Kari membawa pedang yang terbalik. Sesuai kesepakatan bersama, pedang Kari tidak akan untuk membunuh, hanya akan melumpuhkan. Sebelum berangkat melanjutkan pencarian, pedangnya dia balik yang tajam mengarah padanya.
"Bagaimana kamu pakai pedang itu?" tanya Noam penasaran. "Bagaimanapun itu kan tetap pedang?"
"Aku sudah menguasai jurus totok darah," kata Kari membanggakan diri. "Ujung pedang dan mata yang tumpul hanya untuk menotok darah musuh. Mereka hanya aku lumpuhkan. Mau coba?"
Kari menghunus pedangnya ke arah Noam yang berjingkat menjauh.
"Hey, sudah becandanya, kita harus segera bergerak menuju sungai, jangan sampai teoriku gagal," kata Niel yang berambisi menelusuri sungai untuk menemukan jejak Agen X. Dia sudah merasakan kompetisi ketika mereka mulai terbagi dua kelompok.
Tak lama Kari menghentikan kelompok mereka. Tubuhnya menegang tapi matanya terpejam. Semua mengikuti gerakan yang sama.
"Nika menemukan sesuatu," bisik Kari. Dalam bayangan telepati mereka, semua bisa melihat Nika memegang sobekan kain berwarna hijau tua. "Teorimu gagal, Niel."
"Tidak mungkin," sergah Niel.Â
Nika lalu memanggil semua kawanan untuk bergabung. Niel bersikeras masih ingin menyusuri sungai. Pikirnya, petunjuk sobekan tadi mungkin saja salah.
Dari bisikan telepatinya, Nika membiarkan Niel memuaskan rasa penasarannya. Mereka sepakat untuk berkumpul di Pos Pertama tempat mereka akan mendirikan tenda. Dia memberi waktu dua jam dari sekarang.
"Kita lari  menyusuri sungai ini dan memicingkan mata untuk menemukan yang tidak biasa," kata Niel kepada Kari dan Noam. Dia sudah bersiap dengan kuda-kuda untuk lari sprint.