn, trasnplantasi liver, anak, syaraf otak dan jantung. 

Hebat-hebat mereka, ya? Diceritakan mereka bertemu di Seoul National University. Tentu saja representasi kampus SNU yang ditonjolkan karena termasuk ivy league - kampus terhebat di Korea. Dikenal dengan SKY: SNU, Korea University dan Yonsei University. Kalau pernah menonton kdrama SKY Castle pasti paham.

Too good to be true dalam serial ini hanyalah tentang jurusan kedokteran mereka dan SNU, sangat diimpikan semua orang Korea, dan bekerja di Yulje Medical Center, sebuah rumah sakit besar dan terkenal di Seoul.

Lalu apa yang terjadi di masyarakat Korea sehari-hari? Berikut yang saya temukan.

1. Seoul National University

Sebagai alumni SNU, kelima sahabat itu dipastikan pintar dan mendapat posisi pekerjaan yang baik. Mereka berasal dari keluarga berkecukupan atau bahkan ada yang kaya sekali. Jeong-Won ayahnya menjadi CEO Yulje. Seok-Hyeong ayahnya pebisnis dan duitnya sampai bingung mau diapakan.

Masuk ke SNU sangat susah. Semua calon mahasiswa dipastikan sudah mempersiapkannya jauh-jauh, bahkan sejak SD sudah kursus atau les tambahan supaya mendapat nilai bagus ke jenjang berikutnya, akhirnya nanti sampai ke SNU.

Embel-embel alumni SNU juga menjadikan seseorang mendapat kelas sosial yang tinggi. Song-Hwa pernah mau dijodohkan dengan kakak salah satu pasien, salah satu alasan yang membuat calon ibu mertua tertarik adalah karena dia lulusan SNU. Reputasi SNU memang membuat kehidupan alumninya dipastikan sukses dan lancar.

2. Yayasan Daddy Long Legs

Jeong-Won mendirikan yayasan sosial ini secara diam-diam, walau akhirnya dua temannya ikut terlibat karena tidak sengaja ketahuan. Yayasan ini membantu pasien yang kesulitan keuangan.

Pembentukan yayasan ini perwujudan masyarakat Korea yang suka berdonasi. Mereka terlihat acuh tak acuh tapi bila sampai ke donasi dan membantu yang kesulitan, mereka akan berbondong-bondong menyumbang. 

Budaya donasi memang sangat kuat di Korea. Ada teman Korea yang bercerita dia menyumbang rutin ke beberapa yayasan. Ada yayasan panti jompo, anak asuh, kanker anak atau melalui gereja yang mengelola sesuai kebutuhan.

3. Blind Date

Latar waktu drama Korea ini sesuai tahun rilisnya tahun 2020-an. Dibuktikan dengan bentuk HP yang sudah touchscreen dan adanya Instagram. 

Tahun-tahun ini sebenarnya tahun keprihatinan bagi generasi tua karena trend generasi muda yang tidak mau menikah dan punya anak. Atau susah mencari jodoh karena kelas sosial berdasarkan asal pendidikan tadi.

Dari kelima sahabat itu yang pernah menikah adalah Ik-Joon dan Seok-Hyeong. Mereka berdua cerai. Hanya Ik-Joon yang punya anak laki-laki. Diceritakan keduanya menyukai Seong-Hwa tapi dokter cewek itu menolak dan satunya salah paham saja. Gemes deh.

Kesalahpahamannya karena blind date tersebut. Karena susah mencari jodoh, biasanya orang Korea memakai aplikasi atau agen cari jodoh atau minta tolong teman untuk dikenalkan. Ini disebut proses blind date, walau tidak blind-blind banget karena bisa sudah tahu namanya dan foto sebelumnya kalau temannya teman.

4. Donor Organ Tubuh

Masyarakat Korea mempunyai kebiasaan donasi seperti di nomor 2 tadi. Tidak hanya berupa uang, tapi juga berupa organ tubuh. Ketika hidup mereka sudah mendaftarkan ke lembaga donor organ tubuh bila meninggal. 

RS Yulje mengurus semua persyaratan dari administrasi sampai kualitas organ tubuh. Lembaga yang memvalidasi donor tersebut disebut KONOS. Bila transplantasi dari orang hidup harus dari keluarganya dan lebih mudah administrasinya, hanya emosinya yang kadang bikin konflik.

Bila donor organ tubuh dari teman, penyelidikan oleh KONOS sangat menyeluruh dan rumit. Katanya untuk menghindari jual beli organ tubuh. Pertemanan ini harus dibuktikan dari foto-foto berdua, saling datang di acara keluarga masing-masing dan menyetujui segala resiko menjadi donor.

5. Individualisme

Jun-Wan yang dokter spesialis jantung mewakili ciri khas masyarakat Korea yang individualis. Umumnya kita menganggap ini jelek, tapi sebenarnya tindakan individualis ini lebih ke tidak kepo dan tidak mengurusi urusan orang lain, bila tidak diminta. 

Jun-Wan sangat sering menegur dokter lain atau perawat yang suka menggosip dan mencari tahu urusan pasien atau sesama kolega. Dia selalu mengatakan itu bukan urusan kalian. 

Masyarakat Korea terkesan tidak ramah dan kurang berkomunikasi. Mereka memang menghargai privacy masing-masing. Namun, bila kita menyapa dan minta tolong, mereka akan dengan senang hati membantu. Misalnya kita tanya arah jalan, mereka tidak hanya menunjukkan arahnya, tapi bahkan sampai mengantar ke tempat terdekat dan memastikan kita tidak tersesat.

Selain kelima ciri khas masyarakat Korea di atas, masih ada lagi tentang sikap ibu mertua kepada menantu perempuan, perselingkuhan, patriarki dan hal lain yang cukup negatif tapi umum terjadi di budaya lain. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun