Salah satu yang masuk dalam daftar travel story kita adalah membeli oleh-oleh. Bukan hanya karena kebiasaan, tapi juga salam sapa orang yang tahu kita pergi selalu bilang, "Oleh-olehnya, ya?" Padahal dia kasih uang saku saja enggak, haha.
Oleh-oleh ini wajib kita berikan pada sanak saudara dan teman yang terutama direpotkan karena kita pergi. Entah karena pekerjaan mereka tambah banyak, atau mereka kita kasih titipan piaraan atau malah rumah yang kosong.
Selain itu, baiklah kita berbagi kebahagiaan karena bisa pergi ke suatu tempat yang mungkin rekan dekat kita belum pernah mengalaminya. Paling tidak mereka mendapatkan token atau kenangan tentang tempat tersebut seakan mencicipi mengalaminya.
Salah satu rekomendasi yang saya sampaikan adalah bila pergi ke Korea atau tepatnya ke Seoul. Tempat ini istimewa, terutama karena Korean Wave dan juga sebagai ibukota Korea Selatan. Banyak lokasi terkenal dan penting di budaya pop tersebut.
Oleh-oleh atau suvenir yang kita siapkan ada beberapa jenis.Â
1. Tujuan: untuk kita sendiri atau orang lain
2. Jenis: ringan atau bebas
3. Tipe: bermerek atau khas Korea
4. Macam: makanan atau barang
Semua keputusan tergantung waktu berbelanja kita dan budget, tentu saja. Berikut berdasarkan pengalaman saya sendiri.
Tujuan pembelian untuk saya sendiri adalah hobi koleksi bendera dan magnet. Untuk orang lain, yang ringan dan khas Korea, terutama karena bagasi saya terbatas. Karena untuk banyak orang, belinya ya yang rame-rame supaya tidak overbaggage.
Karena tujuan tersebut, saya menemukan 3 lokasi shopping suvenir: Dongdaemun, Insadong dan Namdaemun. Ketiganya pasar tradisional dan ada pasar malamnya. Kadang buka sampai pagi, tapi ada juga yang tutup jam 5 sore. Tepatnya bisa kita cek dulu di google karena selalu ada update.
1. Dongdaemun
Pasar ini terbesar diantara ketiganya. Banyak gedung-gedung shopping center yang berlantai banyak, bisa sampai lantai 7. Lokasinya sangat luas dan yang dijual sangat bermacam-macam. Buat yang suka pernak-pernik, pasar ini terlengkap.Â
Hanya saja kita butuh banyak waktu untuk berjalan dan berkeliling karena saking besarnya. Pengalaman saya, saya belum menemukan toko suvenir, bukan karena tidak ada tapi karena waktu saya hanya sejam di sana. Jadi belum jodoh saja.
Ada toko kain, toko perhiasam emas dan perak atau pernak-pernik. Berbagai macam tas dan asesoris sangat banyak. Hampir seperti Glodok jaman dulu deh. Kita harus review tempat dulu untuk mencari barang yang kita butuh. Kalau tidak, kita habis waktu hanya untuk berkeliling.
Untuk harganya, karena perbandingan saya adalah suvenir, pasar ini paling mahal dibanding ketiganya. Jangan bandingkan dengan toko atau lokasi suvenir di jalan-jalan, ya. Kalau bukan di pasar, toko bebas begitu sangat mahal.
2. Insadong
Lokasinya mirip Malioboro jaman dulu dan sekarang. Nah bingung, kan?
Seperti jaman dulu karena kiri kanan ada penjual kaki lima di depan toko. Seperti jalan sekarang, karena tidak ada kendaraan yang lewat. Ada satu-dua tapi sepi dan sangat perlahan. Jalanannya juga cukup luas.
Barang-barang di Insadong selengkap Dongdaemun tapi tidak banyak tokonya. Panjang jalan sepertiganya Malioboro. Jadi kalau kita hanya menyusuri tanpa mampir kanan kiri, paling 15 menit untuk jalan sepanjang 700-an meter.
Saya menghabiskan waktu 1,5 jam di sana karena ada lokasi bernama Insadong Art & Craft Center: Ssamziegil. Lokasi ini masuk dari jalan utama dan terdiri dari 5-6 lantai. Banyak sekali toko-toko kecil di sepanjang jalan naik ke atas tanpa tangga. Kita tidak terasa naik terus sambil berputar. Studio kecil untuk ketrampilan tangan ditawarkan.
Banyak aktivitas bisa dilakukan di sini bersama keluarga dan teman. Saling bikin barang crafting dari kayu, kain atau bahkan menggambar. Mungkin kegiatan ini banyak juga muncul di drama-drama Korea kalau sedang PDKT.
Harga suvenir di sini 500 KRW lebih murah daripada di Dongdaemun. Tokony abanyak jadi kita bisa keliling dulu sampai ujung sambil menghapalkan barang apa yang mau diincar dan harganya juga.
3. Namdaemun
Dua lokasi rekomendasi teman hanya di Dongdaemun dan Insadong. Saya menemukan Namdaemun di YouTube, karena kebiasaan saja sering review lokasi dan suasana dulu sebelum ke TKP. Eh, menemukan satu lokasi yang namanya mirip-mirip Dongdaemun.Â
Mun itu artinya gate atau pintu gerbang. Jadi dua pasar tersebut memang dibuka dengan pintu gerbang. Yang di foto di atas adalah Namdaemun karena pilihan istimewa saya. Satu, murah, dua macamnya banyak, setengahnya Dongdaemun. Lengkap dan ramah tamah para penjualnya.
Saya bahkan kenal dua penjual yang bisa berbahasa Indonesia. Hantaek berjualan di jalanan di pasar. Harganya murah hampir tak masuk akal. Magnet satu set isi 9 bisa hanya 2,000 KRW (2022). Satu lagi Kak Salma di Daedo Community Center. Lokasinya di lantai dua, masuk ke gedung. Hangat sih.
Saya menjadi langganan Kak Salma karena selain murah, dia bisa berbahasa Indonesia juga. Saya bisa tanya-tanya seputaran suvenir yang dia tidak jual misalnya bendera dan botol soju kecil.Â
Yang saya beli ada permen dan jelly ginseng buat rame-rame. Yakkwa, roti untuk raja-raja. Pembatas buku yang harnyanya 50% lebih murah daripada di Insadong dan Dongdaemun, seharga 800-1,000 KRW - selain sangat khas Korea, juga sangat ringan dan elegan.
Kaos berkualitas bagus pun harganya seperempat di Myeongdong. Eh ini ada nama baru ya, ya di daerah Myeongdong ada pasar malam tapi tidak luas.
Asiknya ketiga lokasi pasar ini berdekatan. Insadong sangat dekat dengan Dongdaemun, jalan sekitar 15 menit. Namdaemun terjauh tapi semua lokasi dekat dengan Myeongdong.
Selamat berencana berbelanja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H