Lea tidak tahu apakah dia beruntung. Dari sisi Osa sebagai seleb, dia sangat beruntung mendapat perhatian spesial dari Osa. Tapi dari apa yang dia rasakan, semuanya serba tidak jelas, ketidakpastian bukan sesuatu yang menguntungkan.Â
Dia ingin segera kembali ke Jakarta karena perasaannya pada Osa semakin kuat, Sumba juga mengingatkan proses ini yang sangat tidak menyenangkan.
Lea menghabiskan waktu sekolah SD dan SMP di Sumba. Maka, ketika diajak Osa tanpa berpikir panjang dia menyetujuinya. Setelah SMP, dia tidak pernah lagi menginjakkan lokasi ini. Pengalaman waktu kecil pun tidak banyak, karena semua serba bergantung pada orang tua.
Selain itu, cinta monyet yang terjadi di Sumba berhasil dia lupakan. Hanya saja, pantai dan air memancing semua ingatan yang sudah hilang di memori.Â
Waktu SD, Lea suka sama cowok yang sangat populer di sekolahnya. Wajar, kan? Cowok itu cakep, juara, ramah dan jago musik. Semua orang mudah jatuh cinta padanya, termasuk Lea. Keberuntungan di pihaknya karena cowok itu pindah rumah menjadi tetangganya satu gang.
Mereka sering berangkat ke sekolah bersama, satu kelas di kelas V dan VI walau tidak sebangku. Ketika SMP juga di sekolah yang sama. Tidak ada pengumuman tentang hubungan mereka. Tapi Lea merasa sangat dekat dengan cowok itu, sahabat, bahkan mungkin seperti saudara karena orang tua mereka juga dekat.
Ketika lulus SMP, cowok itu bilang kalau ada teman sekolah yang nembak dia tapi belum dia jawab. Dia ingin tahu pendapat Lea. Namun sebelum semua itu terjadi. Cowok itu meninggal karena tenggelam di suatu kolam renang karena kram perut dan terlambat ditolong. Tragis dan penuh misteri.Â
Ketika SMA, keluarga Lea pindah ke Jakarta sampai sekarang.
Lea tidak menduga memori ini mempengaruhi hidupnya saat ini. Hanya saja dia tidak siap menceritakan kepada Osa, dan kepada siapapun. Terlalu sakit dan menyedihkan. Keputusan orang tuanya untuk meninggalkan Sumba sangatlah tepat. Lea tidak menderita terlalu lama.
Namun dia tahu, Osa menunggu ceritanya.
+