"Kamu mengejekku, ya?"
Osa lega Lea sudah bisa diajak bercanda. Cewek itu menurut, dia mencoba berdiri dan berjalan di gang menuju kamar mandi yang kebetulan antri.
"Kamu nggak bilang sebentar lagi kita mendarat?" kata Lea kesal ketika kembali ke tempat duduk. "Kamu juga tidak membangunkan aku. Aku mau ambil foto awan-awan sebelum silau kena matahari terbit."
Osa memilih Lea marah dan kesal daripada menangis. Dia layani omelan Lea yang sudah kembali seperti biasanya.Â
"Masih dua jam, ini juga matahari belum nampak, lihat saja jendelamu," kata Osa sambil tersenyum.Â
"Eh, kamu bilang apa sama Iva?" Lea ingat manajer Osa yang galaknya melebihi kucing kelahi.
"Aku cuma menunjukkan tiket kita."
"Oh, dia langsung paham, ya? Kalau Nael produser kamu?"
"Dia bilang aku butuh break setelah full syuting beberapa hari. Peruntungan ada di pihakmu, Lea."
"Kenapa aku untung?"
"Bisa aku antar."