Sudah beberapa bulan terakhir Nael kehilangan sahabatnya. Setelah syuting, Osa langsung menghilang. Setelah pertunjukan, Osa lenyap entah ke mana. HPnya tidak pernah off tapi telponnya tidak pernah diangkat Osa. Iva manajernya seperti menutupi sesuatu tapi tidak terlihat parah.
"Osa punya cewek lagi, ya?" untuk kesekian kalinya Nael mendesak Iva supaya memberitahu keberadaan Osa.
"Memangnya Osa pernah punya cewek?" tanya Iva. Ini untuk dirinya sendiri juga sih. Selama dia menjadi manajer Osa, cowok itu belum pernah menjalin hubungan serius, kecuali yang terakhir ini, pun ini tidak jelas.
"Di medsos selalu banyak ceweknya," kata Nael ngawur. "Yang penting, di mana Osa? Bagaimana aku bisa bicara dengannya. Ada proyek penting."
"Aku manajernya, bicara sama aku saja," kata Iva tenang. Dia sangat tahu, Nael tidak bicara proyek bisnis.
"Tidak bisa, hanya Osa yang mau aku ajak bicara," ternyata Nael bisa juga keras kepala. "Osa akan rugi kalau melewatkan proyekku ini."
Iva tidak sekalipun melihat ada kerugian apapun kecuali yang ditimbulkan oleh Lea, cewek terdekat Osa saat ini.
Keduanya saling keras kepala, mata mereka saling melotot. Tidak ada kesepakatan sampai mereka berpisah sendiri-sendiri ke studio masing-masing.
---