"Aku cuma foto sama kamu, Lea," jawaban Osa membuat jantung Lea terasa mau copot. "Mungkin para cewek itu yang punya. Aku hanya menyimpan foto 3x4 hitam putih fotoku sendiri di dompet, kalau dibutuhin TU sekolah."
"L-lalu mantan-mantan kamu sekarang bagaimana?" Lea agak terbata, dia malu sendiri mendengar kegugupannya.
"Kan kamu tahu aku kuliah di Amerika? Lalu aku jadi pemusik dan main film, sudah terperangkap aku dalam kerutinan dan keterbatasan tanpa reuni satu pun. Aku tidak tahu di mana mereka dan tidak pernah cari tahu," kata Osa ringan. Dia tidak terdengar menyesali nasibnya.
"Kalau kamu bertemu salah satu dari mereka, apa yang ingin kamu katakan?" Lea penasaran. Dia tahu dia sudah kelewat batas dengan mempertanyakan ini, tapi sudah terlanjur terucap.
"Hey, mau aku bikinin lagu apa?" jawab Osa langsung sambil mempraktekkan aktingnya seakan Lea yang menjadi mantan yang ketemu.
Lea melongo. Osa tegelak.
"Jangan khawatir Lea, semua lagu yang aku ciptakan setelah ketemu kamu, itu untuk kamu semua, tidak untuk yang lain," kata-kata Osa menyadarkan Lea bahwa seharian ini sudah kedua kalinya ini cowok itu menegaskan bahwa Lea istimewa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI